Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9

Assiry gombal mukiyo, 12 Desember 2014

Orang jawa atau penduduk nusantara itu yangg dicari musuh sejatinya ada didalam drinya sendiri..jadi mau diluar abang, ijo, kuning ndak masalah. Ini berbeda sama orang arab ketakutan mereka dalh kalau ada yang beda atau tampak lebih menarik dari kelompoknya.

Ini bukan mengenai agama tapi mengenai cara membaca realita. Dulu ketika remaja wktu gayeng-gayengnya kabar aliran sesat semua pada resah saya malah mau belajar kepada yang disangka sesat ...akhirnya dianggp nyeleneh oleh temen -temen saya.

Empat tahun terakhir ini malah saya tidak hanya mengucapkan selamat Natal, bahkan sering ikut misa Natal. Saya juga sering mengucapkan selamat misa kepada teman -teman saya yang katolik misalnya. Tapi itu semua tidak merubah pandangan saya bahwa Yesus adalah manusia biasa, bukan Tuhan. Teman saya juga banyak Romo dan Pendeta, tapi itu tidak membuat saya masuk Kristen. Saya mempelajari sejarah Kristen sejak jaman Yesus dalam Bible dan lainnya, sampai belajar pemikiran kristen yang kontemporer, tapi itu tidak sedikitpun membuat saya menjadi orang Kristen. Jadi yang teriak-teriak haram mengucapkan Natal itu imannya setipis selaput dara, kemudian imannya runtuh hanya oleh desakan fikiran yang tumpul saja hingga muncrat bersimbah kejumudan.

Mungkin temen -temen sekalian masih ingat Perayaan Natal di Kota Mojokerto yang tidak terlepas dari tewasnya anggota Barisan Anshor Serbaguna (Banser) dalam ledakan bom Misa Natal di Gereja Eben Haezer Mojokerto, 24 Desember 2000 silam.

Saat itu, Riyanto ditugaskan GP Anshor membantu polisi mengamankan perayaan misa.Singkat cerita Malam Natal, Riyanto seorang pemuda Muslim NU menjaga keamanan gereja yang penuh umat Kristen sedang misa. Tiba-tiba ditemukan tas mencurigakan, Riyanto sigap memeriksanya dan ternyata tas tersebut berisi bom itu meledak di dekapan Riyanto.

Duh Gusti yang agung saya sungguh bersimpuh malu. Apa kata yang diucapkan Riyanto wakt
u itu ?

Kata terakhir yang diucapkannya adalah 'tiaraaaaaaaap!!!'......................... Agar jamaah gereja selamat dari bom, Riyanto rela hancur berkeping -keping tubuhnya berserakan hingga 100 m.

Menurut Saya dialah Yesus kontemporer, yang berkorban demi humanisme( kemanusiaan ) tanpa memandang sekat apapun.Andai saja Nabi Muhammad masih hidup, Umat Islam yang membom gereja di mojokerto itu pasti langsung dihukum berat dan dikutuk dengan hadits. Siapapun yang mengganggu non muslim yang baik dan damai( dzimmy) sama saja dengan mengganggu Nabi Muhammad. SAW.( Al Hadist).
Waktu hidupnya, Nabi Muhammad SAW. tegas dengan melarang keras umat Islam menggangu apalagi ko sampai "ngrusuhi" atau melawan dan merusak kenyamanan non muslim yang baik dan damai.

Bahkan oleh Nabi, orang non muslim pun diperbolehkan sembahyang atau misa di masjid di jaman Nabi, begitu mulianya akhlaq Beliau.Sehingga Allah saja memujinya dalam Al Qur an ( wainnaka La'ala khuluqin adzim).

Pertanyaan saya umat Islam ini panutannya siapa? Yang dicontoh siapa? Ko perilakunya umat Islam lebih mirip Hitler dari pada mirip nabi Muhammad. Lebih suka memberi fatwa ini itu tanpa melihat sejarah secara luas.

Gus Dur itu cerdas dan progresif bukan karena ilmu ladzuni, tapi karena belajar dengan keras. Dia belajar kitab kuning, tapi juga belajar kitab putih kehidupan. Belajar Islam, tapi juga belajar marxisme, demokrasi, sosiologi, politik, ekonomi. Temannya dari semua kalangan dan agama, bahkan Yahudi pun ada. Kita ini yang belajar baru tahu halal dan haram secara tekstual dari pemahaman islam yang baru kulitnya sudah berani asal "njeplak". Jangankan tahu konstelasi politik ekonomi dunia, membaca kitab kuning saja kita kadang tidak bisa, Al Quran pun tahu artinya kalau ada terjemahannya.

Barangkali Allah pun bertanya kepada Gus Dur. Seperti peristiwa Musa kalimullah, digunung Tursina.
"Gus.... kamu itu beriman kepadaku apa ndak seh, ko katanya pernah dibaptis?"
Gus Dur : Duhai Gusti, Justru saya ini imannya yang paling kuat.
Allah : 'Koq bisa begitu?'
Gus Dur : 'Lha mau dibaptis seribu kali pun ndak ngaruh, mau masuk gereja, pura, klenteng pun ndak masalah, mau belajar atheisme, agnostisme, deisme pun oke-oke saja. Yang paling takut imannya runtuh dan godaan itu ya yang imannya paling lemah.
Allah : "Bener juga kamu Gus, gitu aja koq repot ya Gus".

About Elsya Vera Indraswari

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top