assiry gombal mukiyo, 4 Desember 2014
Acara Safari Seni yang diadakan Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi Al Quran PSKQ, pada hari ini Kamis 4 Desember 2014, yang dimulai dengan mengunjungi kediaman Kaligrafer Ustaz. Haji Purwanto Zain Spdi, menjadi semakin meriah dan berbinar dengan informasi bahwa salah satu santri juga pengajar di PSKQ Modern angkatan 2009 -sekarang yaitu Nukman dari aceh telah memenangi lomba kaligrafi tingkat Internasional yang ke 3 kalinya secara berturut -turut.
Saat riuhnya kebahagiaan itu memuncak, justru saya menangis dan meneteskan air mata kebahagiaan barangkali karena saya tidak bisa menggambarkan luapan kebahagiaan saya itu.Indonesia hanya dua orang yang memenangi pada Lomba kaligrafi Internasional pada tahun 2014 ini, Yakni Ustaz Haji Isep Misbah Sag. Jakarta yang menduduki juara 3 Dunia, dan Nukman santri sekaligus pengajar di PSKQ Modern yang mnduduki diperingkat juara saguhati diurutan ke 6 besar Dunia.
Jika Ustaz Haji Isep Misbah juara ke 3 tahun ini, maka saya tidak perlu heran karena beliau memang "Qiblat Al Kuttab" kiblat dan gurunya para kaligrafer indonesia. Ini anda akui atau tidak, diterima atau tidak itulah faktanya. dan Saya yakin Ustaz Haji Isep Misbah pun "ora patheken" la ubali, atau "ngga dipikirin" kalau mungkin diantara anda yang sudah merasa berguru dan mendapatkan syahadah dan sanad dari kaligrafer Turki tidak mengakui misalnya. Saya sendiripun banyak berguru dari karya-karyanya yang luar biasa itu.
Satu hal yang menjadikan kebahagiaan saya ini begitu berlimpah- ruah adalah saat Nukman memulai start membuat karya dan tashih akhir kepada saya, Nukman begitu antusias dan "menurut saja" apapun yang saya kritik dan berikan saran entah itu berkaitan dengan desain, komposisi huruf (tarkib) maupun kaidah setiap huruf. Barangkali inilah yang mnjadikan kunci pembuka gerbang keberhasilannya itu, bukan saya yang menjadi kuncinya tapi semangat untuk terus membenahi setiap karya yang saya anggap gagal, maka dia tidak pernah mengeluh dan terus menerus menggantinya hingga berlembar -lembar lauhah dari kertas waraq muqohhar yang terbuang bahkan tidak terhitung jumlahnya.
Seperti janji saya kepada Santri -santri PSKQ yang saya sampaikan saat mengajar di PSKQ Modern, bhwa ketika saya berhasil mengantarkan Nukman kepada kejuaraan lomba kaligrafi ketiga kalinya berturut -turut di tingkat Internasional, maka saya baru mau fokus dan ikut berpatisipasi mengirimkan karya dalam event internasional tahun depan. Karena saya ingin memberikan sepenuhnya fokus saya untuk santri PSKQ yakni Nukman dan lainnya.
Sesungguhnya target saya adalah "pengkaderan" bukan hanya mncari kejuaraan atas diri saya sendiri.
Apa hebatnya jika kita juara dan menang kaligrafi sendiri karena bukan itu yang saya cari dalam kehidupan ini.
Alangkah indahnya jika trik dan tips kejuaraan lomba kaligrafi baik event nasional, asean dan juga internasional tidak hanya mnjadi pengetahuan saya tetapi itu juga mnjadi pengetahuan siapa saja yang mau belajar Kaligrafi sesuai standar Internasional khususnya santri -santri PSKQ Modern.(Khoiru annas anfa'uhum li annasi)
Saya tidak memiliki kapasitas apapun baik dibidang kaligrafi dan lainnya. Lha wong menjadi diri saya sendiri saja saya telah gagal.
Tapi saya terus berdoa tanpa "sanad kaligrafi" yang saya miliki pun saya yakin bahwa Santri -santri PSKQ bisa mengikuti jejak Nukman.
Karena setiap ilmu yang saya ajarkan saya yakin bahkan ainu al yaqin bahwa sanad saya adalah Rasulullah.
Jika anda tidak percaya maka anggap saja saya telah mendapatkan syahadah atau sanad dari Iblis....heuheuheu.
Jadi tidak perlu kita persoalkan, seperti akhir -akhir ini ada segelintir kelompok yang mempersoalkan bahwa seorang Guru Kaligrafi harusnya memilki sanad kaligrafi.
Acara Safari Seni yang diadakan Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi Al Quran PSKQ, pada hari ini Kamis 4 Desember 2014, yang dimulai dengan mengunjungi kediaman Kaligrafer Ustaz. Haji Purwanto Zain Spdi, menjadi semakin meriah dan berbinar dengan informasi bahwa salah satu santri juga pengajar di PSKQ Modern angkatan 2009 -sekarang yaitu Nukman dari aceh telah memenangi lomba kaligrafi tingkat Internasional yang ke 3 kalinya secara berturut -turut.
Saat riuhnya kebahagiaan itu memuncak, justru saya menangis dan meneteskan air mata kebahagiaan barangkali karena saya tidak bisa menggambarkan luapan kebahagiaan saya itu.Indonesia hanya dua orang yang memenangi pada Lomba kaligrafi Internasional pada tahun 2014 ini, Yakni Ustaz Haji Isep Misbah Sag. Jakarta yang menduduki juara 3 Dunia, dan Nukman santri sekaligus pengajar di PSKQ Modern yang mnduduki diperingkat juara saguhati diurutan ke 6 besar Dunia.
Jika Ustaz Haji Isep Misbah juara ke 3 tahun ini, maka saya tidak perlu heran karena beliau memang "Qiblat Al Kuttab" kiblat dan gurunya para kaligrafer indonesia. Ini anda akui atau tidak, diterima atau tidak itulah faktanya. dan Saya yakin Ustaz Haji Isep Misbah pun "ora patheken" la ubali, atau "ngga dipikirin" kalau mungkin diantara anda yang sudah merasa berguru dan mendapatkan syahadah dan sanad dari kaligrafer Turki tidak mengakui misalnya. Saya sendiripun banyak berguru dari karya-karyanya yang luar biasa itu.
Satu hal yang menjadikan kebahagiaan saya ini begitu berlimpah- ruah adalah saat Nukman memulai start membuat karya dan tashih akhir kepada saya, Nukman begitu antusias dan "menurut saja" apapun yang saya kritik dan berikan saran entah itu berkaitan dengan desain, komposisi huruf (tarkib) maupun kaidah setiap huruf. Barangkali inilah yang mnjadikan kunci pembuka gerbang keberhasilannya itu, bukan saya yang menjadi kuncinya tapi semangat untuk terus membenahi setiap karya yang saya anggap gagal, maka dia tidak pernah mengeluh dan terus menerus menggantinya hingga berlembar -lembar lauhah dari kertas waraq muqohhar yang terbuang bahkan tidak terhitung jumlahnya.
Seperti janji saya kepada Santri -santri PSKQ yang saya sampaikan saat mengajar di PSKQ Modern, bhwa ketika saya berhasil mengantarkan Nukman kepada kejuaraan lomba kaligrafi ketiga kalinya berturut -turut di tingkat Internasional, maka saya baru mau fokus dan ikut berpatisipasi mengirimkan karya dalam event internasional tahun depan. Karena saya ingin memberikan sepenuhnya fokus saya untuk santri PSKQ yakni Nukman dan lainnya.
Sesungguhnya target saya adalah "pengkaderan" bukan hanya mncari kejuaraan atas diri saya sendiri.
Apa hebatnya jika kita juara dan menang kaligrafi sendiri karena bukan itu yang saya cari dalam kehidupan ini.
Alangkah indahnya jika trik dan tips kejuaraan lomba kaligrafi baik event nasional, asean dan juga internasional tidak hanya mnjadi pengetahuan saya tetapi itu juga mnjadi pengetahuan siapa saja yang mau belajar Kaligrafi sesuai standar Internasional khususnya santri -santri PSKQ Modern.(Khoiru annas anfa'uhum li annasi)
Saya tidak memiliki kapasitas apapun baik dibidang kaligrafi dan lainnya. Lha wong menjadi diri saya sendiri saja saya telah gagal.
Tapi saya terus berdoa tanpa "sanad kaligrafi" yang saya miliki pun saya yakin bahwa Santri -santri PSKQ bisa mengikuti jejak Nukman.
Karena setiap ilmu yang saya ajarkan saya yakin bahkan ainu al yaqin bahwa sanad saya adalah Rasulullah.
Jika anda tidak percaya maka anggap saja saya telah mendapatkan syahadah atau sanad dari Iblis....heuheuheu.
Jadi tidak perlu kita persoalkan, seperti akhir -akhir ini ada segelintir kelompok yang mempersoalkan bahwa seorang Guru Kaligrafi harusnya memilki sanad kaligrafi.
No comments: