PSKQ Modern, 31 Agustus 2015
Mohamed Zakariya adalah kaligrafer
Islam
kelahiran Amerika yang memegang aliran
sulus, nesih
dan taklik dari Pusat Penelitian Sejarah Islam, Seni, dan Budaya di Istanbul.
Karyanya telah dipamerkan di seluruh dunia, dan ia dikenal melalui desain
di U.S
"Eid Greetings/ucapan idul
ftri" pada kartu idul fitri/ prangko.
Dari merancang logo Idul Fitri dia menjadi ahli konsultasi di kurator museum dan kolektor dari seni lukis Islam di seluruh dunia. Mohamed Zakariya dianggap juara
terkemuka untuk seni kaligrafi Islam di Amerika. Setelah masuk Islam pada tahun
1961, ia memperlajari bahasa Arab dan kaligrafi
Islam, setelah mendapatkan izin berkarya
dalam kaligrafi
Islam dan pujian di seluruh dunia
tentang prestasinya. Ia berlatih kaligrafi di sela-sela jadwal sibuk mengajar.
KISAH
PERJALANAN MOHAMED ZAKARIYA
Mohamed Zakariya pergi ke Maroko pada tahun 1961, saat itu
adalah hari libur dari pekerjaannya di sebuah pabrik di Los Angeles. Ia memilih
Maroko karena murah dan terdengar penuh tantangan. Siapa yang bisa melihat
kembali apa peninggalan
sejarah
yang kita punya di abad ke 19? Ketika dia kembali ke LA, hanya ada satu masjid. Para
anggota masjid tersebut semua imigran, dan tidak ada
orang yang benar-benar belajar
dan tahu tentang
agama Islam dengan baik. Seorang muallaf tidak disambut dengan baik dan harus belajar
Islam sendiri.
Mohamed Zakariya ingin belajar semua tentang Islam,
tetapi kemampuan bahasa Inggrisnya membuatnya putus asa. Ia harus belajar bahasa Arab, jadi ia harus belajar banyak "mengajar diri
sendiri" mempelajari buku dan pergi ke kota untuk belajar. Ketika ia kembali ke Maroko
pada tahun 1964, ia mengalami kesulitan berkomunikasi karena bahasa arab yang ia pelajari adalah bahasa Arab klasik. Ia tidak masalah dengan berbagai bahasa yang
ditemuinya. Ia pergi ke Fez, di mana ia bisa memahami lebih banyak orang lain. Di sana ia menemukan budaya sarjana belajar dan tradisi
musik klasik Andalusia, hal yang menyenangkan baginya.
Mohamed Zakariya menghabiskan dua tahun perjalanan tersebut, satu tahun di Maroko dan satu tahun di Eropa dan
Inggris, di mana ia mempelajari Mushaf kuno besar di British Museum. Ia bekerja
di sebuah rombongan komedi Inggris untuk menghasilkan uang dan hidup sebagai tamu dengan
keluarga Rusia yang rata-rata seniman dan musisi. Ia juga
membantu merenovasi rumah. Namun demikian, itu adalah cara yang tidak mudah dalam kehidupannya. Ia menyukai kehidupan
Muslim di Maroko dan memegang itu saat bepergian. Kehidupan Muslim di Inggris
berbeda, dan ia pikir itu asing untuknya. Kemurahan hati adalah hal yang penting untuknya.
Hal pertama yang ingin ia sampaikan tentang kaligrafi di Wilshire Boulevard adalah artistiknya. Pada tahun 1960, umat Islam
di Amerika tidak tahu tentang kaligrafi kecuali sebagai legenda dan dianggap
bodoh dan belum matang bagi siapa saja untuk mempelajari hal itu., kecuali orang-orang yang beruntung.
Nama-nama tulisan jalil, Ma'il, mashq, kufi -
merupakan upaya untuk menempatkan nama pada tulisan yang telah hilang nama aslinya karena
waktu dan tidak diabadikan. Tulisan nama-nama tersebut di dunia telah hilang, di
dunia ini kita bisa kehilangan diri kita sendiri. Tulisan
yang hilang ini adalah tulisan yang menarik dan sangat
diperlukan dalam sejarah kaligrafi, tetapi nilai seni kontemporer mereka belum
dieksploitasi.
Ada juga sulus, Reyhani, dan nesih. Reyhani adalah kuno, dan sebenarnya
disalah pahami yaitu sebagai
kaligrafi tradisional. Sulus dan nesih - pasangan yang
penting adalah
dua model dasar, tulisan Rolls Royce dan Ferrari.
Taklik dan taklik celi adalah Bugatti dan Ducati.
Kaligrafi, seperti musik dan puisi,
yaitu ekspresi yang diungkapkan. Karya tulis/ seni tulis bisa mengungkapkan makna tetapi akhirnya tak terkatakan.
Sulus, nesih, taklik, dan taklik celi dan lainnya bisa ia
tulis. Tapi baginya, ini adalah yang
paling disukainya. Masing-masing memiliki rahasia dan keunikan.
Rahasia/keunikan sulus adalah kehalusan dan
stasis dalam gerak dan drive. Rahasia nesih adalah seperti alam sebagai yang digambarkan daun jatuh dan betaburan di kolam. Rahasia taklik seperti contohnya untuk mengingatkan kita jika bisa terbang seperti burun. Rahasia taklik celi
adalah belit, otot-otot di istirahat.
Ada aspek dari pekerjaan ini yang menyerupai bekerja dan sikap pengrajin/seniman sangat serius, tidak norak. Kaligrafi tidak dapat
dilakukan tanpa proses dan bahan-bahan tertentu. Seniman Tidak belajar hanya
setengah-setengah dalam dunia seni. Kaligrafi, menurutnya adalah tiga dimensi, bukan dua.
Idenya adalah untuk menghasilkan sebuah hasil karya, obyek. Hal ini tidak bisa maya - cetak atau gambar digital
tidak sama sebagai objek, yang dibuat oleh tangan dan pikiran. Jika tidak ada
studi atau penelitian atau beasiswa
, maka hal tersebut tidak ada kemajuan/
dampak yang positif.
Ia sangat tertarik pada makna yang di sampaikan pada goresan kaligrafi. Tulisan tersebut menyampaikan, dan hasilnya
juga
memberitahu makna yang
tersirat.
Dan cinta, tentu saja. Bekerja tanpa cinta itu hanya sia-sia. Dalam bahasa Arab kita bisa menyebutnya abtar (terputus).
Menurut Mohamed Zakariya, Hasan Celebi sekarang diakui
sebagai Rais al-Hattatin (kepala kaligrafi). Kata-kata seperti guru, ustad,
Hoca, dll mengurangi realitas sepertinya. Salah satu hal dalam Islam yang
harus terus ada adalah orang-orang seperti Hasan Celebi
harus selalu ada.
Ada dua tokoh yang dapat kita
jadikan panduan:
Mahmud Celaluddin di abad ke-19 dan Hamid Aytac di abad ke-20, tapi mereka berdua juga mempelajari karya para pendahulu.
Di antara mereka
yang paling menarik
baginya ialah Ibnul Bawwabb Baghdad, seorang pemula; Seyh Hamdullah (1520.), seniman yang memberikan metode baru dalam dunia kaligrafi yang modern serta memberikan filsafat dengan cara yang lebih baik untuk memperbaiki hasil kerja dalam dunia seni kaligrafi; dan Yesari Mehmed dan
putranya Yesarizade, yang memberi visi baru dalam jenis kaligrafi Jeli (celi di Turki) atau tulis besar.
Pada abad ke-19 banyak kaligrafi favoritnya. Yang paling disengangi adalah Kadiasker
Mustafa Izzet, jenis kaligrafi nesih seperti motif kupu-kupu terbang , dan Yahya Hilmi yang menulis. menurut pendapatnya,
mushaf yang paling indah adalah yang sekarang ditempatkan di Sackler Museum Harvard.
Dan kemudian ada Hulusi Efendi dan Necmeddin Efendi, yang
membawa taklik ke zaman modern, dan Hamid Aytac, yang mengajar hebat dari abad
ke-20, dan tentu saja gurunya sendiri, Ali Alparslan (Ruhuna fatiha) dan Hasan
Celebi. Menurutnya mereka berdua orang-orang hebat dalam dunia seni, kedua laki-laki itu mempunya etika yang baik dan hati
yang abik pula.
Semua ahli kaligrafi ini adalah orang-orang yang hebat, tetapi beberapa diantara mereka mempunyai tragedi kehidupan yang mengerikan dan sangat sedikit diantara mereka yang menjadi kaya. Jarang sekali mereka mendapatkan penghasilan yang
layak. Banyak dari mereka hidup pada masa yang tersiksa oleh api dan malapetaka ditandai dengan ada diantara
mereka yang diusir
dari rumah mereka di Eropa oleh orang Kristen revanchist sehingga menjadi pengungsi. Namun, mereka tidak meninggalkan seni diusia mereka waktu itu. Bagaimana orang bisa memilih
yang paling mereka suka/favorit?
Baginya, Mahmud Yasir "Kalem Guzeli" adalah buku
paling menarik yang pernah ditulis tentang kaligrafi Islam. Buku Ini berisi
tentang isian yang sederhana, tapi sedikit demi
sedikit berisi hal baik dan menakjubkan. "Nafas-seperti
aliran" adalah proses
pelembutan/mempermudah konsep yang sulit, tetapi setiap orang akan menjelaskan secara berbeda tentang isi hal tersebut.
Dalam setiap tulisan
yang
dibacanya, ada standar dan
bahkan ribuan kombinasi kaligrafi dan seorang kaligrafer harus bisa
mempelajarinya dengan baik. Untuk menghasilkan
tuisan yang baik, terlihat alami, tanpa hal yang melenceng seorang penulis
harus mempelajari standart yang ada. Penulis akan dapat menghasilkan kjarya
tulis yang baik jika penulis tersebut dapat memilih bagian-bagian kata yang
terbaik dan natural. Tulisan yang dapat tersusun dengan alami, dan ada usaha
memperbaikinya. Ketika hal itu terjadi maka karya tulis tersebut akan menjadi
sebuah seni.
Dalam websitenya, Muhamed Zakariya menulis sebuah esai
tentang hilye. The hilye kata dalam konteks ini berarti deskripsi. Dalam hal itu deskripsi adalah
dengan sifat
linguistik tertentu. Hilyes ditulisnya, dia percaya hal itu dapat memperjelas ingatan seseorang yang
membaca.
Mengapa? Tanpa imajinasi manusia, teks/tulisan dalam artikel itu tidak berguna. Hilye
menunjukkan bagaimana orang-orang tertentu mencerminkan pesan mereka -
bagaimana mereka hidup dan
menyampaikan pesan
mereka dan mencerminkannya dalam kehidupan mereka. Fakta bahwa hilyes juga mencakup
deskripsi fisik seseorang juga membantu pembaca (pemirsa) untuk merasakan
hubungan dengan orang itu, memperkuat bagian-bagian lain dari teks/tulisan artikel hilye. Dalam sejarah kita memiliki hilyes orang seperti Musa, Ibrahim, dan
Yesus (aleyhimus-selam), semua berasal dari sumber awal.
The hilyes Muhammad (sallallahu aleyhi adalah-sallam)
datang dalam berbagai bentuk, panjang, pendek, dan menengah. Beberapa telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Turki dan beberapa telah disusun sebagai puisi,
seperti Ottoman karya Hilye-I Hakani, oleh Hakani Mehmed Bey (d. 1606). Kaligrafer
Ottoman Hafiz Osman (d. 1698) adalah kaligrafer pertama yang menulis hilye sebagai karya kaligrafi. Untuk membaca
hilye adalah untuk mempermudah
deskripsi tentang sesuatu dan memberikan substansi yang lebih besar untuk cinta seseorang untuk Nabi.
Nasehat yang pernah Muhamed Zakariya adalah Karya Seni kita akan
makmur dan berkembang dengan baik di tanah orang asing merupakan suatu tantangan. Kaligrafi membutuhkan dua aspek yaitu seniman dan penonton. Seniman kaligrafi saat ini, seperti di masa lalu, harus mengutamakan kualitas - pengetahuan agama,
pengetahuan tentang teks/seni
tulis, pengetahuan
tentang bahan dan teknik. Juga yang
terpenting adalah
kemampuan untuk menggunakan dan menikmati bahasa seperti bahasa Arab klasik dan
Turki; dalam kasus saya, bahasa ini telah memberikan saya kemudahan menghasilkan harta. Siapa pun yang bekerja keras dan ingin sukses bisa
dengan menguasai kaligrafi.
Kaligrafer harus memahami, bagaimanapun,
menghasilkan karya seni berkualitas tinggi, hasil kaligrafi ini juga bisnis. Jika melalui kaligrafi tidak bisa mendapatkan kehidupan yang layak,
seni tidak akan berhasil dan akan layu dan mati. Ia selalu mengatakan kepada
murid-muridnya bahwa setelah belajar, mereka membutuhkan beberapa cara
untuk menjadi orang-orang
bisnis.
Selain itu, setiap kaligrafer yang baik merupakan seorang guru kaligrafi juga. Ini adalah tugas dan kehormatan bagi kami. Di bawah
situasi yang terbaik, kita ajarkan secara gratis. Tapi untuk mengajar, salah
satu kebutuhan siswa yang berdedikasi. Dalam bentuk pengajaran yang
dikembangkan di masa sekarang
ini, hubungan
guru-murid sangat kaya dan bermanfaat. Kami menghormati guru kami karena mereka
membawa kita dan mengajarkan keterampilan teknis. Bagi saya
ini adalah perintah utama "prime directive.".