Wawasan seni pada hakekatnya adalah Pandangan, Sikap, Pikiran, dan
Perasaan terhadap Kesenian. Berkembangnya wawasan seni seseorang
dipengaruhi oleh usia, pikiran,pengalamgan dan keakraban dengan dunia
seni, sehingga kualitas pemahaman terhadap karya seni tergantung
bagaimana manusia pada usia tertentu mampu mengembangkan pikiran dan
perasaan dalam memperoleh pengalaman keakraban dengan dunia seni.
Seni berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia, dan
tidak dapat dipungkiri bahwa seni merupakan bagian dari hasil aktivitas
manusia yang disebut Budaya. Jadi seni merupakan bagian dari budaya yang
menyangkut segi keindahan. Budaya berasal dari bahasa sansekerta
buddayah yang merupakan jamak dari kata buddhi atau akal budi. Dan
kebudayaan adalah kegiatan manusia untuk mengembangkan kehidupan secara
lahir dan batin dengan membuat ciptaan – ciptaan baru.Dalam proses
memahami seni keakraban perlu dikembangkan, kearah pendalaman Apresiasi
dan Kreasi karya seni.Sehingga pemahaman seni dapat menjelma menjadi
bagian dari proses kehidupan kita.
Gambaran tentang seni sering tidak jelas dan kebanyakan sering
terlalu sempit dalam pemahamannya, seni yang kita kenal dalam kehidupan
sehari- hari pada umumnya sudah tua usianya. Sebagai contoh yang kita
jumpai dalam kehidupan kita sehari – hari ; Sebuah lukisan yang
tergantung di dinding, Arca pada candi yang sering kita lihat serta
beraneka tarian yang sering juga kita nikmati, semua itu adalah wujud
dari suatu karya seni. Batasan yang paling sederhana yang selama ini
kita pahami, seni adalah segala macam keindahan yang diciptakan oleh
manusia. Apakah sesederhana itukah seni itu ?. Banyak seniman , atau
budayawan yang memberikan pemahaman tentang seni misalnya :
• Herbert Read Seni adalah “suatu usaha untuk menciptakan bentuk –
bentuk yang menyenangkan “ Bentuk yang demikian itu dapat memuaskan
kesadaran keindahan kita dan satu kegiatan rokhani dari para pengamatnya
untuk mencari satu nilai keharmonisan
• Thomas Munro Seni adalah alat buatan manusia untuk menimbulkan efek
–efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya . Efek tersebut
meliputi tanggapan – tanggapan yang berbentuk pengamatan, pengenalan,
imajinasi yang rasional maupun emosional.
Seni harus ditanggapi secara serius, dengan segenap fungsi – fungsi
jiwa yang ada, jadi tidak benar kalau dalam mereaksi suatu hasil karya
seni kita sudah cukup puas sesuah mengetahui obyeknya.Sehingga bisa
ditarik kesimpulan bahwa Seni adalah “ Pengalaman estetika yang
diujudkan melalui kegiatan yang menghasilkan karya pesona “
• Ki Hajar Dewantoro Seni adalah “ Segala perbuatan manusia yang
timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, hingga dapat
menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya “. Dalam hal ini seni
merupakan hasil keindahan yang mampu membuat pemindahan perasaan (
Transfer of feeling
• Akhdiat Kartamiharja Seni adalah “ Kegiatan rokhani yang merefleksi
realitet ( kenyataan ) dalam suatu karya yang berkat bentuk dan isinya
mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam
rokhani si penerimanya “.
• Muhammad Assiry Jasiri Seni adalah ” Perwujudan dari karakter jiwa
(Ruhaniyah) yang diwujudkan dengan perantaraan alat-alat jasmani untuk
menciptakan sesuatu yang memiliki nilai estetika dan menumbuhkan
kepribadian trampil, dinamis, kreatif.
Jadi seni dalam hal ini merupakan kegiatan rokhani bukan sekedar
kegiatan jasmani. Bila seseorang menggambar hanya menggerakkan tangannya
tanpa aktivitas jiwa, belum dapa disebut berkarya seni. Disinilah
bedanya antara seniman dengan tukang yang hanya sekedar meniru /
menyalin karya tanpa ada rasa yang mnyertainya. Dari beberapa pendapat
tentang definisi seni semuanya meletakkan Estetika atau nilai – nilai
keindahan sebagai acuan wujud sebuah proses, padahal rasa indah adalah
sesuatu yang tidak dapat diperdebatkan. Rasa indah tidak stabil sebab
rasa indah selalu mengalami pertumbuhan mengikuti perkembangan waktu,
tempat, dan budaya yang berkembang.Sehingga rasa indah memiliki ciri dan
karakter yang berbeda. Kesadaran estetis bersifat teoritis dan hanya
sampai pada tingkat kegiatan rokhani, sementara kegiatan menciptakan
hasil yang estetis ada 2 yaitu :
• Kegiatan Pertama Kegiatan pengamatan kualitas materiil adalah mengamati unsur pembentuk suatu karya yang ingin diwujudkan.
• Kegiatan Kedua Kegiatan penyusunan dari hasil pengamatan menjadi
bentuk yang menyenangkan. Bila tingkatan kedua dilanjutkan maka akan
terjadi proses penyusunan atas hasil persepsi dengan melibatkan emosi
atau perasaan yang dinyatakan ( ekspresi ) hingga terbentuk suatu hasil
estetika yang disebut Seni.
CABANG SENI
Berdasarkan bentuknya Karya seni dibedakan menurut unsur atau bahan yang digunakan untuk membentuk, yaitu :
1. Seni Rupa
karya seni yang mempunyai rupa ( wujud ) artinya karya seni rupa
merupakan hasil proses kreatif yang indah dan mempunyai wujud dan dapat
dinikmati dengan indra pengelihatan ( mata ). Karya seni rupa dibentuk
oleh unsur atau bahan yang berbentuk dan berwujud. Menurut sifatnya seni
rupa adalah karya seni Visual
2. Seni Musik ( Suara )
Dalam seni musik, suara merupakan unsur atau bahan pembentuk. Dalam
gambaran pengertian seni musik yang paling sederhana yaitu perwujudan /
manifestasi dari kehidupan cipta, rasa, dan karsa seseorang dalam bentuk
suara dan irama yang memuaskan. Sehingga dalam perwujudan karya seni
musik menempatkan indra pendengaran sebagai alat penikmat. Menurut
sifatnya seni musik adalah karya seni Audio
3. Seni Tari
Unsur utama dalam perwujudan seni tari adalah gerak, yang dimaksud
disini adalah gerak ekspresi ( mimik ) dan gerak organ tubuh (
pantomimik ) yang dipadu dalam keharmonisan. Menurut Drs. Sudarsono,
direktur Akademi Seni Tari Indonesia di Yogyakarta, Tari adalah “
ekspresi jiwa manusia yang diujudkan dalam bentuk gerak ritmis yang
indah “ Menurut sifatnya seni Tari adalah karya seni Visual
4. Seni Sastra
rangkaian kata yang berbentuk kalimat bermakna yang mampu menampilkan
rangkaian indah serta memberikan terjemahan ekspresi kehidupan .
Menurut sifatnya seni sastra adalah karya seni Visual
5. Seni Drama / Teater
Pada dasarnya seni drama / teater adalah rangkaian unsur – unsur
Rupa, gerak, Suara, dan Sastra yang menjadi perwujudan karya seni dengan
mengungkap nilai kehidupan manusia . Menurut sifatnya seni drama adalah
karya seni Audio-Visual
CABANG SENI RUPA
Seni rupa yang mempunyai pengertian seperti tersebut di atas, mempunyai cabang antara lain :
1. Seni Lukis / Menggambar Adalah seni yang diwujudkan lewat
rangkaian garis, dipulas dengan pewarna (cat), dibatasi oleh bidang, dan
mempunyai nilai raba serta disusun secara gelap terang.
2. seni Relief Adalah seni yang diwujudkan lewat pahatan yang mempunyai kedalaman, tinggi rendah dalam sebidang kayu atau batu.
3. Seni Patung / Pahat Adalah seni yang diwujudkan lewat teknik
membentuk / membutsir, memahat / mengurangi, atau menata / konstruksi,
dan berbentuk 3 dimensi. o Teknik membentuk / membutsir untuk membuat
patung dengan bahan Lunak (misalnya : tanah liat)
o Teknik memahat / mengurangi untuk membuat patung dengan bahan keras (misalnya : kayu, batu, dll)
o Teknik menata / menyusun untuk membuat patung konstruksi dengan
menata bahan yang sudah berbentuk (misalnya : bentuk daribahan besi,
kayu,plastik, dll)
4. Seni Dekorasi Adalah seni yang diwujudkan lewat penataan atau pengaturan (interior ataupun eksterior)
5. Seni Bangunan / Arsitektur Adalah seni yang diwujudkan lewat
pengaturan atau bentukan dari bahan-bahan material bangunan. Biasanya
diawali dengan pola gambar, sehingga menjadi suatu bentuk bangun yang
indah dan menarik.
6. Seni Kerajinan atau Kria( Batik, Anyam, Keramik, dan Ukir ) Adalah
seni yang diwujudkan lewat ketrampilan tangan, dan menghasilkan bentuk
yang mempunyai kegunaan sebagai benda pakai atau benda hias.
7. Seni Cetak / Grafis (cetak Datar, cetak Saring, cetak Tinggi, dan
cetak Dalam) Adalah Seni yang diwujudkan lewat cetakan dari klise atau
media negatif.
o Cetak Datar : bagian yang menghantarkan warna atau tinta dengan yang permukaanya tidak sama (misalnya : cetak offset ).
o Cetak Saring : bagian yang berlubang yang menghantarkan warna atau tinta ( misalnya : Sablon )
o Cetak Tinggi : bagian yang permukaanya tinggi atau menonjol yang menghantarkan warna atau tinta ( misalnya : cetak cukil )
o Cetak Dalam : bagian yang dalam atau rendah akan menampung tinta
dan menghantarkan warna atau tinta (misalnya : cetak gores pada media
mika / plastik)
8. Seni Reklame Adalah seni yang diwujudkan lewat gambar atau tulisan
yang berfungsi untuk mempromosikan hasil produksi (dagangan). Reklame
berasal dari bahasa latin re berarti berulang-ulang dan clamare berarti
seruan. Jadi reklame berarti seruan berulang-ulang. Jenis-jenis reklame
antara lain :
o Poster Reklame berbentuk gambar dan tulisan yang dibuat di atas selembar kertas dan ditempel di tempat umum
o Booklet Reklame berbentuk menyerupai buku atau lembaran kertas yang dilipat-lipat berisi informasi produk secara lengkap.
o Selebaran Reklame berbentuk gambar dan atau tulisan di atas kertas
kecil berisi petunjuk yang cara penyampaiannya dengan cara disebarkan.
o Embalase Reklame yang terdapat pada monster atau kemasan benda yang
direklamekan (misalnya kaleng kemasan susu, disamping sebagai tempat
juga berfungsi sebagai reklame)
o Mobile Reklame yang dapat bergerak sendiri (oleh tiupan angin), biasanya banyak digantung di toko-toko.
o Iklan Reklame yang cara penyampaiannya melalui media elektronik ( misalnya : Radio, TV)
o Advertising Reklame yang cara penyampaiannya melalui media cetak ( misalnya : majalah, koran)
o Logo Reklame berbentuk gambar sebagai lambang atau simbol (misalnya simbol instansi)
o Initial Reklame berbentuk huruf depan sebagai lambang atau simbol ( misalnya simbol instansi / perusahaan)
o Spanduk Reklame yang dibuat pada sehelai kain atau bahan lain memanjang, dibentangkan di tempat ramai.
o Baliho Reklame yang dibuat dalam ukuran besar berisi tulisan dan
gambar yang pemasangannya di tempat ramai (misalnya: dipasang melintang
di atas jalan, dipermpatan, dsb)
o Papan Nama Reklame berbentuk papan berisi tulisan dan atau gambar
yang penempatannya di depan tempat tinggal (biasanya berisi tulisan yang
menunjukkan nama, profesi, atau nama instansi)
Menurut media yang digunakan reklame dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
o Reklame Visual Suatu bentuk reklame yang menggunakan media visual seperti: gambar dan tulisan.
o Reklame Audio Suatu bentuk reklame yang menggunakan media suara, sehingga cara menerima penyampaian dengan mendengarkan.
o Reklame Audio-Visual Suatu bentuk reklame yang menggunakan media rupa (visual) dan suara (audio).
sehingga cara menerima penyampaian dengan cara melihat bentuknya dan mendengarkan informasinya.
Menurut fungsi dan tujuannya reklame dibedakan menjadi 2 yaitu :
o Reklame Komersial Suatu bentuk reklame yang proses pembuatannya
digunakan untuk mereklamekan barang dagangan untuk mendapatkan
keuntungan material.
o Reklame Non-Komersial Suatu bentuk reklame yang proses pembuatannya
digunakan untuk menyampaikan informasi dan slogan yang bersifat sosial
atau tanpa mengharapkan keuntungan material.
9. Seni Illustrasi Adalah seni yang diwujudkan lewat gambar atau
lukisan, yang berfungsi untuk memperjelas suatu tulisan atau cerita,
misalnya untuk memperjelas tulisan pada majalah, buku, dan lai-lain.
10. Seni Kaligrafi Adalah seni yang diwujudkan lewat penulisan huruf
yang mempunyai bentuk dan bermakna, misalnya : kaligrafi huruf Arab dan
cina, ada juga kaligrafi jawa (Ho no co ro ko).
PRINSIP SENI
Prinsip seni rupa adalah suatu acuan atau cara menyusun unsur seni
rupa untuk membentuk tatanan yang estetis. Pada pembahasan ini prinsip
seni rupa lebih mengarah suatu proses komposisi unsur seni rupa.
Prinsip untuk membuat suatu karya seni rupa adalah :
A. Unity ( Kesatuan ) Unsur atau elemen dalam suatu perwujudan karya
seni rupa merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berhubungan
dengan baik. Nlai estetis dari suatu tatanan unsur seni tidak akan
diperoleh bila masing – masing unsur tampil secara sendiri – sendiri,
yang tampak bukan karya seni tapi unsur seni sebagai materiil.
Keselarasan dan kesatuan unsur yang satu dengan yang lain akan membentuk
suatu tatanan yang estetis ( karya seni ).
B. Ballance ( Keseimbangan ) Di dalam seni rupa terdapat 2
keseimbangan, yaitu : Keseimbangan nyata dan Keseimbangan semu. •
Keseimbangan Nyata adalah keseimbangan yang secara nyata terdapat pada
karya seni rupa 3 demensi ( Patung ). Pada perwujudan karya ini apabila
ada penempatan unsur yang tidak seimbang , maka akan berpengaruh
terhadap posisi keberadaan / posisi benda tersebut, misalnya : Apabila
patung tidak seimbang maka patung tersebut tidak dapat berdiri. •
Keseimbangan Semu adalah keseimbangan yang ada pada perasaan pada proses
penghayatan terhadap karya seni 2 demensi.
Pada keseimbangan semu aada 3 jenis keseimbangan, yaitu :
1. Keseimbangan Simetris Keseimbangan yang terdapat pada penempatan
dua unsur yang letaknya berlawanan. Pada keseimbangan ini bentuk
terkesan statis.
2. Keseimbangan Asimetris Keseimbangan tidak simetris, yang diperoleh
dalam menempatkan bentuk yang tidak berlawanan akan tetapi mempunyai
kesan yang seolah-olah seimbang. Pada keseimbangan ini terkesan lebih
dinamis dan ekspresif.
3. Keseimbangan Sentral Keseimbangan terpusat atau membawa perhatian
ke arah bagian unsur di tengah. Jadi penempatan unsur – unsur yang lain
lebih condong mengarah ke tengah. Keseimbangan ini dapat berbentuk
simetris atau Asimetris.
C. Proportion ( Perbandingan ) Setiap karya seni rupa akan
memperhatikan peranan proporsi. Dari proporsi yang serasi akan
menghasilkan suatu karya seni harmonis. Dalam karya seni rupa, proporsi
terletak pada proporsi antara unsur yang disusun dan pada proporsi
antara obyek dengan bidang, misalnya : suatu lukisan manusia akan
terlihat harmonis bila perbandingan pada struktur anatominya baik, serta
perbandingan dengan ukuran bidangnya juga baik. Pada jaman Yunani Kuno
seni identik dengan keindahan. Keindahan terbentuk dari tatanan yang
harmonis dan harmonis terbentuk dari pengamatan proporsi. Maka orang
beranggapan bahwa proporsi itu sifatnya tertentu. GOLDEN SECTION /
SECTIO AUREA ( pembagian emas ) telah lama dianggap sebagai kunci yang
dapat membuka tabir teka teki seni. Formulanya terdapat pada dalil
ciptaan EUCLIDES seorang ahli ilmu pasti bangsa Yunani yang hidup pada
abad ke 3 SM.
GOLDEN SECTION
adalah proporsi geometris yang dipergunakan untuk menentukan proporsi
yang tepat antara panjang dan lebar pada empat persegi panjang ( pintu,
jendela, pigora, buku / majalah ) Hukum proporsional sering juga
dipergunakan dalam seni lukis ( hubungan antara bidang atas dan dibawah
garis langit, antara latar belakang dan muka, dll. )
Contoh proporsi ideal menurut Golden Section : • 1 : 2 = 2 : 3 • 2 : 3 = 3 : 5 • 3 : 5 = 5 : 8 • Dst.
D. Rytme ( Irama ) Istilah ritme sering dipergunakan dalam istilah
seni musik, dimana tatanan nada yang beraneka ragam akan menyajikan lagu
yang enak untuk didengarkan. Tetapi pada perkembangannya istilah Ritme
juga dipergunakan dalam seni rupa sebagai istilah penataan unsur seni
yang menjajarkan beberapa unsur seni rupa ( misal : garis ) dalam
berbagai posisi ( misal : horizontal, vertikal, atau giagonal ). Ritme
juga terjadi karena : • Pengulangan bidang / bentuk atau garis yang
tidak beraturan, dengan jarak dan bentuk yang tidak sama. • Perbedaan
ukuran / bentuk yang teratur dan berkelanjutan. • Perbedan jarak dan
ruang yang menerus antara bentuk / bidang yang selaras dalam gerak.
Dengan demikian penyusunan yang ritmis bersifat subyektif sesuai
ekspresi secara intuitif individu.
E. Emphasis ( Penekanan / Pusat perhatian ) Bagian tertentu dalam
tatanan karya seni rupa yang diutamakan atau dipentingkan itulah yang
disebut Pusat perhatian atau Emphasis. Dalam menentukan bagian yang
diutamakan , dapat memberi aksen ( tekanan ) tersendiri ( misalnya :
warna, gais, bidang, bentuk, atau tekstur ). Pusat perhatian sangat
penting dalam wujud karya seni rupa untuk membedakan dengan bagian yang
lain, dan juga untuk memperoleh suatu harmoni tersendiri.
F. Harmoni ( Serasi ) Harmonis atau selaras adalah bila di antara
unsur – unsur yang satu dengan yang lain sama, atau hampir sama / mirip (
mungkin sama gelap terangnya tetapi tidak sama besar bidangnya ). Dalam
harmonis ada perbedaan tetapi tidak jauh, masih ada unsur yang sama
atau mirip ( misalnya : Warna hijau akan serasi bila dijajarkan dengan
warna kuning dan biru, karena warna hijau terbentuk dari percampuran
warna kuning dan biru ). Tingkatan harmonis akan sulit dalam mendapatkan
ukurannya, sebab selera manusia berbeda. Jadi subyektifitas tetap
menjadi tolok ukur tingkatannya.
UNSUR SENI RUPA
Unsur seni rupa adalah materiil atau bahan yang dipergunakan sebagai
pembentuk karya seni rupa, yang terdiri dari beberapa jenis yaitu :
1. GARIS Adalah unsur seni rupa paling sederhana yang merupakan
deretan titik – titik yang jumlahnya tidak terhingga. a. Garis LINIER (
garis nyata ) • Lurus • Lengkung b. Garis IMAJINER ( garis semu )
Merupakan tatanan bentuk yang berjajar seakan membentuk garis lurus atau
lengkung sehingga membawa imajinasi pada suatu bentuk garis.
2. BIDANG Bidang merupakan bentuk ruang yang dibatasi oleh garis pada
bidang 2 demensi. Kita mengenal pola – pola bidang ( misalnya :
lingkaran, segi empat, segi tiga , elips, dll ). Dalam seni rupa
perpaduan susunan beberapa bidang dalam komposisi maupun bidang sevagai
permukaan dari suatu benda, harus diperhitungkan agar memberikan kesan
indah.
3. RUANG Bidang – bidang yang terdapat pada benda 3 demensi merupakan
pembatas sisi ruang, sehingga secara nyata ruang dalam benda 3 demensi
mempunyai volume.
4. WARNA Warna merupakan unsur seni rupa yang mempunyai kesan yang
bermacam – macam. Dapat memberikan kesan ceria, sedih, dingin, panas,
dll. Warna cerah mempunyai kesan ceria atau menyenangkan dan demikian
sebaliknya warna gelap dapat memberikan kesan sedih. Pada abad
pertengahan di Eropa, warna dipergunakan oleh seniman sebagai media
penyampaian makna, seperti warna Biru dan Merah memberikan kesan
keagungan seperti yang dipergunakan melukis adegan keagamaan.
Dalam pembagiannya warna mempunyai 3 tingkatan, yaitu :
• Warna PRIMER Warna dasar yang terdiri dari warna Merah, kuning, dan Biru
• Warna SEKUNDER Warna yang dihasilkan oleh percampuran dua warna primer, terdiri dari warna Hijau, Orange, dan Ungu / Violet.
• Warna TERTIER Warna tingkatan ketiga yang merupakan percampuran
tiga warna primer atau percampuran antara warna primer dengan warna
sekunder yang bukan satu unsur ( misalnya : Merah dengan Hijau, Biru
dengan Orange, dan Kuning dengan Ungu / Violet ) Didalam pencampuran
warna yang menhasilkan warna Sekunder dan Tertier, kekuatan warna yang
dihasilkan akan ditentukan oleh kekuatan unsur warna primer tiap warna
yang digunakan. Hitam dan Putih tidak digolongkan dalam lingkaran warna.
Hitam berperan pada pembentukan warna untuk membuat warna lebih gelap
dan Putih untuk membuat warna lebih terang.
5. CAHAYA Pada perwujudan karya seni rupa kita melihat adanya warna
gelap dan warna terang. Terjadinya perbedaan perwujudan tersebut
disebabkan oleh cahaya. Cahaya yang jatuh pada permukaan benda akan
menyebabkan warna permukaan tersebut menjadi terang, sedangkan yang
tidak terkena cahaya akan menjadi gelap. Dan secara prinsip unsur cahaya
berfungsi untuk menampakkan bentuk suatu benda.
6. TEKSTURE Halus kasarnya permukaan benda atau nilai raba dari suatu
permukaan dapat memunculkan nilai estetis dari perwujudan karya seni
rupa.
Dalam karya seni rupa kiat mengenal 4 macam tekstur atau nilai raba :
a. Tekstur Alam Adalah karakter permukaan suatu benda yang dibentuk
oleh faktor alam, misalnya : daun, kulit pohon, kulit binatang,
permukaan batu , dll.
b. Tekstur Buatan Adalah karakter permukaan benda yang dibuat oleh manusia, misalnya : dinding, lantai, dll.
c. Tekstur Maginal Adalah karakter permukaan benda buatan mesin, misalnya : kertas, kaca, plastik, dll.
d. Tekstur Kesan. Adalah kesan karakter permukaan benda, karena
perwujudannya tampak pada gambar atau foto, misalnya : foto permukaan
batu, foto permukaan kulit pohon, dll.
FUNGSI SENI
Diakui dan disadari atau tidak, sebenarnya manusia tidak bias lepas
dari seni. Sebab dalam diri setiap manusia selalu terdapat perasaan
seni. Bahkan tidak jarang, tanpa sadar seseorang telah mengekspresikan
perasaan seninya, misalnya dengan bersenandung, membuat coretan-coretan
di tanah, berajojing, dan sebagainya. Betapa terbelakangnya tingkat
keberadaban seseorang, ia selalu memerlukan seni dan hidup dengan seni.
Namun, kadang-kadang kehadiran seni tersebut tidak disadarinya. Jadi,
pada dasarnya seni merupakan salah satu kebutuhan manusia. Orang
primitive zaman purba yang hidup mengembara menggunakan batu genggam
sebagai alat kehidupan mereka. Benda-benda ini mempunyai fungsi fisis
bagi mereka. Zaman purba berlangsung sampai berabad-abad. Ketika sudah
hidup secara semisedenter, bahkan secara menetap, manusia memulai
menciptakan alat-alat dari tanah liat. Hal ini dapat dibuktikan dengan
munculnya seni hias dalam tembikar, anyaman, tenun, benda-benda
perhiasan, pot-pot tanah liat, moko, nekara, pripih, dan sebagainya.
Meskipun, terasa sekali kesenian mereka tidak terlepas dari keperluan
magis sepiritual. Di zaman modern, perkembangan seni semakin tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Seni telah disadari keberadaannya.
Sehingga perkembangan manusia dalam menciptakan dan menggunakan seni
semakin dirasakan. Pada perkembangan selanjutnya, manusia telah
menciptakan karya seni yang berdaya guna dalam kehidupan mereka. Dewasa
ini, kesenian berkembang dengan sangat pesat seiring dengan perkembangan
kebudayaan manusia pembuat dan pendukungnya. Bahkan, seni menduduki
fungsi-fungsi tertentu dalam kehidupan manusia, yaitu fungsi pemenuhan
kebutuhan manusia. Secara global fungsi seni dapat dibagi menjadi fungsi
individual meliputi fungsi pemenuhan kebutuhan fisik dan pemenuhan
kebutuhan emosional. Sedangkan fungsi sosial terpilah dalam empat
bidang, yakni bidang reaksi, komunikasi, pendidikan, dan keagamaan.
A. FUNGSI INDIVIDUAL Charles Batteaux ( 1713-1780 ) membedakan senimenjadi dua, yaitu:
1. Seni murni ( fine art/ pure art )
2. Seni terapan ( useful art/ applied art ) Pengelompokan tersebut
berdasarkan fungsi dan tujuan seni bagi kehidupan seorang seniman.
Berdasarkan teori tersebut,
maka fungsi seni bagi seorang individu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Fungsi Pemenuhan Kebutuhan Fisik Manusia homo sapiens telah
mengenal alat – alat kehidupan sehari-hari. Dari peninggalannya,dapat
diketahui bahwa manusia zaman itu telah mengenal dan mempelajari dunia
fisik. Mereka berusaha membuat benda-benda terapan. Manusia disebut homo
faber, artinya ia memiliki emosi dan kecakapan untuk berapresiasi pada
keindahan dan pemakaian benda-benda. Sifat sensitive yang dimiliki
seseorang memberi respon terhadap penciptaan benda yang indah dengan
nilai artistic. Pada penciptaan suatu benda, seseorang selalu
mempertimbangkan dan menghadirkan aspek kehidupan. Di abad teknologi,
kehadiran aspek seni dalam pembuatan benda-benda fungsional tidak dapat
diabaikan. Seni terapan memang mengacu pada pemuasan kebutuhan fisik.
Karena itu segi kenyamanan menjadfi hal penting. Peradaban manusia terus
maju, Penciptaan-penciptaan manusia juga ikut bertkembang dengan pesat.
Contoh-contoh seni yang dapat memenuhi kebutuhan fisik antara lain : a.
Seni Bangunan. b. Seni Furniture c. Seni Pakaian ( tekstil ) d. Seni
Kerajinan. e. Dsb.
2. Fungsi Pemenuhan kebutuhan Emosional Mengapa manusia bias marah,
sedih, gembira, haru,iba, cinta, dan benci ? Manusia dapat merasakan
semua itu karena dalam dirinya terkandung dorongan emosional. Dorongan
emosional tersebut merupakan situasi kejiwaan yang ada pada setiap
manusia normal. Dan ia akan timbul bila ada rangsangan dari luar.
Rangsangan terrsebut akan membentuk suatu asosiasi dan tanggapan. Dari
tanggapan inilah lalu timbul refleksi yang berupa cinta, kasihan, haru
dan sebagaianya. Dalam diri manusia selalu terdapat dua unsure, yaitu
Jasmani dan Rohani. Pemenuhan kebutuhan jasamani dapat dilakukan dengan
benda-benda seni terapan. Sedangkan kebutuhan rohani biasa dipenuhi
antara lain dengan menyaksikan bioskop, pergelaran musik, pameran seni,
teater dan sebagainnya. Dari seni yang mereka nikmati, mereka mendapat
kepuasan sehingga dalam jiwanya tumbuh suatu kesan. Pemenuhan kebutuhan
emosional kesenian tidak hanya untuk seniman saja. Setiap orang
membutuhkan kesenian, hanya saja kadarnya berbeda. Hal ini disebabkan
oleh sedikit banyaknya tingkat dan kedalaman perasaan estetik seseorang.
Seseorang yang pengalaman estetiknya lebih banyak, memerlukan pemuasan
yang lebih banyak pula. Seniman adalah orang yang telah melengkapi diri
dengan pengalaman estetik secara mendalam. Ia telah mampu mengapresiasi
karya seni dengan baik. Selain itu ia mampu mengorganisir rangsangan dan
tanggapan yang diterimanya. Hasil tanggapan itu kemudian diekspresikan
dalam suatu bentuk Seni. Baermacam cara dapat ia jadikan alat
berekspresi. Ada yang menggunakan suara, gerak, atau rupa. Bagi seoranga
seniman, penciptaan karya seni berfungsi untuk pemuasan emosional.
Karena itu corak dan gayanya menjadi sangat khas dan subyektif, karena
itu tanggapan satu seniman dengan seniman yang lain akan berbeda.
Demikian pula dalam berekspresi dan pemuasannya. Dalam proses penciptaan
karya seni, seorang seniman tgidak mementingkan harga jual ( komersial )
atau segi material lainnya. Yang penting baginya adalah bagaimana cara
berekspresi. Jadi seniman yang baik tidak dibebani oleh aspek-aspek
komersial dalam proses penciptaannya. Paul Gauguin, Affandi, S.
Sujoyono, Vincent Van Gogh, misalnya, dalam kehidupan berkesenian ,
mereka hanya mengejar kepuasan batiniah saja. Soal karya mereka laku
dijual dengan harga mahal adalah soal lain, karena hal tersebut di luar
proses penciptaan. Demikian pula dengan seniman lainnya.
B. FUNGSI SOSIAL
Salah satu unsur yang mendorong proses penciptaan adalah
cita-cita,yaitu unsur yang berupa batasan-batasan yang ingin dicapai.
Cita-cita itu sendiri bersifat abstrak, namun kita dapat menangkap
gejala-gelaja pada simbol-simbol yang ada. Cita-cita karya seni nampak
lebih jelas dalam perkembangan di zaman modern ini. Hal ini dapat
dilihat dari adanya peran seni dalam fungsi tertentu di dalam kehidupan
majemuk. Pada dasarnya, dalam proses penciptaan, seniman ingin
berhubungan dan berkomunikasi dengan dunia luar. Seorang seniman
berekspresi agar apa yang ada di luar dirinya tahu bentuk ekspresinya.
Seorang sastrawan menulis, disadari atau tidak, sebenarnya ia sudah
mengadakan komunikasi dengan pihak luar. Ia ingin menceritakan
pengalaman apa yang telah ia lihat atau pahami. Seni adalah bentuk
manifestasi artistic hidup manusia dengan lingkungannya. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam kesenian sebenarnya seorang seniman tidak dapat
dipisahkan dari lingkungannya. Alasannya adalah bahwa seniman dan
lingkungan terikat dalam suatu system kemasyarakatan.
Karena itu munculahseni yang mempunyai fungsi social.
1. Fungsi Sosial Seni dalam Bidang Rekreasi Dalam kehidupan
sehari-hari, seseorang sering diserang rasa jenuh setelah dikurung oleh
kerutinan danm kesibukan sehari-hari. Karena itu, tidak jarang ia
sengaja meluangkan waktu untuk mencari suasana baru guna penyegaran.
Banyak cara yang dilakukan orang dalam mencari penyegaran, antara lain
dengan berekreasi ke suatu obyek wisata. Rekreasi seperti ini adalah
rekreasi yang diberikan oleh alam. Seni juga dapat berfungsi sebagai
benda rekreasi, misalnya seni teater, pergelaran musik, danm
sebagainnya. Dalam arti luas, fungsi seni sebagai benda rekreasi adalah
seni yang mampu menciptakabn suatu kondisi tertentu yang bersifat
penyegaran dan pembaharuan dari kondisi yang telah ada. Di abad nuklir
ini, kehadiran seni dalam fungsi rekreasi mendapat perhatian yang cukup.
Ia tidak hadir apa adanya, namun telah diusahakan keberadaannya dan
menjadi hal yang sangat penting. Karena masalah rekreasi telah menjadi
kebutuhan bagi manusia yang selalu disibukkan oleh kerutinan
sehari-hari. Melihat kenyataan ini para usahawan perlu melibatkan para
seniman dalam usaha bisnis mereka. Hal ini dapat kita lihat dari adanya
sentuhan-sentuhan seni dalam arsitektur hotel atau tempat-tempat rileks
lainnya. Selain itu ada juga pembangunan taman-taman rekrteasi yang
murah bagi masyarakat.
2. Fungsi Sosial Seni dalam Bidang Komunikasi. Berkomunikasi artinya
mengadakan interaksi antara dua pihak, sehingga terjadi suatu pengertian
timbale balik antara keduanya.Dua pihak tersebut dapat berupa individu
dengan individu,individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.
Pada umumnya orang menggunakan bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini
dapat di mengerti karena bahasa merupakan alat komunikasi yang paling
sederhana dan mudah dimengerti. Namun, kenyataannya di dunia ini ada
banyak bahasa yang tumbuh, yaitu daerah bahasa, bahasa nasional, dan
bahasa-bahasa local lainnya. Penguasaan bahasa setiap orang selalu
terbatas. Tidak mungkin setiap orang menguasai bahasa yang ada di atas
bumi ini. Karena itu, berkomunikasi dengan bahasa sering terjadi
kemacetan. Contohnya, kita ingin berkomunikasi dengan orang Eskimo kita
memahami bahasa mereka, dan mereka juga tidak mengetahui bahasa kita.
Maka tidak mungkin berkomunikasi dengan bahasa. Karena itu perluy dicari
media atau alatyang berfungsi universal atau “bahasa” yang dapat
dimengerti semua orang. Dalam contoh yang sederhana dapat kita
perhatikan bagaimana seorang seniman Berkomunikasi dengan peminta dan
peminat seni. Seorang Mozart dapat berkomunikasi dengan orang-orang
diseluruh dunia dengan rangkaian nada, Affandi dapat berkomunikasi
dengan orang diseluruh dunia dengan pelototan catnya di atas kanvas,
Shakespeare dapat berkomunikasi dengan puisi-puisinya, dan sebagainya.
Tampaknya seni merupakan alat yang efektif untuk berkomunikasi. Karena
keindahan yang terkandung di dalamnya bersifat hakiki dan universal.
Seni dapat menembus batasan-batasan bahasa verbal maupun
perbedaan-perbedaan lahiriah setiap orang. Hanya lewat seni kita dapat
mengerti kebudayaan bangsa lain yang letaknya jauh dari kita. Di zaman
sekarang para politisi justru memandang perlu adanya diplomasi
kebudayan, kususnya kesenian, contohnya KIAS yang dilakukan oleh
pemerintah Indonesia. Seniman-seniman Indonesia melawat ke Amerika
Serikat untuk mengadakan pertunjukan dan pameran kesenian di sana. Upaya
ini pada hakekatnya adalah upaya komunikasi bangsa Indonesia dengan
bangtsa lain lewat media seni. Dengan demikian seni menempati funfsi
dalam bidang komunikasi. Selain komunikasi dengan Negara luar,
sebanarnya pemerintah selalu berkomunikasi dengan rakyatnya. Banyaknya
upaya yang dilakukan pemerintah lewat kegiatan seni, contohnya dengan
poster, sepanduk, seni tonil, wayang, drama radio, sinetron TV, untuk
menginformasikan masalah KB, transmigrasi, pajak, dan sebagainya. Hal
ini menunjukan bahwa seni juga menduduki fungsi komunikasi.
3. Fungsi Sosial Seni dalam Bidang Pendidikan Salah satu tujuan
pendidikan adalah untuk membentuk manusia berbudi pekerti luhur dan
bertingkah laku santun. Dalam proses, ini lebih mengacu dalam pencapaian
aspek nilai dan moral pada diri anak didik. Dalam hal ini kita tidak
membatasi pendidikan dalam arti sempit, yaitu proses belajar mengajar
secara formal dalam satu kelas. Pendidikan di sini adalah pendidikan
dalam arti luas, yaitu suatu kondisi tertentu yang memungkinkan
terjadinya transformasi dan kegiatan, sehingga menyebabkan seseorang
mengalami suatu kondosi tertentu yang lebih maju. Dalam pertunjukan
wayang, teater drama, pembacaan puisi, penonton sering mendapat
pendidikan tidak langsung dari apa yang mereka tonton. Di
puskesmas-puskesmas tertempel poster-poster penanggulangan penyakit,
faedah ASI, atau cara-cara menjaga kesehayan lainnya. Ini juga
mengandung pendidikan terhadap masyarakat. Disadari atau tidak,
rangsangan-rangsangan yang dibutuhkan oleh seni merupakan alat
pendidikan bagi penikmatnya. Seni mempunyai manfaat untuk membimbing dan
mendidik mental dan tingkah laku seseorang berubah ke kondisi yang
lebih baik. Setiap bangsa selalu mengharapkan masyarakatnya mempunyai
pekerti yang luhur. Salah satu cara mencapainya adalah pendidikan seni.
Karena pendidikan seni dapat menimbulkan pengalaman estetika, bahkan
etika. Selain fungsi secara pisikis, seni juga sering menduduki fungsi
secara fisis. Dalam proses belajar mengajar, guru sering menggunakan
alat-alat Bantu agar sasaran dapat tercapai secara optimal. Pada zaman
teknologi maju, fungsi seni dalam dunia pedidikan secara fisik ini dapat
perhatian yang cukup. Hal ini dapat dilihat dengan adanya berbagai
macam bentuk dan jenis alat peraga yang berasal dari seni. Ada yang
bersifat visual, audio, audio visual, bahkan gerak. Penggarapannya juga
sudah tidak sederhana lagi dan kadang kala menggunakan teknologi tinggi.
4. Fungsi Sosial Seni dalam Bidang Keagamaan Kita banyak menemukan
peninggalan-peninggalan kebudayaan zaman dahulu yang bersifat magis
spiritual. Di zaman batu,orang telah membuat ragam hias bersifat magis,
kemudian berkembang menjadi animisme-dinamisme. Pada masa
berikutnya,isme-isme tersebut tumbuh menjadi kepercayaan religi.
Kepercayaan religi tersebut dapat kita rasakan dalam karya-karya seni
seperti moko,nekara, dolmen,menhir, candi, pura, bangunan mesjid,ukir,
relief, dan sebagainya. Lalu manakah yang muncul lebih dulu, kepercayaan
atau seni ? Tidak ada yang tahu secara pasti mana yang muncul lebih
dahulu. Berabad-abad keduanya hidup secara bersamaan. Namun, dari
kronologi penciptaan benda seni, dapat kita pastikan bahwa seni
munculkarena adanya dorongan-dorongan ytangh diilhami oleh pengalaman
religi. Orang zaman Hindu-Budha membuat candi karena diilhami oleh
kehidupan ketuhanan. Demikian pula kebudayaan islam. Karl Barth
berpendapat bahwa sumber keindahan adalah Tuhan. Prof. Dr. A.h. Christie
secara spesifik mengemukakan, bahwa sumber kesenian islam adalah Al
Qur’an yang berisi wahyu-wahyu Allah. Pendapat ini diperjelas lagi oleh
Prof.Dr. Thomas Arnold bahwa perkembangan seni islam dating dari seniman
yang bersifat non-komersial. Yang mendasari mereka adalah dorongan yang
tulus ikhlas mengabdi kepada agama. Karena agama menjadi sumber
inspirasi seni, maka dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai seni
yang berfungsi untuk kepentingan keagamaan. Pengalaman-pengalaman
religi yang mereka miliki terefleksi dalam bentuk nilai estetika. Banyak
media yang mereka gunakan. Ada yang menggunakan suara, gerak, visual,
dan sebagainya. Di Indonesia,seni rupa yang berfungsi keagamaan antara
lain bentuk arsitektur masjid, kaligrafi arab,makam, candi, gereja, dan
sebagainya.