Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9

Ta'lim al-Muta'allim

Muhammad Assiry, 19 Juni 2019


Beberapa hari ini, saya menerima beberapa gambar terjemah kitab _Ta'lim al-Muta'allim._ Di beberapa timeline FB kawan juga ada yang menyebarkan. Ada beberapa gambar dan tulisan di sana. "Menjadi buku wajib di beberapa lembaga pendidikan Islam yang menekankan pentingnya adab sebelum ilmu." Begitu tertulis di satu gambar. "Menjadikan pelajar lebih beradab" Demikian tulisan yang ada di gambar lainnya. "Jangan lepas anak ke sekolah tanpa buku ini! Karena adab itu penting sebelum ilmu." Pesan ini pun tercantum dalam gambar yang lain. 

Bagi saya, ini adalah fenomena yang menggembirakan. Tampaknya, kesadaran kaum Muslimin akan pentingnya adab dan ilmu sudah mulai meningkat. Jika selama ini konsep pendidikan karakter sudah banyak tersebar , maka kini gema konsep pendidikan adab mulai terdengar lebih keras. Jika selama ini para praktisi pendidikan mengenal Thomas Lickhona, maka sekarang mereka merasa perlu mengenal pemikiran Imam al-Zarnuji. Jika sekian lama buku _Educating for Character_ atau _Character Matters_ begitu mendominasi, kini saatnya kitab _Ta'lim al-Muta'allim_ menjadi rujukan primer dalam usaha rekonstruksi peradaban.

Sebenarnya, kitab _Ta'lim al-Muta'allim_ bukanlah kitab baru. Di dunia pesantren, baik kalangan santri, apalagi kyai, pasti tidak asing dengan kitab ini. Bahkan menjadi kitab wajib untuk membentuk adab santri. Maka tidak heran, jika belakangan banyak video beredar yang menunjukkan adab santri kepada gurunya. Ketika gurunya berjalan, tidak ada seorang santri pun yang berani melintas. Ini bukan masalah halal atau haram, tapi adab yang harus dijunjung tinggi, salah satunya kepada guru. Sementara di tempat lain, kita juga menerima video murid yang melawan gurunya, mengancam, bahkan membunuh gurunya. Tentu saja, ini adalah tragedi pendidikan yang harus diselesaikan.

Di luar pesantren, seperti di sekolah umum, bahkan di sekolah Islam, kitab ini mungkin belum familiar. Hal ini karena kurikulum di sana tidak berbasis kitab turats sebagaimana di pesantren. Ini bukan menafikan adanya penanaman adab di luar pesantren. Hanya saja, kitab turats seperti _Ta'lim al-Muta'allim_ memang memiliki keistimewaan yang telah teruji dan terbukti. Itulah sebabnya, sejak ditulis oleh sekitar abad keenam Hijriyah, kitab itu masih terus dipelajari hingga saat ini. Mulai dari pesantren tradisional sampai kampus Islam di berbagai belahan dunia. Berbagai penelitian ilmiah tentangnya, mulai dari makalah, skripsi, tesis dan disertasi pun masih belum berhenti ditulis. Artinya, selama sembilan abad, kandungan kitab ini masih sangat relevan, sejalan dengan banyaknya perubahan di dunia pendidikan.

Meski banyak dikaji di pesantren, kitab ini bisa juga dipelajari oleh orang-orang di luar pesantren. Yang paling penting, banyak manfaat yang saya dapatkan dan rasakan setelah mempelajarinya. Sistematika pembahasannya, langkah-langkah praktis yang dibahasnya, kisah-kisah inspiratif, juga syair-syair yang dikutipnya, membuat saya yakin, bahwa kitab ini adalah jalan yang benar untuk dilalui oleh setiap penuntut ilmu.

Kini, kitab _Ta'lim al-Muta'allim_ tetap menjadi sahabat saya. Bersama santri-santri di pondok Pskq Modern Kudus Jateng, juga kawan-kawan di luar pondok, kita duduk bersama. Mengkaji kembali pemikiran salah satu tokoh pendidikan Islam yang hebat. Dengan tujuan yang sama, menanamkan adab dalam diri, agar menjadi insan adabi. Karena peradaban Islam yang gemilang hanya akan tegak kembali jika adab menjadi pondasi dan tertanam dalam diri setiap insani.

Dikala hari ini, kita sibuk mencari rolle model dan cara menterapkan ke"adab" an kepada generasi hari ini.....para ulama sudah mempersiapkan dalam manuskrif hebatnya.

Mari kita pelajari kembali kita _Ta'lim al-Muta'allim._ Pahami maksudnya untuk menghadapi tantangan zaman ini. Amalkan isinya agar menjadi ilmu yang nafi'. Lalu sebarkan kepada dunia bahwa pendidikan adab adalah konsep pendidikan terbaik yang pernah ada di muka bumi. Yakinlah, jangan pernah ragu lagi. Semoga Allah merahmati Imam al-Zarnuji atas karyanya yang bernilai tinggi. Juga untuk setiap pencinta ilmu yang berusaha mengambil manfaat dari kitab _Ta'lim al-Muta'allim_ ini. 

---------------
Ilustrasi:
Santri PSKQ sedang mendekorasi dinding Asrama.

KEMIRINGAN UJUNG PENA KHATH NASKHI & TSULUST

Muhammad Assiry, 10 Juni 2019


Kemiringan mata pena (qalam) yang digunakan oleh para Maestro kaligrafi untuk Khath Naskhi maupun Tsulust rata -rata adalah 30 derajat. 

Meskipun ada beberapa Master kaligrafi lainnya yang mungkin lebih dari 30 derajat pemakaiannya. Ini menjadi kebiasaan dan kenyamanan pada masing -masing Kaligrafer. Yang penting hasil karyanya tidak melanggar pakem kaidah jumhur Ulama' Khath.

AL QURAN GORESAN TANGAN SYEKH MUHAMMAD ARSYAD ALBANJARI

Muhammad Assiry, 11 Juni 2019




Goresan tangan dari Syekh Muhammad Arsyad Albanjari, Kalimantan selatan (1122-1227 H). Beliau meninggal pada tgl.13 Oktober 1812.

Beliau adalah salah satu Ulama Nusantara yang mendunia. Ini salah satu karya tulisan tangan Beliau Al Quran 30 Juz yang digores sangat indah.

Salah satu kerabat dari cucunya yang bernama sama dengan Beliau yakni Muhammad Arsyad adalah Santri PSKQ Modern yang ingin meniru jejak dan langkah buyutnya untuk juga bertekad menulis Al Quran 30 Juz.

Waktunya terus digunakan untuk terus berlatih di PSKQ Modern. Semoga tercapai cita -citamu Ustaz M.Arsyad Balik Papan. Amiiin.
_______________
Ilustrasi:
1. Mushaf 30 Juz Goresan Khath Syeikh Muhammad Arsyad Al Banjari.
2. Goresan Lhath Tsulust Adi Ustaz Muhammad Arsyad Balik Papan Santri PSKQ Modern.

KAJIAN KITAB KUNING PSKQ MODERN

PSKQ Modern, 31 Mei 2019





Majelis *Tempoe doeloe*... Masih pada pakai kaos dan tanpa peci bersama Santri PSKQ Modern yang mengaji kitab tradisional salaf (kitab gundul).

Awal 2016 ketika lantai granit Asrama putra Pskq Modern Kudus Jateng baru selesai dipasang.
Save untuk kenang-kenangan... #Kebersamaan yang sulit terulang.

Dok: Ustaz Khairun Najib

Top