Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9

Assiry gombal mukiyo, 17 Mei 2015

Maraknya cacian dan makian terhadap bacaan Al Quran dengan lagham jawa membuat saya cekikikan dan berguling-guling karena lucu.

Kita memang lucu. Bahkan Srimulat dan Opera Van Java masih kalah lucu dengan mindset berfikir kita terhadap persoalan ini.

MUI yang katanya menjadi wadah untuk mewakili Ulama dan berhak mengelurkan fatwa-fatwa dalam berbagai persoalan di Indonesia ternyata kali ini juga membuat pernyataan yang menjadi tema "guyonannya" adalah sangat lucu sekali.

Kita bangsa manusia adalah Manusia yang berdaulat sebab diciptakan oleh Allah, dan yang berdaulat atas manusia hanyalah Allah. Karena itu, kalau ada lembaga yang mengharam-haramkam, membidah -bidahkan sesuatu yang sebetulnya halal( boleh), lembaga itu tidak punya kedaulatan atas manusia untuk mengikuti fatwa mereka.

Menurut hemat saya bangsa Indonesia saat ini terbagi jadi tiga. Yang pertama, mereka yang menjilat habis pantat Amerika dan Barat. Yang kedua, mereka yang menjilat pantat Arab. Sedangkan kita adalah golongan ketiga, golongan orang Indonesia, yang masih bangga dengan ke-Indonesiaan kita, dalam konteks Jawa, orang yang masih "Njawani". Wong njowo neng ora ilang jawane( Orang jawa yang tidak lupa jawanya dari budaya dan apapun yang berkaitan dengan Jawa. Budaya luhur bangsa kita pada dasarnya sangat tinggi dan tak tertandingi oleh bangsa lain, dalam hal ini Barat maupun Arab.

Sebagai contoh sederhana, dalam urusan Adzan, suara dan nada muadzin Indonesia jauh lebih indah dari suara adzan di Arab. Orang Indonesia bisa mengumandangkan adzan dengan cengkok khas Indonesia. Bahkan nada adzan bisa dikembangkan menjadi lebih dari 100 variasi dan model lagu.

Kita ribut mempersoalkan bacaan Seorang Qari' yang membaca Al Quran dengan lagham Jawa. Bahkan diantara kita dengan gagah dan yakinnya menuduh hal itu sebagai pelecehan terhadap Al Quran. Apa tidak salah? Jangan gampang menuduh saudara kita sesat, bidah, kafir apalagi sekarang menuduh saudara kita sendiri telah melecehkan Al Quran hanya karena menggunakan lagham / nagham Jawa dan berbeda pendapat dengan kita.

Jangan menyimpulkan pepohonan itu berwarna putih keabu-abuan hanya karena tertutup oleh kabut pemikiran dan keterbatasan ilmu kita sendiri.

Ada apakah gerangan yang bercokol dalam otak dan cara berfikirmu Wahai MUI? "Jian udelmu Bodhong tenan !".

Dalam otak kita sudah terdoktrin bahwa Indonesia adalah negara berkembang. Negara dunia ketiga. Dosen-dosen akademis di kampus dengan bangga mengatakan bahwa negara kita adalah negara berkembang. Berkembang kemana? Mengikuti Barat? Kita jalan kemana, Barat jalan kemana.

Kita sangat mahir Qiraah [membaca al Quran] dan azan dengan lagu Arab. Terbukti banyak Qari Indonesia yang juara 1 lomba Tilawati Al Quran tingkat Internasional Sebut saja Ustaz H.Mu'min Ainul Mubaraq , Ustaz H.Muammar Za dan puluhan lainnya.

Tapi belum tentu orang barat dan Arab bisa ngaji lagu dengan nagham jawa misalnya. Sesungguhnya inilah letak kehebatan kita bangsa nusantara.

Justru ini juga yang menunjukkan bukti mukjizat Al Quran bisa dibaca dengan lagu apa saja asal tidak merusak tajwid dan makhrajnya ( warattili Al Qur aana tartiilan).

Kenapa semuanya harus meniru suara atau lagu orang Arab dalam melantunkan atau melagukannya. Bukan tidak baik, tapi membaca al Quran atau azan dengan gaya atau cengkok Jawa, misalnya, sebetulnya juga tidak jadi masalah sebab azan atau membaca al Quran bukan ibadah yang wajib/ fardhu dan utama [mahdhah], seperti salat, puasa, zakat dan haji.

Jadilah dirimu sendiri. Kita diciptakan Allah sebagai orang Indonesia, harusnya bisa menunjukkan kekhasan Indonesia, bukan menjadi orang Arab, Barat atau lainnya.

Apakah kalau ada yang menuduh saya kafir, lantas saya langsung jadi kafir? Hanya Allah yang tahu saya kafir atau bukan. Muslim atau bukan, anjing apa manusia. Tolonglah "Kang Mas MUI" Sesama murid jangan memberi rapor.

About Elsya Vera Indraswari

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top