Oleh : Muh Nur
Nuansa seni ornament yang tinggi terlahir kembali
dari tangan kreatif seorang wanita yang brilian. Fatimah Ozcay, anak bungsu
dari tiga bersaudara keluarga Ozcay. Keluarga seniman yang tidak hanya menguasai
kaidah kaligrafi dan ornament, namun juga mampu menunjukkan kepada dunia bahwa
kejayaan Turki Usmani itu masih ada. Merekalah tiga serangkai yang
disebut-sebut sebagai “mutsallatsul itqaan”. Mereka adalah Muhammad Ozcay,
Osman Ozcay (keduanya adalah Khattath) dan Fatimah Ozcay (muzahrifah atau
mudzahhibah).
Fatimah ozcay lahir pada tahun 1970. Belajar
zahrafah kepada muzahrifah senior, Dr Fatimah Cicek Derman, isteri dari Dr
Musthafa Ugur Derman, seorang sejarahwan dan pakar kaligrafi Turki, yang
menjadi rujukan penting para kaligrafer. Dr Cicek Derman-lah yang
mendesain zahrofah pada buku Fann al-Khatt karya suaminya. Sebuah buku rujukan
yang kaya dengan contoh kaligrafer Turki Usmani sejak zaman awal munculnya khot
hingga akhir abad 14 hijriyah
Setelah kepindahan Fatimah dan keluarga Ozcay ke
Istanbul, dia sering berkunjung ke yayasan kebudayaan “Qubbah althi” untuk
mengikuti seminar2 yang ada di sana. Berkat dorongan dari kakak tertuanya,
Muhammad Ozcay, serta semangat dan kecintaannya kepada seni zahrofah, akhirnya
Fatimah berhasil menguasai semua cabang zahrofah dengan detail dan sempurna
dalam waktu 2 tahun saja.
Selain bakat dan kemampuan yang dimilikinya,
Fatimah juga sangat beruntung karena menemukan tempat yang subur untuk
mengaplikasikan bakat dan kreatifitasnya. Hampir semua karya kaligrafi kedua
kakaknya (Muhammad dan Osman) dialah yang menyempurnakan dengan ornament yang
sangat indah.
Warna dan corak yang dia pilih, sesuai dengan
ayat dan bentuk kaligrafi yang ditulis sang kakak. Seolah menyempurnakan ruh
dari karya yang mereka buat. Sebuah Hilyah Syarifah yang pernah dia hiasi,
mengambil waktu setidaknya 2 bulan penuh untuk menyelesaikan zahrafahnya.
Tangan Fatimah konon tidak pernah berpisah dengan
pensil disela-sela waktu kosongnya. Corak bunga-bunga dan daun-daun dia
ciptakan dengan bentuk dan kreasi baru yang sangat indah. Dan ketika bentuk
tersebut tertuang dengan kuas, mampu menyihir setiap orang yang melihatnya.
Sampai-sampai dalam ukurannya aslinya yang sangat kecil pun, Fatimah mampu membuat
bentuk yang sangat sempurnya hingga membutuhkan kaca pembesar untuk melihat
gradasi warna yang dia ciptakan.
Dalam karyanya, Fatimah mencoba untuk mengambil
inspirasi dari corak zahrafah abad 6 masehi. Dia berhasil mewujudkannya hal itu
dalam sapuan kuasnya yang kuat. Percobaan dan karya yang berkesan baginya
adalah ketika membuat zahrafah untuk menghias Mushaf tulisan tangan kakanya,
Muhammad Ozcay.
Dengan prestasi dan kepiawaiannya dalam seni
zahrafah, beliau sering mengikuti pameran kaligrafi baik di Turki maupun
luar Turki. Pada tahun 1996, tiga bersaudara Ozcay mengadakan pameran tunggal
yang pernah digelar di markaz IRCICA. Sejak itu, nama Fatimah mendapat
pengakuan dan sanjungan dari para pengamat zahrafah di Istanbul. Karya-karyanya
pun lantas diburu oleh para kolektor dari berbagai negara.
Sejarah tidak akan melupakan Turki, sebuah negara
yang pernah menjadi pusat Khilafah Islamiyyah. Sebuah kiblat seni yang
mengangkat dan menjaga kaligrafi dan zahrafah hingga saat ini. Sudah menjadi
kehendak Allah, jika menginginkan generasi Turki terus eksis untuk menjaga seni
ini dan diteruskan kepada genarasi Islam di belahan dunia lainnya. [muhd
nur/hamidionline.net]
No comments: