Assiry gombal mukiyo, 18 Juli 2016
Barangkali teman -teman sekalian pernah mendengar ungkapan ini "Kullu
maa ya’ti bisur’atin, yadzhabu bisur’atin". Yang mengandung arti bahwa Sesuatu yang datang dengan cepat, akan pergi dengan cepat pula".
Hal ini pun mengingatkan saya pada mereka yang mengikuti berbagai ajang
pencarian bakat, berlomba-lomba untuk menjadi terkenal dan banyak
diliput media dalam waktu yang relatif sangat cepat. Mereka memang
benar-benar menyita perhatian publik dan banyak tampil di berbagai
media, akan tetapi semuanya pun hilang dalam hitungan 3-4 bulan seiring
berakhirnya program acara pencarian bakat tersebut.
Berbeda
halnya dengan mereka yang benar-benar meniti karirnya dari sejak lama,
bersusah payah mewujudkan mimpinya, memerah keringat bahkan berlumuran
darah dan nanah, menerima puluhan kali penolakan, mengalami banyak
kegagalan dan kadangkali terjebak dalam putus harapan yang memuakkan.
Hasilnya mereka pun bisa bertahan dan tetap eksis dalam karirnya dalam
waktu yang sangat lama. Hal itu karena lamanya juga proses yang mereka
jalani untuk menemukan jalan keberhasilan yang begitu melelahkan.
Bahkan saya hampir tidak pernah tidur malam selama 3 th waktu belajar
Kaligrafi di Sanggar An Nur KH.Nur Aufa Shiddiq alm. bersama sahabat
saya Ustaz H.Purwanto Zain ( 1997-2000). Setiap malam saya dan Ustaz
H.Purwanto Zain melukis, menulis sketsa stereofoarm, latihan kaligrafi
memakai handam, kuas dll. Itulah salah satu kehebatan Guru saya KH.Nur
Aufa Shidfiq Alm. yang terus menuntun dan nenemani saya belajar
kaligrafi dengan media apa saja berdua sampai Subuh. Baru sehabis Shubuh
bisa tidur 2,5 jam. Pukul 07.30 WIB saya sudah harus bangun dan
berangkat "Ngaji" Kitab Kuning di Sekolah NU Keradenan sampai dhuhur,
setelah dhuhur langsung latihan dan membuat kaligrafi lagi sampai subuh
begitu seterusnya.
Proses yang lama menuju kesuksesan inilah yang
banyak dihindari dan tidak disukai oleh kita khususnya yang sedang
menimba belajar kaligrafi. Para pembelajar Kaligrafi seringkali terjebak
dengan pemikiran untuk mendapat apa yang dinginkan dengan serba
instan.
Padahal proses yang lama dalam belajar kaligrafi tersebut membuat karya-karyanya akan semakin matang.Semakin lama orang menghadapi kesulitan-kesulitan maka disitulah
terdapat tempaan bathin yang semakin kuat. Mereka yang sudah biasa
prihatin dan hidup susah lebih siap menjalani kehidupan dan siap
menghadapi berbagai tantangan yang hadir dalam kehidupan. Layaknya pohon
bambu Cina dalam proses pertumbuhannya yang lama namun bisa begitu kuat
saat ia harus bertarung dengan badai yang menerpanya.
Orang yang
belajar kaligrafi itu analoginya seperti seseorang yang menanam pohon
bambu Cina, mungkin kekesalan hadir dalam hati kita karena dalam waktu 3
tahun pohon tersebut seolah tidak tumbuh. Hanya beberapa sentimeter
saja pertumbuhan pohon bambu Cina tersebut bisa kita lihat, itu pun jika
kita sabar menunggu sampai 7 tahun lamanya.
Sebenarnya ia bukan
tumbuh lambat, akan tetapi pohon bambu tersebut menumbuhkan terlebih
dahulu akar agar ia kuat menghujam ke bumi. Selama 6-7 tahun, pohon
bambu Cina fokus menumbuhkan akar ke bawah tanah menguatkan eksistensi
dirinya. Kemudian setelah masa itu dilewati, pertumbuhan pohon bambu
Cina akan terlihat sangat pesat jauh menjulang ke atas. Pertumbuhannya
bukan hanya dalam ukuran sentimeter akan tetapi ia tumbuh dalam ukuran
meter.
Di Pesantren Seni Rupa & Kaligrafi Al Quran ( PSKQ
Modern) fase ini dikenal dengan fase "pertapaan Kaligrafi." Karena
setiap Santri harus betul -betul fokus belajar dengan terus menggores
dan nemperbanyak latihan " katsrati al masyq" juga rajin mentashihkan
karya kepada Gurunya. Tidak itu saja Santri PSKQ Modern harus
mengimbangi proses pertapaannya dengan Qiyamullail, puasa -puasa Sunnah,
Senin Kamis, Puasa Daud, Puasa Dalail Quran atau Dalail Shalawat.
Inilah yang disebut dengan proses penguatan mental dan pembersihan hati "
tazkiyyatu annufus" agar ilmu - ilmu kaligrafi yang diserap oleh para
Santri mudah ditangkap.
Jika hati kita bening, bersih dari maksiat
dan dosa niscaya hati yang bersih pula yang dengan mudah dipantulkan nur
atau cahaya ilmu yang Allah pancarkan. Karena Ilmu itu cahaya maka
semakin hati kita bening dan bersih semakin banyak cahaya ilmu yang akan
kita hasilkan untuk kita pantulkan kembali agar memberikan kemanfaatan
bagi sesama.
Inilah rahasianya mengapa pohon bambu Cina bisa
kuat menghadapi angin badai yang luar biasa. Ia akan tetap bisa bertahan
di tempatnya sementara pohon-pohon yang lainnya jatuh tumbang tak
berdaya. Rahasia ini bisa kita jadikan pelajaran dalam hidup kita
bahwasanya proses yang lama untuk mencapai suatu kesuksesan ternyata
menjadikan kita semakin kuat dan bisa bertahan dari rintangan-rintangan
yang ingin menjatuhkan kita.
Tidak perlu takut saat kita belum
mendapatkan hasil yang kita harapkan dari apa yang sedang kita usahakan.
Yakinkan diri bahwa kita sedang Allah persiapkan untuk mendapatkan
kesuksesan yang besar bahkan yang lebih besar daripada yang kita
bayangkan. Teruslah berusaha dan mengoptimalkan apa-apa yang bisa
mengantarkan kita pada gerbang kesuksesan yang nyata. Insya Allah… pasti
bisa.
Bahkan mohon maaf Kesuksesan saya yang baru secuil ini
adalah 1% dari hidup saya, karena 99% kehidupan saya berisikan
kegagalan-kegagalan. Kegagalan apa saja bahkan pernah saya alami.
Kegagalan cinta sudah biasa, kegagalan rumah tangga, digugat cerai,
Skripsi ditolak Dosen, ditolak dan diusir mertua, jadi gelandangan saat
masih di Pesantren demi sesuap makan, jual gorengan diuber Satpol PP,
menggembala kambing digigit ular, jual Es lilin keliling tidak laku,
pernah tidak naik kelas karena sakit Typus 8 bulan saat SD, jadi pelukis
jalanan diusir orang, buat kaligrafi di Masjid diusir dianggap haram,
difitnah, lomba kaligrafi dicurangi, dilempar batu mau dibunuh saat
mengajar dan membuat kaligrafi dan banyak segudang kegagalan penuh
linangan air mata yang pernah saya alami.
Alhamdulillah seabrek
kegagalan -kegagalan yang pernah saya lewati sedikitpun tidak pernah
menyurutkan langkah saya untuk terus berkarya dan terus belajar agar
lebih baik. Namun sayangnya tidak sedikit orang yang mau belajar dari kegagalan-kegagalan yang pernah dialaminya.
No comments: