Assiry gombal mukiyo, 19 Juli 2016
Merantau, belajar, kemudian pulang kampung untuk membangun kampung
adalah cara terbaik bagi kita agar bisa menjadikan kampung kita lebih
semarak. Mungkin kita adalah termasuk sebagian orang yang kurang
memperhatikan keadaan kampung kita misalnya kondisi Sekolah atau
Pesantren disana yang serba kekurangan. Entah itu kekurangan tenaga
pengajar, murid-murid bahkan fasilitasnya yang jauh dari kata lengkap.
Di kampung halaman, terkadang kita akan menemui sekelompok warga
penganggguran, kurang cukupnya kebutuhan hidup akibat PHK merupakan
penyebab dari kurangnya kemampuan mereka dalam berwirausaha.
Bahkan,
para petani pun sering mengalami gagal panen jika tidak dibarengi
dengan pengetahuan serta fasilitas yang seharusnya wajib terpenuhi.
Nah, dalam keadaan itulah harusnya kita semua ikut mengambil peran
dalam memakmurkan kehidupan warga di sekitar. Mau yang lulusan
Pesantren, lulusan Sarjana atau tidak dari dua-duanya. Apapun bidang
profesi dan jurusan mereka, entah itu dari pendidikan, pertanian,
ekonomi. Lulusan Pesantren pun sudah sepatutnya turut memberikan
kontribusi yang lebih baik.Jika mereka semua sudah mempraktekannya,
otomatis ilmu yang didapat di bangku kuliah atau di Pesantren sudah
benar-benar bermanfaat dalam kehidupan nyata.
Mantan Presiden
Afrika Selatan, Nelson Mandela pernah berkata " Cukup berikan yang
terbaik bagi kampung halamanmu, maka kamu bisa membawa dampak positif
dan bermaanfaat bagi masyarakat di sekitarmu".
Inilah motivasi yang
mengilhami saya untuk membangun Pesantren Kaligrafi di Kampung sendiri
yang saya nobatkan sebagai "Kampung Kaligrafi" PSKQ Modern. Setelah saya
bertahun -tahun berkeliling nusantara dengan berguru Kaligrafi,
mengikuti ratusan lomba dan menggondol ratusan prestasi baik juara
kaligrafi tingkat kecamatan, Kabupaten, Propinsi, Nasional dan ASEAN.
Jika ada kampung Inggris di Pare Jatim, di Jelekong Bandung Jabar ada
Kampung lukis, di Kudus Jawa Tengah pun ada Kampung Kaligrafi " PSKQ
Modern". Bukankah setiap keahlian, prestasi, dan kemampuan yang besar
pasti akan mendatangkan tanggung jawab yang besar.
Ini saya sikapi
secara positif dan optimis. Jika saya dahulu tergiur dengan tawaran
Pemerintah Brunai Darussalam untuk menjadi Penulis Kaligrafi dengan
tawaran gaji tinggi di Kementerian agama Brunai Darussalam ( Hal Ehwal
Ugama) ketika menggondol Juara 1 untuk semua khoth yang dilombakan pada
lomba Kaligrafi tingkat ASEAN pada th. 2002 dan 2006 ( Tsulust, Diwani,
Riqah, Naskhi) mungkin tidak akan pernah ada PSKQ Modern.
Saya
masih memilki prinsip yang kuat bahwa hujan batu di negeri sendiri lebih
mulia daripada hujan emas di Negeri orang lain. Pestasi dan penghargaan
Kaligrafi ASEAN dan penghargaan MURI pembuatan patung Stereeofoarm
tinggi 16 m th.2003 yang saya dapatkan itu menjadikan tekad saya semakin
berkobar untuk mengembangkan dan menaburkan virus-virus kaligrafi dan
Seni Rupa kepada siapa saja meskipun tempatnya di kampung.
Keberadaan PSKQ Modern ditengah -tengah padatnya penduduk yang mayoritas
berprofesi petani, buruh pabrik dan sebagian kecil pegawai swasta,
membuat PSKQ Modern menjadi aneh, asing dan berbeda. Bahkan diawal-awal
ketika saya mengajar kaligrafi banyak orang-orang sekitar yang "nyinyir"
terhadap saya
" Belajar kaligrafi itu mau buat apa, bukannya bekerja malah corat-coret kertas buang-buang duit". Bahkan pernah ada murid saya yang kebetulan tetangga saya dipaksa pulang oleh kakaknya ketika belajar kaligrafi karena menganggap kaligrafi itu tidak jelas nasib dan masa depannya.
" Belajar kaligrafi itu mau buat apa, bukannya bekerja malah corat-coret kertas buang-buang duit". Bahkan pernah ada murid saya yang kebetulan tetangga saya dipaksa pulang oleh kakaknya ketika belajar kaligrafi karena menganggap kaligrafi itu tidak jelas nasib dan masa depannya.
Menjadi sebuah kebanggaan dan tantangan
bagi saya hingga sekarang ini bisa melakukan gebrakan dengan mengkader
dan terus mengajarkan kaligrafi. Sehingga dari induk PSKQ Modern
tepatnya disekitar Desa undaan tempat PSKQ Modern berdiri lahir
sanggar-sanggar, workshop kaligrafi dan Seni Rupa yang bermunculan bagai
jamur di musim hujan. Dari pengkaderan dan kursus-kursus yang diadakan
PSKQ Modern dan Assiry Art berdiri sanggar -sanggar dan workshop Seni
Kaligrafi dan Ornamen GRC. Sebut Saja Sanggar Kaligrafi Gallery Annasr,
Farraz Art, Java Art, Ghaza art, Sururi Art dan lainnya.
Ditambah
banyak Santri dan kader -kader PSKQ Modern yang menjuarai even lomba
Kaligrafi tingkat Propinsi, Nasional dan Internasional dengan
mendapatkan hadiah umrah, ONH /Haji gratis, membuat orang-orang yang
sebelumnya kontra atau tidak respec dengan keberadaan PSKQ Modern
menjadi "keki" dan "ndlohom" sendiri.
Sudah waktunya kita
mengantisipasi dan terus melakukan upaya pengurangan arus urbanisasi ke
kota-kota besar. Jangan biarkan anak-anak muda merantau sampai
terlunta-lunta di kota-kota besar, terutama bagi mereka yang belum
memiliki ketrampilan dan keahlian.
Sudah seharusnya kita percaya
bahwa kampung halaman masih memiliki potensi untuk mensejahterakan
warganya, selama kita tahu bagaiamana cara mengelolanya. PSKQ Modern
menyadari betul bahwa life skill, keahlian atau keterampilan menjadi
senjata utama untuk menghadapi era global dan MEA ( Masyarakat Ekonomi
Asean) yang sudah berjalan. Bagaimana kita bisa bersaing dengan Dunia
luar jika cuma ijazah Sarjana saja yang kita andalkan sedangkan Kita
tidak memilki kapasitas dan keahlian atau keterampilan apapun. Jauh
sebelum MEA dicanangkan PSKQ Modern sudah lebih awal mengkader, membina,
membekali keterampilan dan keahlian kaligrafi, lukis, desain intetior,
Seni arsitektur dan lainnya.
Percayalah bahwa kesuksesan itu akan
datang, selama kamu masih memiliki niat dan tekad untuk selalu berbuat
baik kepada siapa saja. Jangan terlalu bimbang dalam menentukan masa
depan. Setelah banyak prestasi dibidang apa saja dan menyandang gelar
sarajana, akan lebih baik dan afdhal jika anda pulang untuk membangun
kampung halaman adalah salah satu keputusan terbaik yang anda miliki.
Illustrasi:
- Tampak tanggul irigasi kampung Kaligrafi " PSKQ Modern"Undaan Lor Rt.03 dan Rt O1.Kec.Undaan. Kabupaten.Kudus.Jateng.Indonesia.
- Para Santri Putri PSKQ Modern menikmati suasana senja hari ketika mengikuti Pesantren Kaligrafi ramadhan 2016.
- Tampak tanggul irigasi kampung Kaligrafi " PSKQ Modern"Undaan Lor Rt.03 dan Rt O1.Kec.Undaan. Kabupaten.Kudus.Jateng.Indonesia.
- Para Santri Putri PSKQ Modern menikmati suasana senja hari ketika mengikuti Pesantren Kaligrafi ramadhan 2016.
No comments: