PSKQ Modern, 12 Juni 2015
Riq’ah
adalah salah satu gaya khat ciptaan masyarakat Turki Usmani. Muhammad
TahirKurdi menyebutkan, bahwa penggagas dan peletak dasar-dasar kaidah
khat Riq’ah adalah Mumtaz Bek, seorang konsultan d zaman Sultan Abdul
Majid Khan sekitar tahun 1280 M. Posisi khat Riq’ah berada di antara
khat Diwani dank hat Siyaqat, dimana Mumtaz Bek sangat masyhur dengan
keahliannya di bidang Diwani seperti para kaligrafer selainnya. Tujuan
awal diciptakannya tulisan ini adalah untuk mempersatukan seluruh
kaligrafi bagi seluruh pegawai kerajaan, sehingga mereka hanya menulis
dengan satu gaya khat dalam semua tata pergaulan resmi yang diterapkan
untuk kantor-kantor pemerintahan. Penciptanya menamakannya Riq’ah yang
artinya menurut kamus-kamus bahasa ialah potongan daun untuk menulis dan
tidak ada hubungannya dengan khat Riq’ah kuno yang pernah digunakan di
seluruh kantor admnistrasi surat menyurat Negara. Beberapa
sultan Usmani seperti Sulaiman al-Kanuni dan Abdul Hamid I sangat
memperhatikan dan banyak menulis dengan khat Riq’ah. Spesifikasi khat
Riq’ah terdapat pada huruf-hurufnya yang pendek dan bias ditu;is lebih
cepat daripada Naskhi, karena kesederhanaannya dan tidak memiliki
struktur yang rumit. Karena itu, kita memiliki kenyataan dalam kehidupan
modern ini khat Naskhi khusus digunakan untuk mencetak teks buku, surat
kabar, dan majalah, sedangkan khat Riq’ah khusus digunakan untuk
catatan tangan atau dikte. Di lapangan advertising atau untuk penulisan
judul-judul surat kabar, Riq’ah sering digunakan karena dapat mencakup
kata-kata panjang dengan goresan-goresan yang tidak banyak makan tempat.
Pada
saat tidak menggunakan pena tipis tebal, khat Riq’ah berfungsi untuk
menulis catatan harian seperti pelajaran dan kuliah atau surat menyurat
dan reportase para juru tulis seperti wartawan. Kecepatan
gerak Riq’ah dapat disamakan dengan stenografi dalam tulisan latin. Hal
ini memungkinkan karena spesifikasi hurufnya yang pendek dan beberapa
huruf yang diringkas seperti sin tanpa gigi, alif dan lam tanpa tarwis
serta lengkungan-lengkungan sederhana pada ya’, jim, qaf, dan
nun.Keringkasan Riq’ah dapat juga dilihat pada struktur dan komposisi di
mana huruf dan kata bertumpang tindih untuk memperpendek jarak tulisan
bagi kata-kata yang panjang. Mode ini banyak digunakan
terutama untuk judul-judul Koran dan ungkapan iklan. Huruf alif
misalnya, dipendekkan dan posisinya dibawah atau diatas huruf-huruf
lain. Begitu pula penumpangan awal kata diatas ujung kata sebelumnya
supaya tulisan tampil lebih ringkas.
No comments: