Assiry gombal mukiyo, 20 Juni 2015
Apabila seorang anak manusia mampu bermewah-mewah, namun dengan sadar tidak mau, maka dia telah menjadi asketik alias zuhud. Zuhud itu bukan berarti tidak boleh kaya, tidak boleh memiliki jabatan, tidak boleh bergelimang materi dan harta benda.
Boleh anda kaya, bertabur materi, memiliki jabatan publik yang prestisius, tapi semuanya tidak engkau semayamkan dalam hatimu. Tidak menjadi kebanggaan dalam hidupmu.
Asketisme cuma dianggap sebagai pencitraan di jaman sekarang. Jaman di mana rasionalisme terhadap kebutuhan materi justru menjadi bumerang dalam menilai orang-orang asketik.
Manusia asketik mampu mengendalikan nafsu, mereka sejatinya berpuasa dan hanya mengambil substansi bukan kulit belaka. Ada banyak manusia asketik di dunia ini, mulai dari Bill Gates, Warren Buffet, Zuckerberg yang hidup sederhana di tengah gelimang harta. Puncaknya adalah Nabi Muhammad yang seorang pemimpin tertinggi Arabia namun rumahnya dari tanah liat dan sepatunya sering ditambal. Perlu kita ketahui, Rumah Beliau SAW sangat mungil sekali, jika diukur panjangnya tidak lebih dari 5 meter dan lebarnya hanya 3 meter. tinggi atap sekitar 2.5 meter. Padahal sangat mudah bagi Nabi SAW, untuk bergelimang kaya tapi beliau tidak tergiur oleh indah dan silaunya harta dunia.
Manusia amat sangat mudah silau oleh kemewahan yang tidak perlu, padahal kualitas manusia hanya bisa dilihat dari perbuatannya dan isi otaknya. Kemewahan berlebihan bahkan juga ditunjukkan oleh ustadz dan pendeta, oleh pejabat dan guru spiritual, yang sebenarnya harus dipertanyakan kualitas spiritualitas ataupun keagamaan mereka jika mereka tunduk pada kemewahan dunia yang amat sangat sementara.
Asketisme adalah jalan sunyi bagi manusia yang tercerahkan, yang dengan bahagia memilih jalan berbeda di tengah arus kebodohan penghambaan terhadap kemewahan bukan terhadap fungsi.
Betapa jarang kita melihat manusia-manusia asketis di dunia hingar bingar ini, dan ketika ada kita memandang mereka dengan tatapan aneh, padahal kepada merekalah seharusnya kita belajar hidup dan menghidupkan kembali kehidupan yang sesungguhnya.
No comments: