PSKQ Modern, 12 Juni 2015
Khat Diwani
Jali merupakan salah satu gaya kaligrafi yang dibuat oleh masyarakat Turki
Usmani hasl olahan kaligrafer Syahlan Pasha. Gaya ini dianggap sebagai hasil
pengembangan dari khat Diwani ‘Adi. Jali artinya jelas. Baik Diwani ‘Adi maupun
Diwani Jali dua-duanya disebut khat Humayuni dan khat Muqaddasi. Humayun
maksudnya raja-raja Humayun, sedangkan Muqaddas artinya disucikan, karena gaya
ini khusus dipakai menulis para sultan dan sultan adalah bayang-bayang Tuhan di
bumi. Diwani Jali yang semula banyak digunakan untuk menulis naskah,
sertifikat, dan korespondensi anatar negara oleh para sultan Turki Usmani,
berkembang dan semakin halus menjadi tulisan hias pada abad ke-19 dan 20
terutama di tangan para kaligrafer modern seperti Syeikh Muhammad Abdul Aziz
al-Rifa’i dari Mesir, Syeikh Nasib Makarim di Lebanon, dan Hasyim Muhammad
al-Baghdadi di Irak. Keindahan gaya ini tambah sempurna di tangan para master
kaligrafi mutakhir seperti Sayid Ibrahim dari Mesir, Muhammad Sa’ad Haddad dan
Mus’ad Musthafa Khudir al-Bursaid dari Mesir, Muhammad Sadiq al-Khayyat dari
Syiria, Jawad Sabti al-Najvi, Muhammad Izzat Kirkukli, Jasim al-Najvi, Walid
al-‘Azmi dari Irak. Kelebihan dan karakter khas Diwani Jali dari Diwani ‘Adi adalah
pada penyematan tanda syakal dan hiasan titik yang memenuhi ruang tulisan
dengan bentuk titik segi empat (seperti titik-titik untuk Tsulus). Keindahannya
justru tidak tampak tanpa susunan geometris komponen-komponen yang padat
tersebut. Karena itu pula Diwani Jali ditulis dengan waktu yang agak lama.
Banyak ragam cara mengolah khat Diwani Jali, namun secara khusus khat Diwani
Jali terbagi kepada tiga bentuk pokok dengan sebutan yang berbeda-beda yaitu:
a.
Khat Diwani Jali Mahbuk
Mahbuk artinya terstruktur atau
tersusun rapi, yang diukur menurut keindahan pembagian (husn al-tawzi’) dan
aturan komposisi (ihkam al-tartib) seperti pada khat Tsulus. Keseluruhan
bagaian dalam gaya ini tampil simetris, sama padatnya dengan jaraj-jarak antar
goresan yang dibuat seimbang sehingga tidak ada bagian yang lebih kosong atau
lebih padat dari bagian yang lain.
b.
Khat Diwani
Jali Humayuni
Meskipun Diwani dan Diwani Jali
dinisbahkan kepada nama Humayuni, namun gaya Diwani Jali Humayuni adalah
kaligrafi yang secara dikhususkan oleh para kaligrafer Turki untuk menulis
dokumen atau catatan kesultanan, sertifikat kerajaan, dan karya-karya seni yang
bersifat permanen. Diantaranya cirinya adalah bagian ujung tulisan yang menaik
seakan menggambarkan pucuk mahkota atau kekuasaan raja melebihi ketinggian
bagian-bagian sebelumnya yang bernada datar seperti umumnya rakyat biasa. Pada
akhir dari pucuk tulisan kerap ada tambahan goresan melengkung, seperti gambaran
kelebat sorban atau sayap mahkota kebesaran.
c.
Khat Diwani
Jali Zauraqi
Gaya ini merupakan Diwani Jali yang
dipengaruhi seni lukis. Dalam bidang ini, para kaligrafer punya tradisi
mengolah gaya tersebut dalam bentuk zauraq atau perahu. Ciri-ciri aliran Diwani
Jali Zauraqi adalah pada pemanjangan goresan huruf-huruf akhir kata-kata yang
mungkin bisa ditarik semakin cekung hingga ujung kalimat. Garis-garis memanjang
ini membentuk lapisan-lapisan kayu pada dinding perahu. Paling pucuk biasanya
ditambahi goresan menjulur ke bawah mirip navigasi,sedangkan sisa kata-kata
dierupakan muatan denga beberapa ujungnya menyelonjor ke arah air mirip
dayung-dayung yang bergerak hidup.
No comments: