PSKQ Modern, 2018
Dua Sosok ini memang tidak bisa dianggap enteng, meskipun mungkin tetap saja ada yang menganggapnya remeh dan enteng karena mereka berdua hobbyny puasa dalail bertahun -tahun sehingga bobotnya enteng dan remeh.
Jadi wajar jika mereka berdua bisa naik kubah, memanjat menara seperti memilki ajian meringankan tubuh.
Sosok pertama, Ahmad Ainun Najib adalah Santri PSKQ Modern angkatan 2013 yang berasal dari Tegal Jateng ini saat masuk PSKQ Modern. Baru 2 Minggu belajar di PSKQ tangannya sudah gatal dan merasa ogah belajar corat -coret huruf karena membosankan. dia justru lebih suka berkelana dari masjid satu ke Masjid yang lainnya mengikuti kegiatan Ustaz Muhammad Assiry Presiden Kaligrafi bersama CV. Assiry Art menebar virus -virus Kaligrafi dipenjuru nusantara. Meskipun dengan berat hati Ustaz Assiry tetap mengijinkan dengan berbagai resiko, tentu kaidah kaligrafinya akan ketinggalan dengan Santri yang lainnya yang gokus di kelas. Tetapi justru Ahmad Ainun Najib memiliki alasan tersendiri dan mengungkapkannya kepada Ustaz Assiry, " Belajar kaligrafi bagi saya justru lebih cocok langsung praktek dilapangan apalagi juga menambah nilai finansial, yah hitung -hitung buat menabung agar bisa mandiri dan ngga menjadi beban ortu", begitu ujar Ahmad Ainun Najib mantap.
Semenjak 2013 hingga 2016, Najib biasa disapa terus saja mengasah setiap potensinya yang semakin gemilang. Bahkan pada suatu kesempatan mengajar dihadapan Dantri -Santri yunior PSKQ Modern, Ustaz Muhammad Assiry mengatakan bahwa Najib ini adalah salah satu illuminator atau tezhiper Masjid terbaik di Indonesia. Keberhasilan Najib adalah karena ia sangat tekun dan menjadi pribadi yang "saman watha'atan" atau penurut terhadap saran dan masukan baik yang diberikan gurunya yang tak lain adalah Ustaz Assiry sendiri.
Sosok kedua, Muallimin dari Demak Jateng. Namanya tidak asing bagi para kaligrafer di Indonesia adalah Santri PSKQ Modern angkatan 2011 hingga 2015, beberapa kali menjuarai lomba kaligrafi Prop. jateng 2012 dan 2015 juga juara 1 Kaligrafi di tingkat Prop.Jabar 2016, membuat Muallim semakin berkibar, Sebelumnya ia juga aktif ikut bersama Ustaz Assiry mendekorasi puluhan Masjid berpindah -pindah dari Propinsi satu ke Propinsi lainnya dan menjadi penulis Kaligrafi CV. Assiry Art.
Hampir 30 persen Karya -Karya Assiry Art yang tidak lepas dari Kaligrafi cantik yang tersusun rapi adalah goresan tangan tangan Muallimin yang lentik. Semoga kader -kader PSKQ Modern bukan hanya jago pada event lomba kaligrafi MTQ tetapi juga memilki jiwa entrepreneurship yang tinggi. Semoga menjadi inspirasi bagi -Santri PSKQ Modern lainnya.
Ini adalah Karya Kaligrafi goresan Muallimin dan Motif tezhip yang indah duet maut antara Ahmad Ainun Najib dan Muallimin Kaligrafi dan Motif Kubah di Makam Syaikh Ihsan Bin Dahlan "PENGARANG KITAB SIROJUTTOLIBIN" Jampes Kediri Jawa Timur dan Masjid Catalina Serpong.
Admin PSKQ, 2016
Disarikan dari cerita Ustaz Muhammad Assiry.
-----------------------------
Kunjungi link: www.assirykaligrafimasjid.com
www.pesantrenkaligrafipskq.com
Dua Sosok ini memang tidak bisa dianggap enteng, meskipun mungkin tetap saja ada yang menganggapnya remeh dan enteng karena mereka berdua hobbyny puasa dalail bertahun -tahun sehingga bobotnya enteng dan remeh.
Jadi wajar jika mereka berdua bisa naik kubah, memanjat menara seperti memilki ajian meringankan tubuh.
Sosok pertama, Ahmad Ainun Najib adalah Santri PSKQ Modern angkatan 2013 yang berasal dari Tegal Jateng ini saat masuk PSKQ Modern. Baru 2 Minggu belajar di PSKQ tangannya sudah gatal dan merasa ogah belajar corat -coret huruf karena membosankan. dia justru lebih suka berkelana dari masjid satu ke Masjid yang lainnya mengikuti kegiatan Ustaz Muhammad Assiry Presiden Kaligrafi bersama CV. Assiry Art menebar virus -virus Kaligrafi dipenjuru nusantara. Meskipun dengan berat hati Ustaz Assiry tetap mengijinkan dengan berbagai resiko, tentu kaidah kaligrafinya akan ketinggalan dengan Santri yang lainnya yang gokus di kelas. Tetapi justru Ahmad Ainun Najib memiliki alasan tersendiri dan mengungkapkannya kepada Ustaz Assiry, " Belajar kaligrafi bagi saya justru lebih cocok langsung praktek dilapangan apalagi juga menambah nilai finansial, yah hitung -hitung buat menabung agar bisa mandiri dan ngga menjadi beban ortu", begitu ujar Ahmad Ainun Najib mantap.
Semenjak 2013 hingga 2016, Najib biasa disapa terus saja mengasah setiap potensinya yang semakin gemilang. Bahkan pada suatu kesempatan mengajar dihadapan Dantri -Santri yunior PSKQ Modern, Ustaz Muhammad Assiry mengatakan bahwa Najib ini adalah salah satu illuminator atau tezhiper Masjid terbaik di Indonesia. Keberhasilan Najib adalah karena ia sangat tekun dan menjadi pribadi yang "saman watha'atan" atau penurut terhadap saran dan masukan baik yang diberikan gurunya yang tak lain adalah Ustaz Assiry sendiri.
Sosok kedua, Muallimin dari Demak Jateng. Namanya tidak asing bagi para kaligrafer di Indonesia adalah Santri PSKQ Modern angkatan 2011 hingga 2015, beberapa kali menjuarai lomba kaligrafi Prop. jateng 2012 dan 2015 juga juara 1 Kaligrafi di tingkat Prop.Jabar 2016, membuat Muallim semakin berkibar, Sebelumnya ia juga aktif ikut bersama Ustaz Assiry mendekorasi puluhan Masjid berpindah -pindah dari Propinsi satu ke Propinsi lainnya dan menjadi penulis Kaligrafi CV. Assiry Art.
Hampir 30 persen Karya -Karya Assiry Art yang tidak lepas dari Kaligrafi cantik yang tersusun rapi adalah goresan tangan tangan Muallimin yang lentik. Semoga kader -kader PSKQ Modern bukan hanya jago pada event lomba kaligrafi MTQ tetapi juga memilki jiwa entrepreneurship yang tinggi. Semoga menjadi inspirasi bagi -Santri PSKQ Modern lainnya.
Ini adalah Karya Kaligrafi goresan Muallimin dan Motif tezhip yang indah duet maut antara Ahmad Ainun Najib dan Muallimin Kaligrafi dan Motif Kubah di Makam Syaikh Ihsan Bin Dahlan "PENGARANG KITAB SIROJUTTOLIBIN" Jampes Kediri Jawa Timur dan Masjid Catalina Serpong.
Admin PSKQ, 2016
Disarikan dari cerita Ustaz Muhammad Assiry.
-----------------------------
Kunjungi link: www.assirykaligrafimasjid.com
www.pesantrenkaligrafipskq.com
No comments: