Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9

Muhammad Assiry, 26 Oktober 2018


Hari ini Kamis, 25 Oktober 2018 tampak Ustaz Heru Katinu selaku Ketua DIKLAT PSKQ Modern bertemu dengan Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kudus untuk membahas kerjasama Workshop Kaligrafi yang diselenggarakan pada tgl 5 Nopember 2018 di Kantor Dinas Arsip dan Perpustakaan Kudus.
Kepala Dinas meminta saya untuk melakukan demo kaligrafi lafadz tauhid di kanvas ukuran 2,5 meter. 
Workshop ini bertujuan untuk menumbuh kembangkan dan memberdayakan budaya cinta terhadap baca tulis Al Quran. Jika lembaga Tilawatil Quran dan TPQ baik Iqra', Qiraati, Yanbua dan semacamnya pesat sekali berkembang di Kudus mustinya juga diimbangi dengan berkembangnya keterampilan dan penguasaan menulis Al Quran.

Karena sesungguhnya belajar menulis adalah bagian dari tradisi Islam yang sudah dilestarikan sejak lama. Rasulullah SAW sangat menyadari pentingnya kemampuan membaca dan menulis. Ketika Perang Badar usai, ada 70 orang Quraisy Makkah menjadi tawanan, masing-masing mereka diminta untuk mengajar 10 orang anak-anak dan orang dewasa Madinah dalam membaca dan menulis sebagai salah satu syarat pembebasan mereka. Akhirnya 700 orang terbebas dari buta huruf. Lalu, masing-masing mereka pun diminta menjadi guru bagi orang lain yang belum mampu membaca dan menulis. Begitulah cara Kanjeng Nabi Muhammad SAW 1433 tahun yang lalu memperhatikan pendidikan dan juga guru sebagai agen perubahan dan teladan utama untuk generasi emas di masa datang.
Saya meyakini betul seluruh elemen Masyarakat harus membudi dayakan kebiasaan membaca dan menulis apalagi Dinas Arsip dan Perpustakaan Kudus terus menerus menyuarakan agar kita menjadi generasi yang gemar membaca dan menulis apa saja juga kreatif dalam berkarya.
Salah satu faktor terpenting kejayaan pendidikan Rasulullah Muhammad SAW adalah karena Beliau menjadikan dirinya sebagai model dan teladan bagi umatnya. Rasulullah Muhammad SAW adalah Al Quran yang hidup (the living Quran). Beliau adalah pelaksana pertama semua perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya. Saat itu, sistem pendidikan Rasulullah SAW belum mengeluarkan gelar atau ijazah, namun nilai terbaik dan tertinggi dari murid-murid Beliau terletak pada tingkat ketaqwaan.
Implementasi nyata terletak pada akhlak dan amal shalih yang dilaksanakan oleh mereka. Proses pendidikan yang dikader oleh Rasulullah adalah menghasilkan para sahabat yang langsung beramal, berbuat dengan ilmu yang didapat karena Allah SWT bukan karena lainnya. Inilah yang sedemikian sulit dan langka jaman sekarang. Semua orang hsmpir mdngejar Ijazah dan tujuannya ujung-ujungnya Duit dan kekuasaan.

About Assiry Art

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top