Assiry gombal mukiyo, 17 Juli 2014
Yang menentukan masuk atau tidaknya
manusia kedalam surga adalah Alah Swt. Sebenarnya cara dalam Mentafsirkan dan
Penyampaian yg di lakukan oleh Bpk. Quraisy Shihab ini tidak ada masalh namun
beberapa orang memotong dan bhkn memlintirkannya, sehingga perlu saya jelaskan
kembali agar tidak terjadi fitnah yang justru merusak tatanan ukhuwwah kita.
Apalagi sampai harus menuduh seseorang kafir, fasih sekali mngatakan yang lain
syiah ,sesat dan lainnya.
Menurut Bpk. Qurays shihab, bukan
berarti tidak ada jaminan dari Allah bahwa Rasul masuk surga. Beliau juga sudah
menelaskan di TV episode yang sama bahwa Allah menjamin dengan sumpah-Nya bahwa
Rasulullah SAW akan diberikan anugerah-Nya sampai beliau puas, yang kita pahami
sebagai Surga dan apapun yang Beliau kehendaki. "Wa la sawfa yu'thika
rabbuka fa tardlha".
Tidak seorangpun masuk surga karena
amalnya. Sahabat bertanya "Engkau pun tidak ?" Beliau mnjawab
"Saya pun tidak, kecuali berkat rahmat Allah kepadaku.
Maka jwaban Rasulullah ini bersifat “Universal” atau berlaku untuk semua org (muslim). Namun perlu kita ketahui bahwa Penyampaian Rasulullah tersebut yang sungguh sangat santun, memiliki tata kerama yang anggun dan agung sampai Allah pun memujinya ( wainnaka la'ala khuluqin 'adziim) . Dengan pemilihan bahasa yang sangat baik bahwa Nabi tidak menjamin atas dirinya surga, ini adalah sebagai bagian dari akhlaq beliau untuk tidak mndahului Allah yg memiliki wewenang penuh dan hak prerogatif untuk memasukkan siapapun yg dikehendakiNya kedalam surga. Meskipun Rasul sendiri tahu betul bahwa surga bhkan alam semesta itu di ciptakan Allah karena adanya Muhammad Saw.
Jika Bpk. Quraisy Shihab menyatakan
"Tidak benar bahwa Rasulullah mendapat jaminan untuk masuk kedalam surga
Allah" dengan berlandaskan sunnah tersebut, itu bukan berarti Bpk. Quraisy
Shihab membenarkan Sunnah tersebut sebagai dasar hukum yg dia gunakan.
Masalahnya antara kita sebagai ummat dengan Muhammad Saw sebagai Rasul
bandingannya sangat jauh bainassamai wassumur bor. Saya yakin beliau lebih
memahami tentang perbedaan itu.
Pernyataan Bpk. Quraisy Shihab itu
memberikan kesimpulan untuk kita orang awwam yang jelas bukan sebagai Nabi atau
Rasul. Bahwa tidak benar jika kita mendapat jaminan masuk kedalam surga dari Allah.
Apalagi saya ......kalau saya masuk surga malah surga menjadi kotor dan trlihat kumuh karena kehadiran saya, wong surga itu indah, surga itu bersih dan sangat tak terkira nikmatnya.
Apalagi saya ......kalau saya masuk surga malah surga menjadi kotor dan trlihat kumuh karena kehadiran saya, wong surga itu indah, surga itu bersih dan sangat tak terkira nikmatnya.
Allah Swt itu jelas lebih mengetahui org2 yang yang dijamin atau pun tidak untuk masuk kedalam surga Allah. karena sampai kapan-pun kita tidak akan pernah tahu apakah Allah memberikan Rahmat atau tidak kepada seseorang.
“Sudah jelas” dan saya ulangi
“Bahkan sngat jelas sekali” bahwa Allah Swt telah memberikan Rahmatnya kepada
Rasulullah Muhammad Saw. Bahkan beliau bukan hanya mendapatkan rahmat biasa
seperti hamba2 lain yg beriman kepada Allah. melainkan beliau mendapatkan
rahmat spesial dari Allah Swt yakni Rahmatan lil ‘ alamin yang artinya “beliau
diutus oleh Allah
SWT untuk menyebarkan rahmat-Nya dengan cara memperbaiki akhlak”. dan mengapa kita bisa Tahu bahwa Allah telah memberikan rahmat kpada Muhammad Saw? Dan bukan Rasul yang menyampaikannya, bukan ucapan Rasul yg akan menjadi Sunnah Qauliyah, yg akan menjadi dasar hukum. Melainkan perkataan langsung dari Allah Swt yang merupakan dasar hukum yang paling utama :
Firman Allah SWT : “Dan Kami tidak
mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.
“(Surat Al-Anbiya : 107).
Kalau sudah dikatakan demikian….? Mahluk mana yang berani mengingkari rahmat yang Allah berikan kepada Rasulnya… Rasulullah Saw.
Firman Allah SWT : “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu (Muhammad) kemenangan yang nyata, Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak). (QS. Al-Fath: 1 – 3).
Kata Rasulullah, Jika Allah
memberikan Rahmat kepada saya maka saya akan dimasukkan kedalam surga Allah.
dan Allah berfirman : “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. “(Surat Al-Anbiya : 107).
"Perkataan Rasulullah Saw adl
merupakan Sunnah Qauliyah, dan Perkataan Allah merupakan Firman yang Haq. Dan
ini sangat berhubungan satu sama lain yang saling menguatkan baik ditafsirkan
dengan ilmu tafsir manapun dan oleh Kiyai siapapun."
Penegasan Bpk. Quraisy Shihab dengan
menggunakan Kata “Tidak
Benar”, inilah yang menarik perhatian saya untuk menyikapi Statement yang
Bpk. Qurays Shihab utarakan itu sesungguhnya bukan ditujukan untuk Muhammad Saw, tapi untuk kita semuanya agar tidak hanya mngandalkan amal ibadah kita dalam meraih surga. Namun demikian amal adalah kunci untuk mencari ridho dan rahmatNya.
Benar”, inilah yang menarik perhatian saya untuk menyikapi Statement yang
Bpk. Qurays Shihab utarakan itu sesungguhnya bukan ditujukan untuk Muhammad Saw, tapi untuk kita semuanya agar tidak hanya mngandalkan amal ibadah kita dalam meraih surga. Namun demikian amal adalah kunci untuk mencari ridho dan rahmatNya.
Meminjam dhawuh Al Habib Muhammad Lutfi dalam bukunya secercah tinta "Betul memang Allah tidak memasukkan hamba 2nya ke surga karena jaminan amal ibadah tapi karena rahmatNya. Pertanyaannya dari mana kita bisa mendapat rahmat Allah itu jika tidak dengan amal sholeh yang kita miliki".
No comments: