Assiry gombal mukiyo, 29 Agustus 2014
Lihatlah betapa hebatnya hasil
didikan para orang tua zaman dahulu yang telah menghasilkan generasi yang
jujur, gigih dan pantang menyerah, pantang menjual ketidakmampuan dan
kemiskinan mereka untuk mengemis dan meminta 2.
Sebelum adanya Sekolah seperti sekarang, orang 2 tua kita dahulu sudah memberikan pendidikan yang ternyata lebih baik dari pada pendidikan di sekolah dewasa ini, yang lebih mengedepankan komersialisasi pendidikan.
Rasul sendiri membangun Masjid Quba
sebagai Pusat pengkaderan dan pendidikan sahabat 2nya, telah terbukti mencetak
generasi terbaik di dunia. Rasul meneladankannya dengan cucuran keringat dan
hartanya sendiri, tanpa meminta 2 apalagi mengemis. Rasul melakukan kontruksi
dasar bagi dasar pendidikan yang mestinya mnjadi rujukan dari pendidikan zaman
sekarang. dengan mengedepankan keteladanan dan budi pekerti Rasul sukses
disegala bidang.
Sedikit saya singgung, bahwa Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah saw. pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi di Quba, sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah. Dalam Al Qur'an disebutkan bahwa masjid Quba adalah mesjid yang dibangun atas dasar takwa (Surat At Taubah).
Allah s.w.t memuji masjid ini dan
orang yang mendirikan sembahyang di dalamnya dari kalangan penduduk Quba'
dengan Firman-Nya:
Sesungguhnya masjid itu yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut bagimu (Hai Muhammad) bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya terdapat orang-orang yang ingin membersihkan diri.......(At Taubah, 108).
Kita betul 2 telah gagal, hanya membangun sekolah, masjid dan surau bhkn pesantren kecil saja kita meminta 2 sumbangan dan hasil kepengemisan dijalan -jalan.
Setelah bangunan masjid megah jadi jamaahnya kosong, setelah pesantrennya berdiri megah justru dijadikan sebagai obyek bisnis dan menumpuk 2 keuntungan, maka kosonglah nilai 2 yang ingin di asah.Kita cenderung mengejar fisik dan melupakan substansi pendidikan itu sendiri.
Bandingkan dengan generasi muda
sekarang yang di bangun diatas budaya Import televisi dan Kurikulum Sekolah
yang katanya hebat namun tanpa Pendidikan Moral dan Budi pekerti.
Dan lihatlah hasilnya generasi hasil budaya Import ini, Ibu-ibu usia muda yg badannya masih segar bugar sudah menjadi pengemis atau bahkan anak-anak ramai-ramai dididik oleh orang tua mereka untuk menjadi pengemis, menjual kemiskinan dan ketidakmampuan mereka agar di kasihani, bahkan hingga mengorbankan bayi-bayi tak berdosa mereka untuk dijadikan alat dan sarana untuk mengemis. Bahkan ada bayi2 yang di sewakan untuk alat bantu mengemis.
Dalam bidang apapun lahirlah generasi pengemis 2 gaya baru, di pemerintahan , dimall, di kantor 2 instansi pemerintahan, aparat hukum dan lapisan paling rendah sekalipun Rt dan Rw, tidak luput dari budaya kepengemisan yang berujung meminta ini dan itu agar terjalin kemesraan 2 kolusi dan korupsi.
Itulah mengapa saat ini kami sedang
merancang sekolah/kampus atau semacam lembaga pendidikan dengan kurikulum yang
di kembangkan dari kearifan-kearifan lokal budaya leluhur bangsa. Alhamdulillah
Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi Al Quran PSKQ yang berbasic life skill dan
kaligrafi terapan terbukti mencetak kader 2 yang militan yang mampu berdiri
dikaki sendiri tanpa harus mngemis dan mnggantungkn diri kepada orang lain.
Tentunya dengan adanya PSKQ atau kampus apa sajalah itu, saya berharap bisa
melahirkan kembali generasi2 pekerja keras yang jujur, gigih, pantang menyerah,
berbudi pekerti luhur, dan pantang untuk menjadi pengemis dan menjual
kemiskinan dengan berdalih ketidakmampuan mereka.
Semoga Tuhan selalu menuntun dan
membimbing setiap langkah kami untuk mewujudkan mimpi-mimpi besar ini.Amiin.
No comments: