Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9

Assiry gombal mukiyo, 30 Oktober 2014

 Setiap manusia, terlepas dari seberapa cerdas dan jeniusnya dia, dari tukang gorengan hingga lurah, tukang tambal ban hingga ilmuwan, penganut ilmu kejawen, jablay, germo atau gigolo hingga sekelas wali, rasul dan nabi mempunyai satu bentuk kodrat alamiyah yang Tuhan ciptakan agar ia selalu menemukan hikmah, pengetahuan yang tersirat, mutiara kehidupan maupun nilai subantasi tentang dirinya serta apa saja yang disebut saliik (Sang pencari) bentangan dari sekian jalan ( Turuq) dengan metode dan mencari jalan yang benar agar ma'rifatullah ( Tariqah).
  Kodrat inilah yang membedakan antara manusia sebagai khalifah dengan bangsa tak kasat mata Jin, Iblis dan Malaikat sebagai abdi Tuhan. Ruh khalifat inilah yang akhirnya membuat manusia menemukan kreativitas, system manajerial hidup, tatanan bernegara, bersosial, hubungan makhluk dengan Tuhan maupun reduksitas manusia yang bisa berganti-ganti wajah menjadi Iblis atau Malaikat.

Bangsa lain Jin, Iblis, dan Malaikat hanya menjadi pola supremasi ketaatan perintah Tuhan yang disematkan pada mereka. Jika Allah perintahkan malaikat bersujud kepada Adam As, ya sudah tanpa cincong tanpa banyak bacot seperti Doktor dan Professor di Negeri ini maka sujudlah mereka.

Beda urusan dengan Iblis, kisah Iblis anda harus bisa membaca dari sisi mana. Multi intepretasi. Yang aku baca adalah begitu taatnya Iblis kepada Allah sehingga ia tidak mau membagi taatnya kepada Adam. Iblis tidak ingin memadu cinta, ia tidak ingin poligami. Bentuk prinsip yang tak bisa ditukar oleh apapun, dengan bagaimanapun. Sekalipun ia harus berkorban dengan pengorbanan yang ia sendiri harus terima hingga anak cucunya kelak sampai yaumil Qiyamah.

Dari Iblis kita belajar kesetiaan, kepatuhan mutlak, liniersi cinta, kesejatian prinsip, pengorbanan dan tanggung jawab moral. Iblis betul -betul "nggombal Mukiyo", Iblis begitu merendahkan diri serendah -rendahnya , Iblis "ora popo" ketika Tuhan sebut sebagai aduwwun mubin (musuh yang nyata), Ar-Rajim (yang terkutuk).

Baginya, Jiwanya sudah Manunggaling Kawula lan Gusti. Seluruh anatomi tubuhnya, sel-sel otaknya, jiwanya yang ada hanyalah Allah. Lalu, beberapa abad kemudian, kita mencaci maki Iblis, mengutuknya diberbagai forum. Di seminar, halaqah ilmiah, pengajian, presentasi makalah, khutbah jum’at, diskusi bahkan saat kita gagal dalam hidup midalnya Iblis kita jadikan kambing hitam dan lain-lain.

Lha wong, kita sendiri saja tidak faham siapa kita. dan akhirnya benar-benar tidak mau menggali sesungguhnya siapa itu manusia. Manusia sudah semakin tidak mengenali dirinya sendiri, apalagi mengenali Setan atau Iblis, sehingga tidak pernah sadar atau instingitif mengetahui apakah ia sedang dipengaruhi oleh setan, apakah sedang didorong dan dimotivasi oleh si Setan.

Ah..seandainya aku dititipi ilmu manteg aji ngrogoh sukmo oleh Tuhan untuk berinteraksi dengan Setan seperti Guru saya "Mbah Datuk mohammad Sokram Undaan lor Kudus, Jawa Tengah, maka sudah pasti aku akan bilang “ Ngapunten wahai makhluk Allah yang terbuat dari api, kita para manusia belum ta’arufan dengan sampeyan. Jadi, kalau mereka mengada-ada, membuat definisi tentang sampeyan, segala keburukan dan nilai kegelapan diorentasikan kepada bangsa anda, saya mewakili bangsa manusia mohon maaf yang sedalam -dalamnya kang mas Iblis.

Lha sampeyan sendiri ya tidak mau memperkenalkan diri sih. Di dalam Al-Qur’an diceritakan “ Dan ketika dikatakan kepada malaikat: bersujudlah kepada Adam, maka bersujudlah mereka, kecuali Iblis, karena sombong dan lalai…”
_____________________________________________________________________
Diam-diam, ketika aku ngopi di warung Mak Tulkiyem baru saja dengan Setan, ia berujar : “Kami sengaja tidak bersujud kepada Adam, kami minta satu periode waktu saja kepda Tuhan untuk membuktikan tantangan kenapa kami tidak bersujud kepda Adam. Hari ini saya nyatakan: Tidak relevan Iblis bersujud kepada Adam, karena anak turun Adam sekarang sudah beramai-ramai, berbondong-bondong untuk menyembah Iblis”.Si Setan dengan santainya berujar dan mbanyol sambil nyerutup kopi dan sesekali menghisap rokok TING WE ( red: Linteng dewe) Bagai Bu Susi menteri baru kita yang hobby merokok itu.

About Elsya Vera Indraswari

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top