Muhammad Assiry, 2 Agustus 2017
Saya tidak mengerti dengan orang yang ketika mau berteman aja masih nanyain "Agama dia apa'an sih?". Mungkin keyakinan orang lain itu jadi hal yg terpenting, sampe harus
diseret seret ke urusan sosial. Memangnya kalo temenmu itu nyembah
kaleng kerupuk kenapa?
Kalo orang bisa baik dengan agama, tapi bisa jahat juga karena agama, itu sudah menandakan Agama bukan lah faktor penentu baik atau tidaknya seseorang.
Agama itu urusan pribadi. Ga perlu lah diurus-urusin. Seberapa religius pun diri kamu, mau sesering apa ke gereja, seberapa lama kamu puasa dalail, ngga bakal ngaruh apa -apa kalo kamu nggak baik kepada sesama.
Baru denger "dia beda agama" atau "dia ngga beragama" sudah dijauhin, didiskriminasi, disumpahin masuk neraka, dikafirkan, disesatkan, disumpah serapahi untung tidak dilempar dengan celana dalamnya sekalian.
Menerapkan standar yang bias ke orang lain hanya untuk membenarkan segala macam kebenciannya. Yang lebih parah adalah ketika kita bahkan belum kenal, belum pernah ngobrol tapi sudah mendeklarasikan bahwa mereka adalah musuh kita.
"Yahudi adalah musuh, kafir halal darahnya, atheis harus masuk neraka". Ternyata, orang yang katanya mau masuk surga, bisa rela begitu melihat orang lain tersiksa di neraka hanya karena menyembah Tuhan yang terkesan berbeda, terdengar seperti orang yang separuh sakit jiwa.
Terlepas dari apapun keyakinan orangnya,mereka sebagai manusia butuh dihargai. Sebagaimana kita yang waras juga butuh dihormati. Seberapa terikatnya kamu dengan Tuhan, jangan sampe lupa dengan nilai kemanusiaan.
Jangan sampai dengan kamu menekuni agama tapi malah membuatmu menjadi pribadi yg fasis, rasis,seksis, homophobia, tapi selalu merasa paling 'bermoral'.
No comments: