Minggu, 06 November 2016
"Mewarnai adalah salah satu bentuk kegiatan penting bagi anak usia dini. Pentingnya kegiatan mewarnai bagi anak diantaranya adalah untuk melatih otak kanan mereka sehingga dapat membantu menumbuhkan kreatifitas anak".
Begitulah yang dikatakan Muna Sichah Santri yang masih njomblo alias lajang ini, ketika banyak yang bertanya kepadanya kenapa kok suka sekali mengajar lukis kepada anak -anak TK di Desanya. Saya sependapat dengan Muna Sichah. Anak PAUD/TK cukup kita beri secarik kertas dengan pensil akan menggambar apa yang terlintas dalam pikiran mereka. Bahkan mereka merengek-rengek minta dibelikan krayon atau pensil warna dan kertas gambar. Motivasi mereka terhadap menggambar atau melukis ini kuat sekali.
Seharusnya ini mempermudah kita (sebagai orangtua) untuk memanfaatkan potensi yang memang sudah ada pada diri mereka yaitu semangat untuk belajar. Menuangkan apa yang dilihat/dipelajari kedalam bentuk gambar/visual.
Namun sayang ketika mereka masuk ke sekolah dasar bekal yang sudah ada tersebut terpinggirkan, belajar lukis ini seolah tidak diperhitungkan bagi sebagian besar orang tua. Bahkan yang sangat ekstrim adalah ketika orang tua mengatakan “menggambar terus kapan belajarnya!” atau “memang kalau sudah besar mau jadi pelukis, Mau makan apa kamu?
Sebenarnya yang dibutuhkan bagi anak adalah sebenarnya pengarahan yang benar, dari orang tua atau guru (pendidik) untuk menyikapinya. Menggambar atau melukis itu termasuk bidang ilmu yang salah satunya berperan meningkatkan pengembangan atau mengasah otak kanan. Menggambar/melukis bukan hanya dipelajari hanya TK (porsinya banyak), tapi melukis/menggambar itu harus terus di kembangkan hingga dewasa atau di lakukan terus, seperti halnya ilmu-ilmu lainnya.
Karena otak kanan berperan untuk mengembangkan imajinasi manusia, maka sangat berguna sekali ketika mereka bekerja atau berdampingan dengan ilmu-ilmu yang dia pakai pada saat nantinya. Belajar seni lukis atau mengasah atau mengembangkannya bukan hanya untuk seseorang yang ingin menjadi pelukis atau seniman Kaligrafi saja.
Melukis pada awalnya dipergunakan sebagai sarana atau metode belajar untuk pengembangan/mengasah kecerdasan pada otak kanan. yaitu Mengasah motorik halus, melatih fokus pada pekerjaan, emosional, kreatifitas, menjaga keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri sehingga otak tidak lelah/stress ketika menghadapi persoalan aritmatik atau sosial.
Untuk mewujudkan impiannya menjadi Seniwati dan Guru Seni Kaligrafi yang profesional, Muna Sichah akhirnya bergabung dengan Santri PSKQ Modern Putri lainnya dan mukim di Asrama Putri PSKQ Modern. Ia beralamat di Brantak Sekarjati Welahan Jepara, Jawa Tengah. "Mbak Siha" begitu Ia dipanggil, adalah seorang Wanita lembut dengan kepribadian yang santun dan humoris. Ia lahir pada Tahun 1992, anak ke 8 dari 9 bersaudara. Ayah dan Ibunya bernama Bp. Abdul Rahman dan Ibu Mutsirah.
Sebelum mesantren dan memutuskan untuk mukim di Asrama Putri PSKQ Modern, ia adalah Guru aktif di TK. Nurul Huda Brantak, Sekartaji, Jepara Jawa Tengah. Bahkan seminggu sekali ia korbankan waktunya untuk tetap mengajar dan membagi ilmunya kepada anak -anak TK tersebut meskipun harus pulang pergi dari PSKQ Modern ke Jepara.
Dengan jarak waktu yang ditempuhnya dari PSKQ Modern ke rumahnya sekitar 1 jam lebih. Hal itu tidak membuatnya lelah, bahkan ketika ditanya oleh teman -temannya di PSKQ Modern " Apakah Mbak Munasihah ngga capek mondar -mondir setiap minggu untuk mengajar, Kamu bahagia Mbak ?". Ia dengan tegas menjawab "Justru inilah letak kepuasan dan kebahagiaanku ketika bisa belajar dan terus mengajarkannya kepada anak -anak yang saya cintai, hilang semua lelah dan capek karena cinta saya kepada anak -anak lebih besar dari diriku sendiri". Begitu jawabnya. Masya Allah.
Meskipun ia adalah Sarjana Tarbiyyah STAIN Kudus lulusan 2012 dan bukan Sarjana PAUD/TK tetapi gairahnya, kasih sayang, kepedulian dan perhatiannya terhadap anak -anak begitu tinggi dan mulia. Dengan niat pengabdian dan ingin memberikan yang terbaik untuk ikut berperan dalam membangun Desanya. Maka Ia memilih untuk mengamalkan ilmunya dengan membuka les dan mengajar di rumahnya juga beberapa tempat lainnya di Desanya. Beberapa pesanan menulis kaligrafi dan melukis kadang dikerjakan dan dibawa di Asrama Putri PSKQ Modern untuk dikerjakannya.
Karya -karya Muna Sichah tidak hanya kaligrafi tetapi lukisan kanvas, kertas, papan, triplek, kayu, tembok dinding dan lainnya tersebar di Jepara. Bahkan prestasi murid-muridnya di TK. Nurul Huda terus gemilang dan berkali -kali juara 1 di event lomba tingkat Kab. Jepara dan JawaTengah. Ini tentu tidak lepas dari peran dan tangan dinginnya yang sabar dan telaten dalam mengajar dan mendidik murid -muridnya yang rata -rata berusia balita.
RA. Kartini pernah berkata " Jadilah wanita perkasa yang mampu merubah dunia dengan prestasi dan karyamu". Inilah yang membangkitkan semangat Munashihah untuk terus belajar dan mengembangkan ilmu kaligrafi dan pendalaman Seni Rupa di PSKQ Modern. Jika RA. Kartini yang juga berasal dari jepara bisa maka Ia juga harus bisa, begitu prinsipnya yang kuat dihujamkan ke dalam sanubarinya.
Hal itu yang membuat semangatnya terus berkobar meskipun ekonominya pas -pasan. Gajinya mengajar di TK memang tidaklah seberapa, tetapi tekadnya untuk mandiri tanpa menggantungkan orang tuanya terus diwujudkannya. Diantaranya dengan melayani jasa lukisan potret wajah, melukis dinding, melayani les kaligrafi, dan lain sebagainya. Hasilnya digunakan untuk membiayai kebutuhannya selebihnya digunakan untuk membeli perlengkapan kaligrafi dan alat lukis seperti cat, tinta, kertas kaligrafi dan lainnya.
Inilah sebagian kecil karya lukis Muna Sichah dan kegiatannya mengajar di TK.Nurul Huda Brantak, Sekartaji, Jepara Jawa Tengah. Semoga menjadi inspirasi dan kegigihan bagi perempuan lainnya di Indonesia. Amiiin.
Muhammad Assiry
Presfir PSKQ Modern.
"Mewarnai adalah salah satu bentuk kegiatan penting bagi anak usia dini. Pentingnya kegiatan mewarnai bagi anak diantaranya adalah untuk melatih otak kanan mereka sehingga dapat membantu menumbuhkan kreatifitas anak".
Begitulah yang dikatakan Muna Sichah Santri yang masih njomblo alias lajang ini, ketika banyak yang bertanya kepadanya kenapa kok suka sekali mengajar lukis kepada anak -anak TK di Desanya. Saya sependapat dengan Muna Sichah. Anak PAUD/TK cukup kita beri secarik kertas dengan pensil akan menggambar apa yang terlintas dalam pikiran mereka. Bahkan mereka merengek-rengek minta dibelikan krayon atau pensil warna dan kertas gambar. Motivasi mereka terhadap menggambar atau melukis ini kuat sekali.
Seharusnya ini mempermudah kita (sebagai orangtua) untuk memanfaatkan potensi yang memang sudah ada pada diri mereka yaitu semangat untuk belajar. Menuangkan apa yang dilihat/dipelajari kedalam bentuk gambar/visual.
Namun sayang ketika mereka masuk ke sekolah dasar bekal yang sudah ada tersebut terpinggirkan, belajar lukis ini seolah tidak diperhitungkan bagi sebagian besar orang tua. Bahkan yang sangat ekstrim adalah ketika orang tua mengatakan “menggambar terus kapan belajarnya!” atau “memang kalau sudah besar mau jadi pelukis, Mau makan apa kamu?
Sebenarnya yang dibutuhkan bagi anak adalah sebenarnya pengarahan yang benar, dari orang tua atau guru (pendidik) untuk menyikapinya. Menggambar atau melukis itu termasuk bidang ilmu yang salah satunya berperan meningkatkan pengembangan atau mengasah otak kanan. Menggambar/melukis bukan hanya dipelajari hanya TK (porsinya banyak), tapi melukis/menggambar itu harus terus di kembangkan hingga dewasa atau di lakukan terus, seperti halnya ilmu-ilmu lainnya.
Karena otak kanan berperan untuk mengembangkan imajinasi manusia, maka sangat berguna sekali ketika mereka bekerja atau berdampingan dengan ilmu-ilmu yang dia pakai pada saat nantinya. Belajar seni lukis atau mengasah atau mengembangkannya bukan hanya untuk seseorang yang ingin menjadi pelukis atau seniman Kaligrafi saja.
Melukis pada awalnya dipergunakan sebagai sarana atau metode belajar untuk pengembangan/mengasah kecerdasan pada otak kanan. yaitu Mengasah motorik halus, melatih fokus pada pekerjaan, emosional, kreatifitas, menjaga keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri sehingga otak tidak lelah/stress ketika menghadapi persoalan aritmatik atau sosial.
Untuk mewujudkan impiannya menjadi Seniwati dan Guru Seni Kaligrafi yang profesional, Muna Sichah akhirnya bergabung dengan Santri PSKQ Modern Putri lainnya dan mukim di Asrama Putri PSKQ Modern. Ia beralamat di Brantak Sekarjati Welahan Jepara, Jawa Tengah. "Mbak Siha" begitu Ia dipanggil, adalah seorang Wanita lembut dengan kepribadian yang santun dan humoris. Ia lahir pada Tahun 1992, anak ke 8 dari 9 bersaudara. Ayah dan Ibunya bernama Bp. Abdul Rahman dan Ibu Mutsirah.
Sebelum mesantren dan memutuskan untuk mukim di Asrama Putri PSKQ Modern, ia adalah Guru aktif di TK. Nurul Huda Brantak, Sekartaji, Jepara Jawa Tengah. Bahkan seminggu sekali ia korbankan waktunya untuk tetap mengajar dan membagi ilmunya kepada anak -anak TK tersebut meskipun harus pulang pergi dari PSKQ Modern ke Jepara.
Dengan jarak waktu yang ditempuhnya dari PSKQ Modern ke rumahnya sekitar 1 jam lebih. Hal itu tidak membuatnya lelah, bahkan ketika ditanya oleh teman -temannya di PSKQ Modern " Apakah Mbak Munasihah ngga capek mondar -mondir setiap minggu untuk mengajar, Kamu bahagia Mbak ?". Ia dengan tegas menjawab "Justru inilah letak kepuasan dan kebahagiaanku ketika bisa belajar dan terus mengajarkannya kepada anak -anak yang saya cintai, hilang semua lelah dan capek karena cinta saya kepada anak -anak lebih besar dari diriku sendiri". Begitu jawabnya. Masya Allah.
Meskipun ia adalah Sarjana Tarbiyyah STAIN Kudus lulusan 2012 dan bukan Sarjana PAUD/TK tetapi gairahnya, kasih sayang, kepedulian dan perhatiannya terhadap anak -anak begitu tinggi dan mulia. Dengan niat pengabdian dan ingin memberikan yang terbaik untuk ikut berperan dalam membangun Desanya. Maka Ia memilih untuk mengamalkan ilmunya dengan membuka les dan mengajar di rumahnya juga beberapa tempat lainnya di Desanya. Beberapa pesanan menulis kaligrafi dan melukis kadang dikerjakan dan dibawa di Asrama Putri PSKQ Modern untuk dikerjakannya.
Karya -karya Muna Sichah tidak hanya kaligrafi tetapi lukisan kanvas, kertas, papan, triplek, kayu, tembok dinding dan lainnya tersebar di Jepara. Bahkan prestasi murid-muridnya di TK. Nurul Huda terus gemilang dan berkali -kali juara 1 di event lomba tingkat Kab. Jepara dan JawaTengah. Ini tentu tidak lepas dari peran dan tangan dinginnya yang sabar dan telaten dalam mengajar dan mendidik murid -muridnya yang rata -rata berusia balita.
RA. Kartini pernah berkata " Jadilah wanita perkasa yang mampu merubah dunia dengan prestasi dan karyamu". Inilah yang membangkitkan semangat Munashihah untuk terus belajar dan mengembangkan ilmu kaligrafi dan pendalaman Seni Rupa di PSKQ Modern. Jika RA. Kartini yang juga berasal dari jepara bisa maka Ia juga harus bisa, begitu prinsipnya yang kuat dihujamkan ke dalam sanubarinya.
Hal itu yang membuat semangatnya terus berkobar meskipun ekonominya pas -pasan. Gajinya mengajar di TK memang tidaklah seberapa, tetapi tekadnya untuk mandiri tanpa menggantungkan orang tuanya terus diwujudkannya. Diantaranya dengan melayani jasa lukisan potret wajah, melukis dinding, melayani les kaligrafi, dan lain sebagainya. Hasilnya digunakan untuk membiayai kebutuhannya selebihnya digunakan untuk membeli perlengkapan kaligrafi dan alat lukis seperti cat, tinta, kertas kaligrafi dan lainnya.
Inilah sebagian kecil karya lukis Muna Sichah dan kegiatannya mengajar di TK.Nurul Huda Brantak, Sekartaji, Jepara Jawa Tengah. Semoga menjadi inspirasi dan kegigihan bagi perempuan lainnya di Indonesia. Amiiin.
Muhammad Assiry
Presfir PSKQ Modern.
No comments: