Radar Kudus, Senin 04 Juli 2016
GADIS bernama Nusrotuz Zulfa cukup lihai menulis
kaligrafi. Ia juga beberapa kali menggondol juara lomba kaligrafi.
Hingga tingkat provinsi.
Perempuan kelahiran 4 Maret 1998 ini, mulai belajar kaligrafi
sejak duduk di bangku kelas VII MTs Walisongo Jepara. Waktu itu, ada
lomba kaligrafi tingkat Kabupaten Jepara. Ia dimotivasi pamannya untuk
ikut. ”Paman sudah ahli membuat kaligrafi. Beberapa karyanya ada yang
dijual juga,” katanya.
Setelah mendapatkan motivasi tersebut, perempuan asal RT 4/RW 3,
Desa Pecangaan Kulon, Pecangaan, Jepara, ini mau belajar menulis
kaligrafi dari pamannya. Tak disangka, ia mendapatkan juara I di lomba
itu. ”Padahal itu baru kali pertama saya ikut lomba kaligrafi,”
terangnya.
Keberhasilannya tersebut membuatnya sering dikutsertakan
sekolahnya di lomba kaligrafi. Di antaranya pada acara amal bakti
Kementerian Agama (Kemenag). Ia menyabet peringkat III. Pada ajang
kreasi seni dan olahraga madrasah (aksioma) kabupaten, ia meraih runner up. ”Sampai sekarang (di sekolahnya, MA Walisongo Jepara, Red) juga sering ikut lomba kaligrafi,” ujarnya.
Ketertarikannya dengan kaligrafi masih ia tekuni hingga sekarang.
Saat Ramadan ini, ia menyempatkan diri belajar kaligrafi di Pondok Seni
Kaligrafi Qur’an (PSKQ) di Desa Undaan Lor, Undaan, Kudus, di bawah
asuhan Assiry, tokoh kaligrafi nasional. Di pondok tersebut, dia harus
menginap pada 3-27 Ramadan. “Di pondok kaligrafi saya benar-benar
memperdalam kaligrafi dari ahlinya,” ungkapnya saat ditemui di sela-sela
belajar di PSKQ baru-baru ini.
Ia menilai, menulis kaligrafi sama halnya melatih kesabaran.
Sebab, membuat tulisan indah butuh kesabaran dan tidak boleh
semabarangan. Selain itu, juga dibutuhkan rasa (feeling). Sehingga karyanya benar-benar berasal dari hati.
Zulfa berharap, dengan ketekunannya tersebut, nantinya ia bisa
menyabet juara tingkat nasional bahkan internasional. ”Pengennya bisa
ikut lomba tingkat nasional,” jelasnya. (rin/lin)
No comments: