Assiry gombal mukiyo, 2016
Masih
ingatkah kita dengan adagium Ditepuk air di dulang, tepercik muka
sendiri. Dulang ialah talam (baki) dari kayu atau tembaga. Ditepuk
diumpamakan sebagai aib orang lain yang diceritakan.
Jika ada air
di dulang, kemudian air itu ditepuk, air itu dapat mengenai (memerciki)
muka orang yang menepuk air itu. Jadi, adagium atau peribahasa itu
mempunyai arti orang yang menceritakan aib orang lain sama saja dia
telah memberikan pintu agar tebukany aibnya sendiri.
Konon Usai
shalat ashar di masjid Quba, seorang sahabat mengundang Rasulullah
Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam beserta Sahabat lainnya untuk
menikmati hidangan daging unta yang lezat di rumahnya. Ketika sedang
asyiknya makan, ada tercium aroma tidak sedap. Rupanya diantara yang
hadir ada yang buang kentut. Kentut seperti ini memang yang sangat
mematikan suasana nyaman. Biasanya kentut seperti ini tidak terdengar
suaranya tapi baunya sangat dasyat. Akhirnya para sahabat saling menoleh
seakan ingin mengetahui siapa yang tega-teganya kentut disaat makan
baru dimulai. Wajah Rasulullah sedikit berubah melihat situasi seperti
itu Maka tatkala waktu sholat maghrib hampir masuk, sebelum bubar,
Rasulullah berkata: "Barangsiapa yang makan daging unta, hendaklah ia
berwudhu!". Mendengar perintah Rasulullah tersebut maka seluruh jamaah
mengambil air wudhu. Dan terhindarlah aib orang yang kentut tadi.
Sungguh indahnya akhlak Rasul.
Kalau saya adalah satu diantara
sahabat itu pasti sudah saya operasi satu persatu sampai ketemu
pelakunya. Inikan mengganggu stabilitas selera makan ko begitu kurang
ajarnya disaat makan enak tetapi buang kentut sembarangan. Kalau perlu
saya periksa dengan saya ciumi pantatnya satu-persatu sampai ketemu
siapa Pelakunya.
Untung Nabinya bukan saya tetapi Rasulullah Muhammad SAW. Yang begitu agung dan luhur akhlaknya. Tidak sedikit diantara kita ketika ditengah keseharian kita justru
pembicaraan dan obrolan itu sepertinya tidak asyik kalau tidak
membicarakan aib, cacat, kejelekan, dan kekurangan yang ada pada orang
lain. Meskipun itu terhadap orang yang lebih tua dari kita, bahkan
Guru-Guru kita tidak luput dari gunjingan kita.
Omong ngalor ngidul tentang si A yang hamil diluar nikah, yang hobby pijat plus misalnya, yang demen karaoke, atau membicarakan dan mengumbar pembahasan terhadap orang lain yang belum tentu kebenarannya.
Pada zaman nabi Musa
'alaihis salam, Bani Israil pernah ditimpa musim kemarau yang
berkepanjangan. Mereka pun berkumpul mendatangi Nabi mereka. Mereka
berkata , "Wahai Kaliimallah, berdoalah kepada Rabbmu agar Dia
menurunkan hujan kepada kami." Maka berangkatlah nabi Musa 'alaihis
salam bersama kaumnya menuju padang pasir yang luas bersama lebih dari
70 ribu orang. Mulailah mereka berdoa dengan kondisi yang lusuh penuh
debu, haus dan lapar.
Musa berdoa, "Wahai Tuhan kami turunkanlah
hujan kepada kami, tebarkanlah rahmat-Mu, kasihilah anak-anak dan
orang-orang yang mengandung, hewan-hewan dan orang-orang tua yang rukuk
dan sujud."
Setelah itu langit tetap saja terang benderang,
matahari pun bersinar makin kemilau. Kemudian Musa berdoa lagi, "Wahai
Tuhanku berilah akmi hujan".
Allah pun berfirman kepada Musa,
"Bagaimana Aku akan menurunkan hujan kepada kalian sedangkan di antara
kalian ada seorang hamba yang bermaksiat sejak 40 tahun yang lalu.
Keluarkanlah ia di depan manusia agar dia berdiri di depan kalian semua.
Karena dialah, Aku tidak menurunkan hujan untuk kalian. "
Maka
Musa pun berteriak di tengah-tengah kaumnya, "Wahai hamba yang
bermaksiat kepada Allah sejak 40 tahun, keluarlah ke hadapan kami,
karena engkaulah hujan tak kunjung turun."
Seorang laki-laki melirik ke kanan dan kiri, maka tak seorang pun yang keluar di depan manusia, saat itu pula ia sadar kalau dirinyalah yang dimaksud.
Ia berkata dalam hatinya, "Kalau aku keluar ke depan manusia, maka akan terbuka rahasiaku. Kalau aku tidak berterus terang, maka hujan pun tak akan turun. "
Seorang laki-laki melirik ke kanan dan kiri, maka tak seorang pun yang keluar di depan manusia, saat itu pula ia sadar kalau dirinyalah yang dimaksud.
Ia berkata dalam hatinya, "Kalau aku keluar ke depan manusia, maka akan terbuka rahasiaku. Kalau aku tidak berterus terang, maka hujan pun tak akan turun. "
Maka kepalanya tertunduk malu dan menyesal, air matanya
pun menetes membanjiri pipinya, sambil berdoa kepada Allah, "Ya Allah,
Aku telah bermaksiat kepadamu selama 40 tahun, selama itu pula Engkau
menutupi aibku. Sungguh sekarang aku bertobat kepada-Mu, maka terimalah
taubatku. "
Belum sempat ia mengakhiri doanya maka awan-awan tebalpun bergumpal, semakin tebal menghitam lalu turunlah hujan.
Nabi Musa pun keheranan dan berkata, "Ya Allah, Engkau telah turunkan hujan kepada kami, namun tak seorang pun yang keluar di depan manusia."
Allah berfirman, "Aku menurunkan hujan karena seorang hamba yang karenanya hujan tak kunjung turun."
Musa berkata, "Ya Allah, Tunjukkan padaku hamba yang taat itu."
Allah berfirman, "Wahai Musa, Aku tidak membuka aibnya padahal ia bermaksiat kepada-Ku, apakah Aku akan membuka aibnya sedangkan ia telah bertaubat dan taat kepada-Ku?!"
Belum sempat ia mengakhiri doanya maka awan-awan tebalpun bergumpal, semakin tebal menghitam lalu turunlah hujan.
Nabi Musa pun keheranan dan berkata, "Ya Allah, Engkau telah turunkan hujan kepada kami, namun tak seorang pun yang keluar di depan manusia."
Allah berfirman, "Aku menurunkan hujan karena seorang hamba yang karenanya hujan tak kunjung turun."
Musa berkata, "Ya Allah, Tunjukkan padaku hamba yang taat itu."
Allah berfirman, "Wahai Musa, Aku tidak membuka aibnya padahal ia bermaksiat kepada-Ku, apakah Aku akan membuka aibnya sedangkan ia telah bertaubat dan taat kepada-Ku?!"
Setiap orang pasti memiliki
kekurangan, cela dan dosa tertentu pada dirinya, maka suatu aib yang ada
pada seseorang dapat dijadikan pelajaran bagi orang lain untuk dapat
belajar dan memperbaiki diri agar tidak melakukan hal serupa yang akan
menimpa dirinya dan orang lain akibat perbuatannya tersebut.
Maka beruntung dan berbahagialah orang yang disibukkan oleh aibnya sendiri untuk diperbaikinya dari disibukkan dengan aibnya orang lain.
Maka beruntung dan berbahagialah orang yang disibukkan oleh aibnya sendiri untuk diperbaikinya dari disibukkan dengan aibnya orang lain.
Illustrasi:
Kaligrafi karya Assiry Art, 2016
Kaligrafi karya Assiry Art, 2016
No comments: