PSKQ Modern, 26 September 2018
Ustadz Arsyad in action |
Tashih atau memberikan evaluasi karya kaligrafi terhadap Santri sangat bermanfaat untuk peningkatan kualitas Karya Kaligrafi bagi Santri. Tujuannya tentu agar Santri bisa mengetahui kesalahan dalam penggoresannya dan tugas Ustaz Pengampu adalah mengarahkan sekalugus memberi evaluasi dari hasil goresan kaligrafi Santri.
Santri diberikan tugas untuk meniru karya Master Kaligrafi yang sudah distandarkan misalnya Khath Naskhi dan Tsulust Adi rujukan karyanya adalah Syeikh Syauqi Affandi, Muhammad Izzat untuk Diwani dan Riqah, Tsulust Jali berkiblat pada Sammi Affandi, dan Diwani Jali bisa merujuk pada karya Khulusi Affandi atau Mustafa Halim.
Metode meniru/taqlidi dan menjiplak karya Master Kaligrafi yang diajarkan di PSKQ Modern ini disebut juga dengan metode tradisional modern hal ini tidak lepas dari penggunaan metode meniru/Taqlidi yang telah dipakai sekian lama oleh Kibarul Khathathin terdahulu digabungkan dengan metode menjiplak diatas meja dengan bantuan lampu yang dipopulerkan pertama kali di Indonesia oleh Ustaz Muhammad Assiry.
PSKQ menggabungkan kedua metode belajar kaligrafi baik meniru dan menjiplak. Teknik menjiplak karya Master Kaligrafi di PSKQ Modern dengan bantuan kaca lampu dimana Santri bisa terus menjiplak dan menggores diatas kaca dengan tulisan karya Master yang dijiplak tadi. Ini keunikan Teknik dan metode belajar Kaligrafi di PSKQ.
Metode Meniru sebenarnya secara turun-temurun sebagai tradisi belajar kaligrafi di Turki, sehingga kualitas pembelajaran dengan metode ini tidak diragukan lagi. Sebut saja kaligrafer era Usmani Hamid Aytac Al-Amidy, Ustadz Hasan celeby murid Hamid Aytac, Mikroskop Khath Dawud Baktas murid Celeby dan seterusnya.
Metode meniru ini ini berpusat pada guru (rujukan pertama) tempat memperoleh penjelasan mengenai asrorul huruf yang tidak hanya melihat kurrasah atau buku pedoman). Maka seorang guru disini harus benar-benar menguasai seluk beluk khot yang diajarkan.
Metode meniru ini ini berpusat pada guru (rujukan pertama) tempat memperoleh penjelasan mengenai asrorul huruf yang tidak hanya melihat kurrasah atau buku pedoman). Maka seorang guru disini harus benar-benar menguasai seluk beluk khot yang diajarkan.
Secara singkat teknis metode ini bisa digambarkan sebagai berikut: Seorang guru memberi tugas kepada muridnya untuk menulis kaligrafi mengikuti dan mencontoh kurrasah karya Master. Setelah selesai dikerjakan maka mentashihkan kepada guru yang mengampu, ketika tugas tersebut ada yang salah maka diulangi lagi yang salah hingga benar dan begitu seterusnya sampai dinyatakan lulus oleh guru pengampu di PSKQ Modern.
Selama proses pembelajaran Santri PSKQ Modern dilarang menulis sesuatu yang belum diajarkan karena hal ini menghindari kesalahan yang mungkin sulit diperbaiki. Guru Pengampu juga dituntut untuk memberiakan penanaman akhlak serta pengetahuan lain semisal sejarah khat, cara pembuatan karya, wawasan Seni Rupa dan Arsitektur Islam yang bisa langsung dipraktekkan di Workshop Assiry Art n PSKQ Modern dan lain sebagainya sebagai bagian yang menjadi materi tambahan.
Ketika kurrasah khath yang dipelajari sudah selesai, murid tersebut diberi tugas akhir bisa berupa nilyah syarifah (qit’ah) atau pameran kaligrafi dan mengikuti lomba event Nasional dan Internasional untuk menguji kemampuan dan mentalnya.
Tugas inilah yang nantinya menjadi ijazah bagi Santri PSKQ Modern yang langsung diberikan oleh Ustaz Muhammad Assiry yang sudah berkali-kali Menjuarai Lomba Kaligrafi Nasional dan ASEAN. Bahkan berkat tangan dinginnya Ustaz Assiry juga berhasil mengantarkan para Santri PSKQ Modern menjuarai even lomba kaligrafi tingkat Internasional.
Tugas inilah yang nantinya menjadi ijazah bagi Santri PSKQ Modern yang langsung diberikan oleh Ustaz Muhammad Assiry yang sudah berkali-kali Menjuarai Lomba Kaligrafi Nasional dan ASEAN. Bahkan berkat tangan dinginnya Ustaz Assiry juga berhasil mengantarkan para Santri PSKQ Modern menjuarai even lomba kaligrafi tingkat Internasional.
No comments: