Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9

Assiry gimbal mukiyo, 16 Agustus 2017


Teks doa dalam sidang tahunan MPR RI yang dibawakan oleh Tifatul Sembiring ini menjadi sedikit aneh. Masak berdoa ko "gemukkanlah badan beliau ( Bp.Jokowi) karena kini terlihat semakin kurus". 

Padahal dalam teks tersebut tertulis: "Kami tahu, walaupun tidak sempurna, namun tekad beliau membaja dalam membangun bangsa." Bp. Jokowi memang perawakannya kurus susah justru untuk gemuk. Toh bukan urusan gemuk atau kurus yang penting bisa terus bekerja untuk membangun bangsa ini bersama rakyat.

Saya jadi tertawa sendiri dan ingat kata "menggemukkan" ini lebih pas untuk binatang bukan untuk seorang Presiden sebagai simbol muruah bangsa Indonesia, misalnya sapi, wedhus, kerbau, karena memang kalau kurus jelas kurang laku harganya pun anjlok. cocok jika doa ini dilakukan oleh para pebisnis peternakan untuk ternak yang siap di Qurbankan.

Mungkin Tifatul sedikit kecewa karena sapi -sapi import sekarang bukan PKS lagi yang menanganinya. Apalagi Mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq diganjar hukuman 16 tahun penjara dan denda Rp1 miliar 2013 silam karena kasus suap pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian.

Karena jika berbicara soal perawakan ini kan sudah paten dari sonoNya kali. Biar kurus asal sehat dari pada gemuk tapi banyak penyakit. Lebih baik kurus tapi otakny cerdas dari pada gemuk tetapi otakny dungu.

Pada bagian yang lain Tifatul juga menyebut Wapres JK tergolong tua, padahal dalam teks doa tersebut tertulis: "Meskipun beliau sudah cukup matang, tapi semangat beliau tetap membara."

Tifatul mengubah teks itu menjadi seperti ini: "Meskipun usia beliau sudah tergolong tua, tapi semangat beliau masih membara."

Tifatul ini lho sebenarnya yang perlu kita doakan supaya ngga ngawur. Sudah tau Bp. Jusuf Kalla itu sudah tua kenapa musti disebut tua segala. Hadduhh mboke thole.

Doa semacam itu justru bukan lagi hanya sekadar doa tapi ini merupakan kritik, tentu tidak sepantasnya arena doa yang semestinya sakral dan suci dan kemudian tidak menyinggung siapa pun karena itu diarahkan untuk kritik.

Siapa pun boleh saja melontarkan kritikan. Mengkritik itu boleh saja tapi mbok ya lihat papan dan panggonan ( situasi dan tempatnya).

Apalagi doa tersebut yang disiarkan secara langsung seluruh Indonesia, diberikan panggung begitu terhormat tapi digunakan untuk kritik. Jian ndobol tenan Tifatul iki.

Mungkin dia ngga dapat jatah rangsuman daging sapi yang gemuk jadi maklum berdoa saja dipolitisir. Dan Tifatul ini berada di partai luar pemerintahan (PKS) jadi ngenes hidupnya, apalahi HTI yang menjadi ormasnya juga dibubarkan Jokowi. Lengkap sudah deritamu Pak Tifatul.

About Assiry Art

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top