Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9



SEPUTAR KUDUS, 13 Juli 2015


SEPUTARKUDUS.COM - Mengupas Kudus Kota Kretek memang tak akan ada habisnya. Sebuah tayangan Documantary Net dalam acara Indonesia Bagus, merupakan yang terbaru. Acara tersebut membingkai sisik melik keindahan wujud dan nilai dalam sorot kamera. Tak salah, jika acara tersebut memberi judul tayangan "Kebanggaan dari Kudus". Karena memang bagi warganya, Kudus selalu menjadi kebanggaan.

Acara itu dinarasikan perempuan asli Kudus dan pernah memenangi Gadis Hijab di eks Karesidenan Pati, Anik Zulma Zulfa (Zuma). Mahasiswi di Universitas Muria Kudus (UMK) itu mengajak pemirsanya melihat sudut-sudut indah Kota Kretek dalam video berdurasi 23.54 menit. Tayangan tersebut diunggah di Youtube 5 Juli 2015 lalu.

Tayangan tersebut dimulai Zuma yang menonton kirab Dandangan di Alun-alun Simpang Tujuh. Dandangan merupakan tradisi menyambut bulan Ramadan yang telah ada sejak ratusan tahun lampau. Hingga saat ini tradisi tersebut masih dilestarikan, bahkan sejak beberapa tahun terakhir dimeriahkan dengan kirab budaya di pusat kota saat ini. Banyak warga yang datang untuk menyaksikan kemeriahannya.

Setelah itu, Zuma mengajak pemirsa melihat Festival Dandangan di Jalan Sunan Kudus. Ratusan stan disiapkan Pemerintah Kabupaten Kudus di sepanjang jalan tersebut. Stan itu ditempati pedagang, mulai dari penjual makanan, mainan pakaian, hingga batu akik. Di sana, Zuma yang ditemani sahabatnya sejak kecil mencicipi kuliner khas, intip.

Dalam tayangan tersebut juga ditunjukkan grafis kemegahan Masjid Menara dan makam Sunan Kudus. Dalam narasi singkat, Zuma menjelaskan menara masjid tersebut yang telah berdiri sejak ratusan tahun lampau, dengan arsitektur khas Kerajaan Majapahit. Dalam grafis juga ditunjukkan gapura berbahan batu bata yang telah ada sejak masa Sunan Kudus, berada di dalam masjid. 

Kemudian, Zuma mengajak pemirsanya mengunjungi pondok pesantren kaligrafi di Desa Undaan Lor, Kecamatan Undaan, asuhan Muhammad Assiry. Beliau merupakan seniman kaligrafi asal Kudus yang telah menorehkan prestasi hingga tingkat dunia. Di sana banyak santri yang belajar membuat kaligrafi, dari dasar hingga mengaplikasikan dalam berbagai media. Dalam video tersebut juga ditunjukkan karya santri di Masjid Darul Ilmi, Universitas Muria Kudus.

Setelah dari Pesantren Kaligrafi, Zuma kemudian ke pondok tahfidz, Yanbu'ul Qur'an. Tak salah jika Kudus mendapat julukan Kota Santri karena pondok pesantren yang dihuni para penghafal Quran tersebut. Para santri tidak hanya datang dari Kudus, namun juga dari sejumlah daerah di Indonesia. Para santri umumnya masih sangat belia. Namun jangan salah, rata-rata di usia 10 tahun mereka sudah menghafal 10 juz. Zuma membuktikannya, dengan mengetes salah satu santri di sana.

Menjelang akhir sekmen, Zuma mengajak pemirsanya datang ke GOR bulu tangkis terbesar di Asean, milik PT Djarum. Di sana Zuma menemui temannya, Erik. Dia merupakan atlet bulu tangkis klub PB Djarum, yang merupakan asli warga Kudus. Erik merupakan satu dari banyak atlet dari daerah seluruh Indonesia yang lolos seleksi di klun bulu tangkis ternama itu. Klub tersebut telah mencekat sejumlah atlet kelas dunia, di antaranya Tontowi Ahmad dan Muhammad Ahsan. 

Di akhir sekmen, Zuma mengajak Erik dan satu atlet putri dari Bandung, Silvi, untuk ngabuburit. Dia juga menjelaskan camilan khas Kudus, jenang, yang di produksi PT Mubarokfood. Masyarakat telah mengenal produk perusahaan itu dengan sebutan Jenang Mubarok. Produk olahan ketan dan gula merah itu, bahkan telah menembus pasar dunia dan menjadi snack sebuah maskapai di luar negeri.



About Elsya Vera Indraswari

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top