Assiry gombal mukiyo, 11 Juli 2015
Seorang Kaligrafer tentu memiliki tips sendiri dalam memilih, memotong dan melakukan perawatan kuas yang digunakan untuk menggores kaligrafi di dinding atau media kayu/triplek. Di sini saya akan uraikan point-point dan langkah -langkah yang harus dilakukan dalam memilih, memotong dan merawat kuas secara runut dan sistematis.
- Pertama cobalah explor pemilihan kuas yang enak dipakai. Usahakan pilihlah kuas yang pipih bukan yang bulat.( Biasanya Santri-santri PSKQ & Assiry Art Team works menggunakan winston dan eterna karena tekstur bulunya agak keras tapi lembut ketika sudah digunakan menulis dengan cat). Atau pilihlah merk kuas sesuai dengan selera anda. Pilih bulu kuas yang cenderung menyimpan cat, biasanya kuas tersebut bulu kuasnya terbuat dari bulu kuda, bulu kambing dan bulu babi yang sudah disucikan bukan dari bahan sintetik.
- Kemudian ambil cuter, irislah/buanglah sebagian bulu kuas yang pipih tadi buang tipis dari punggung kuas dan perut kuas ( bolak-balik) hingga menghasilkan kuas yg tipis. Potong miring seperti potongan Qalam kurang lebih kemiringannya 45 derajat atau dipotong rata sesuai kebutuhan sehingga membuat anda nyaman dalam menggores. Ini akan bermanfaat agar menghasilkan goresan kuas yang lebih tepat dari tebal tipisnya sehingga menghasilkan goresan yang rapi dan indah.
-Perhatikan ukuran kuas yang akan digunakan untuk menulis lokasi ayat kaligrafi harus disesuaikan dengan no kuas tersebut kemudian buatlah ukuran dan skala yang pas agar hasilnya akurat dan proporsional hurufnya (tidak terkesan kurus dan gemuk) misalnya dengan cara membuat rumus titik/teknik geometri dengan menggunakan kuas yang sudah dipotong dan akan dipakai tersebut.
- Berbeda dengan teknik menulis dengan Qalam bambu yang cenderung menulis dari depan ke belakang, teknik penulisan kaligrafi dengan kuas dilakukan dengan cara mundur (dari bagian huruf yang paling belakang baru kedepan). Tujuannya supaya huruf yang masih basah tidak tersentuh tangan. Nah inilah tingkat kesulitan yang perlu terus dipelajari dengan sering-sering latihan. Saya menyebut Teknik gaya mundur ini dengan "teknik undur-undur". disinyalir teknik ini adalah teknik khas Indonesia. Karena teknik penulisan kaligrafi kuas yang ada di Timteng itu hampir sama seperti teknik menulis kaligrafi dengan alat bambu atau kayu ( normal dari depan ke belakang).
-Proses menulis dengan kuas hendaknya menggunakan cat encer ( disesuaikan dengan kebutuhan). Sebelum digunakan campuran air dan cat harus betul -betul sudah merata adukannya agar lebih mudah saat digoreskan di media dinding atau kayu/triplek. Penulisan Kaligrafi dengan cat ini tidak bisa dilakukan sekali. Tapi bisa dua kali bahkan lebih hingga finishing touch dan selesai. Proses penebalan huruf dilakukan setelah goresan tahap pertama kering dan begitu seterusnya sampai maksimal.
- Sebenarya pemakaian kuas itu, bila semakin sering digunakan, maka semakin lembut dan enak dipakai karena serat bulu kuasnya semakin memadat. Tapi semakin sering dipakai juga akan semakin cepat rusak juga lho. Asal kita pintar-pintar merawat tingkat kerusakan kuas tersebut bisa diminimalisir.
- Perlu diperhatikan perawatan kuas juga adalah faktor penunjang untuk menjaga dan memelihara kualitas kuas itu sendiri. Kita harus mencuci kuas bila telah selesai digunakan, tidak asal direndam di wadah air karena membuat bulu kuas rusak. Tujuannya adalah agar cat tidak mengering pada kuas sehingga akan susah untuk dibersihkan. Perhatikan mulai dari bagian pangkal bulu kuas. biasanya disitulah sebagian cat tersisa.
Dalam proses pencucian agar kuas tetap bersih dan terawat maka akan lebih baik jika kita menambahkan air shampoo kedalam campuran air secukupnya. Rendam kira-kira 10 menit angkat lalu dibersihkan dan di lap dengan kain kering. Tujuannya adalah agar bulu tetap halus n lembut.
-Jangan lupa saat kuas diletakkan dirak kuas posisi bulu kuas harus diatas dan ujung batang kuas dibawah, (jangan dibalik). Ini bertujuan biar bulu kuas tidak tertekan kebawah yang membuat bulunya menjadi rusak atau buatlah kelontong/ wadah khusus untuk menyimpan kuas tersebut biar tetap terjaga ujung kuas yang sudah dipotong tadi.
Selamat mencoba!.
Seorang Kaligrafer tentu memiliki tips sendiri dalam memilih, memotong dan melakukan perawatan kuas yang digunakan untuk menggores kaligrafi di dinding atau media kayu/triplek. Di sini saya akan uraikan point-point dan langkah -langkah yang harus dilakukan dalam memilih, memotong dan merawat kuas secara runut dan sistematis.
- Pertama cobalah explor pemilihan kuas yang enak dipakai. Usahakan pilihlah kuas yang pipih bukan yang bulat.( Biasanya Santri-santri PSKQ & Assiry Art Team works menggunakan winston dan eterna karena tekstur bulunya agak keras tapi lembut ketika sudah digunakan menulis dengan cat). Atau pilihlah merk kuas sesuai dengan selera anda. Pilih bulu kuas yang cenderung menyimpan cat, biasanya kuas tersebut bulu kuasnya terbuat dari bulu kuda, bulu kambing dan bulu babi yang sudah disucikan bukan dari bahan sintetik.
- Kemudian ambil cuter, irislah/buanglah sebagian bulu kuas yang pipih tadi buang tipis dari punggung kuas dan perut kuas ( bolak-balik) hingga menghasilkan kuas yg tipis. Potong miring seperti potongan Qalam kurang lebih kemiringannya 45 derajat atau dipotong rata sesuai kebutuhan sehingga membuat anda nyaman dalam menggores. Ini akan bermanfaat agar menghasilkan goresan kuas yang lebih tepat dari tebal tipisnya sehingga menghasilkan goresan yang rapi dan indah.
-Perhatikan ukuran kuas yang akan digunakan untuk menulis lokasi ayat kaligrafi harus disesuaikan dengan no kuas tersebut kemudian buatlah ukuran dan skala yang pas agar hasilnya akurat dan proporsional hurufnya (tidak terkesan kurus dan gemuk) misalnya dengan cara membuat rumus titik/teknik geometri dengan menggunakan kuas yang sudah dipotong dan akan dipakai tersebut.
- Berbeda dengan teknik menulis dengan Qalam bambu yang cenderung menulis dari depan ke belakang, teknik penulisan kaligrafi dengan kuas dilakukan dengan cara mundur (dari bagian huruf yang paling belakang baru kedepan). Tujuannya supaya huruf yang masih basah tidak tersentuh tangan. Nah inilah tingkat kesulitan yang perlu terus dipelajari dengan sering-sering latihan. Saya menyebut Teknik gaya mundur ini dengan "teknik undur-undur". disinyalir teknik ini adalah teknik khas Indonesia. Karena teknik penulisan kaligrafi kuas yang ada di Timteng itu hampir sama seperti teknik menulis kaligrafi dengan alat bambu atau kayu ( normal dari depan ke belakang).
-Proses menulis dengan kuas hendaknya menggunakan cat encer ( disesuaikan dengan kebutuhan). Sebelum digunakan campuran air dan cat harus betul -betul sudah merata adukannya agar lebih mudah saat digoreskan di media dinding atau kayu/triplek. Penulisan Kaligrafi dengan cat ini tidak bisa dilakukan sekali. Tapi bisa dua kali bahkan lebih hingga finishing touch dan selesai. Proses penebalan huruf dilakukan setelah goresan tahap pertama kering dan begitu seterusnya sampai maksimal.
- Sebenarya pemakaian kuas itu, bila semakin sering digunakan, maka semakin lembut dan enak dipakai karena serat bulu kuasnya semakin memadat. Tapi semakin sering dipakai juga akan semakin cepat rusak juga lho. Asal kita pintar-pintar merawat tingkat kerusakan kuas tersebut bisa diminimalisir.
- Perlu diperhatikan perawatan kuas juga adalah faktor penunjang untuk menjaga dan memelihara kualitas kuas itu sendiri. Kita harus mencuci kuas bila telah selesai digunakan, tidak asal direndam di wadah air karena membuat bulu kuas rusak. Tujuannya adalah agar cat tidak mengering pada kuas sehingga akan susah untuk dibersihkan. Perhatikan mulai dari bagian pangkal bulu kuas. biasanya disitulah sebagian cat tersisa.
Dalam proses pencucian agar kuas tetap bersih dan terawat maka akan lebih baik jika kita menambahkan air shampoo kedalam campuran air secukupnya. Rendam kira-kira 10 menit angkat lalu dibersihkan dan di lap dengan kain kering. Tujuannya adalah agar bulu tetap halus n lembut.
-Jangan lupa saat kuas diletakkan dirak kuas posisi bulu kuas harus diatas dan ujung batang kuas dibawah, (jangan dibalik). Ini bertujuan biar bulu kuas tidak tertekan kebawah yang membuat bulunya menjadi rusak atau buatlah kelontong/ wadah khusus untuk menyimpan kuas tersebut biar tetap terjaga ujung kuas yang sudah dipotong tadi.
Selamat mencoba!.
Haturnuhun. Cukup membantu.
ReplyDeletemantabs...
ReplyDelete