Beliau di Lahirkan di kota
Seyyidler, Kastamona Turki, tahun 1829 M/ 1244 H. Menimba ilmu kaligrafi
tsulus, naskhi dan riq’ah bersama pamannya langsung Muhammad Khulushi Afandi
hingga beliau mendapat ijazah pada tahun 1257 H (usia 13 tahun).
Pamannya sendiri merupakan
khattat pertama yang ditunjuk untuk menjaga buku-buku di perpustakaan yang
terkenal di Istanbul. Selain itu, beliau adalah seorang guru yang berbakat
dalam seni ini. Banyak sekali kaligrafer handal yang lahir dari didikannya.
Tak heren melihat bakat dan
kemampuannya, sang paman menyarankan untuk menimba ilmu kaligrafi lebih lanjut
kepada kaligrafer lain yang lebih hebat semisal Mustafa Izzat Afandi. Hingga
pada suatu saat Kholusi menyaksikan akan bakat yang luar biasa pada diri
Syauqi, lalu berkata kepada anak dari saudara perempuannya tersebut: “Anakku,
hanya ini yang bisa saya ajarkan kepadamu. Karena itu saya izinkan kamu untuk
melanjutkan belajar kepada guru lain yang lebih hebat dariku, yaitu Kadiaskar
Musthafa Izzat Afandi. Belajarlah kepadanya hingga nanti engkau akan berkembang
dalam seni kaligrafi ini”. Kholusi menyampaikan hal tersebut karena melihat
kehebatan yang dimiliki oleh Muhammad Syauqi. Namun justru Muhammad Syauqi
menjawab: “Saya tidak akan pergi kepada guru siapapun selain engkau wahai
pamanku.” Mendengar jawaban itu, Kholusi hanya bias mendoakan untuk kebaikan
dan kemudahan bagi muridnya dan keponakannya, Muhammad Syauqi .
Bukti kesetiaan yang Muhammad
Syauqi contohkan kepada gurunya membuahkan keberkahan doa dari sang guru.
Hingga doa inilah yang menjadi motivasi bagi Muhammad Syauqi untuk menekuni
belajar khat lebih tekun lagi, hingga akhirnya beliau menemukan karakteristik
tersendiri dalam menulis khat naskhi khususnya yang diilhami dari karya karya
para maestro kaligrafer sebelumnya, seperti Hafidz Othman, Ismail Zuhdi serta
Musthafa Raqim dan yang lain, meskipun Muhammad Syauqi tidak belajar secara
langsung ke mereka. Dalam pernyataannya yang terkenal dalam cacatan sejarah,
Muhammad Syauqi mengatakan bahwa “mereka (para kaligrafer sebelumnya) yang
telah mengajariku lewat mimpi”.
Atas sikapnya itu, khulasi Afandi
mendoakam agar ia menjadi kaligrafer besar. Berkat doa dan bimbingan dari sang
guru sekaligus pamannya , Muhammad Syauqi Afandi berhasil membangun satu aliran
kaligrafi yang disebut “Madrasah Syauqi”.
Sebagian karya Muhammad Syauqi
berupa mushaf dan beberapa tulisan dari kitab Dalail Khairat, wirid-wirid dan
beberapa hilyah. Kelebihan tulisan yang dimiliki Muhammad Syauqi Afandi
tersebut telah mendapatkan reputasi yang tidak diragukan di mata kaligrafer
dunia pada umumnya. Derajat keindahan tulisannya tersebut menempati posisi yang
tinggi karena tingkat detail huruf yang melebihi rata-rata namun tetap anggun
dan menarik. Atas sebab inilah, sahabat beliau, Sami Afandi berkata: “Bahwa
Syauqi bila menulis tidak pernah bisa menulis jelek, meskipun ia menghendakinya
(sengaja menulis dengan jelek)”. Muhammad Syauqi menulis beberapa khat nya
dengan tingkat detail yang tinggi, termasuk ketika menulis amsyaq (buku
pelajaran) sebagai materi untuk para muridnya.
Kesibukan Muhammad Syauqi lainnya
adalahsebagai guru kaligrafi pada Madrasah al-Askariyah di Istanbul. Karenanya,
beliau juga dikenal dengan sebutan “munsyi’ kuttab askary”. Pada saat yang
sama, beliau juga mengajarkan khat pada putera sultan Abdul Hamid II selama dua
tahun setengah.
Muhammad Syauqi telah menulis
beberapa mushaf Al-Qur’an dan kitab Dalail Khairat serta buku-buku Dzikir,
hingga beliau wafat pada tanggal 13 sya’ban 1304 H (1887) dan di makamkan
disamping pamannya, Khulasi Afandi di Istanbul, Turki.
Muhammad Syauqi atau dalam bahasa
Turki Mehmed Sevki Efendi merupakan salah satu kaligrafer yang termasyur di
dunia. Beliau juga merupakan salah satu kaligrafer terbesar Kerajaan Ustmani
saat itu. Karya-Karya beliau banyak menjadi referensi para kaligrafer zaman
sekarang, tak heran jika lembaga IRCICA menjadikan salah satu buku amsyaq
beliau sebagai panduan untuk pelombaan kaligrafi internasional, beliau lebih
dikenal dengan penulisan khat naskhi dan tsulus yang indah dan khas. hampir
rata-rata amsyaq dan karya-karya beliau di tuangkan kedalam 2 jenis khat
tersebut.
Berikut ini beberapa karya
Muhammad Syauqi :
No comments: