Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9

Muhammad Assiry, 6 Desember 2018

Harus bisa meneladani beliau KH.Arwani. kalau Santri sekarang boro- boro mondok 11 tahun. Kebelet kawin aja atau tergiur bisnis meskipun ilmunya belum mumpuni ya bodo amat. Semoga kita semua bisa terus mahabbah kepada keberhasilan dalam menuntut ilmu pada setiap bidang apapun hingga ke akar-akarnya.


*K.H. Arwani Kudus Tidak Sengaja Menghafal Alquran*
1 Desember 2018
Alkisah, K.H. Muhammad Arwani disuruh ayahnya, KH. Amin, untuk mengantarkan adiknya, KH. Da`in Amin, untuk mentashihkan bacaan tahfidz Qurannya kepada KH. Muhammad Munawwir.
Ceritanya, K.H. Da`in Amin, sudah berhasil menghafalkan Alquran sendiri. Oleh ayahnya, hafalan tersebut diminta ditashihkan kepada K.H. Munawwir. K.H. Arwani sendiri belum hafal Alquran ketika itu, tetapi beliau sudah hebat mengaji kitabnya karena lulusan Pondok Jamsaren (Solo) dan Tebuireng (Jombang). Bahkan ketika di Tebuireng, oleh Almarhum K.H. Hasyim Asy’ari, beliau sudah diperkenankan menjadi qori` (pengajar) di masjid, yang kedudukan itu tidak akan diperoleh santri kecuali yang memang sudah mumpuni.
Proses mentashih hafalan Alquran tentu berlangsung berbulan-bulan. Dan K.H. Muhammad Arwani disuruh ayahnya untuk menunggui adiknya selama mondok di Krapyak. Berhari-hari menunggu adiknya mentashih hafalan Alquran, K.H. Arwani kemudian tahu bahwa K.H. Muhammad Munawwir juga mengaji kitab Matn Syatibiyyah, yaitu kitab panduan mengenai Qiro’ah Sab’iyyah. Beliau tertarik untuk ikut mengaji.
Niatan itu pun dihaturkan kepada K.H. Muhammad Munawwir. Oleh Mbah Munawwir keinginannya dipenuhi, asal mau membayar maharnya.
“Apa maharnya?” tanya Mbah Arwani.
“Maharnya (syaratnya), kamu harus hafal Alquran terlebih dahulu.” Jawab K.H. Munawwir.
Beliau kemudian menyanggupi syarat Mbah Munawwir untuk bisa ikut ngaji Matn Syatibiyyah, yaitu menghafal Alquran. Dan hanya dalam waktu 1,5 tahun, beliau sudah berhasil hafal keseluruhan Alquran. Sesudah itu beliau baru ikut mengaji kitab Syatibiyyah.
Di tengah perjalanan mengaji kitab tersebut, K.H. Amin memanggilnya pulang (boyong) untuk dikawinkan, mengingat usianya yang sudah cukup tua. Permintaan boyong itu ganti ditolak oleh Mbah Munawwir mengingat ngajinya belum hatam. Sesudah berembug, akhirnya disepakati kalau pulangnya sekadar akad nikah, tetapi kemudian langsung kembali lagi ke Pondok.
Singkat cerita, K.H. Muhammad Arwani kemudian berhasil menghatamkan Qiro’ah Sab’iyyah melalui Matn Syatibiyyah. Simbah K.H. Muhammad Munawwir bahkan berkata, “Siapa saja yang mau meraup semua ilmuku, silakan mengaji kepada Arwani.”
Hal itu dilakukan sebagai bentuk pujian kepada muridnya yang penuh mahabbah, setia, khidmah, tawadlu dan tentu saja cerdas itu. K.H. Arwani kemudian memang dikenal sebagai satu-satunya santri Mbah Munawwir yang belajar Matn Syatibiyyah hingga tuntas. Untuk kepentingan itu, beliau mondok di Krapyak selama 11 tahun. Kalau bacaan tahfidz Qiro`ah Masyhurah (riwayat Imam Hafsh dari Imam ‘Asim) berhasil beliau selesaikan selama 1,5 tahun, berarti beliau mengaji Qiro’ah Sab’iyyah selama 9,5 tahun.
*Riwayat cerita ini saya (Gus Hilmy) dapatkan dari KH. Harir Muhammad (satu-satunya cucu Syaikh Muhammad Mahfudz Termas, dan murid Almarhum K.H. Muhammad Arwani Amin, Kudus, yang juga Pengasuh PP. Betengan, Demak, pada Malam Ahad, tanggal 22 Dzul-Qa`dah 1431 H/30 Oktober 2010 M. Cerita ini beliau dapatkan langsung dari gurunya, yaitu KH. Muhammad Arwani Amin*
Ila ruukhi mbah arwani amin alfatihah.....

About Assiry Art

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top