Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9

 PSKQ Modern Kudus, 12 Desember 2019

Foto Dok. Ayahanda DR.KH. Didin Sirojuddin kenangan 36 th silam menyambut O6 bln ke depan:
Juri-juri KALIGRAFI MTQ Nasional XIII/1983 di Padang. 




Jika ada penghargaan atau apapun dari Pemerintah atau dalam hal ini Presiden RI maka merekalah yang ada di foto ini yang harusnya mendapatkannya. Bukan yang lainnya. Apalagi yang masih "ingusan" dalam kapasitas sebagai Kaligrafer yang cuma mengandalkan kejuaraan kaligrafi sedangkan hasilnya hanya dinikmati secara individu bukan untuk kemaslahatan ummat. Tidak ada satupun Kaligrafer Indonesia sehebat mereka yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk kaligrafi Al Quran.

Sebut saja KH.Abdul Razaq Muhili banyak berkiprah dalam menulis ratusan kitab yang menjadi bahan bacaan dan referensi para Santri di Pesantren Salafiyah juga salah satu penggagas LEMKA yang didirikan oleh KH.Didin Sirojuddin yang berhasil mengkader ribuan kaligrafer di Indonesia hingga saat ini. Selanjutnya Prof. Salim Fahri adalah Penulis Al Quran pertama kali di Indonesia atas perintah Presiden 1 RI Ir.Soekarno. Selanjutnya KH.C.Israr adalah penulis dan pengarang buku kaligrafi pertama di Indonesia dengan judul sejarah kesenian islam 1 & 2 (dari teks klasik hingga ke kaligrafi arab). Sedangkan satu lagi KH. Bachtiar adalah Dosen IAIN Padang yang mengembangkan dan memperkenalkan kaligrafi di IAIN Padang.

Kini KH. Didin Sirojuddin yang saya juluki sebagai Bapak Kaligrafi Indonesia yang terus berjuang tanpa lelah, terbang ke sana kemari menuntun dan menggandeng siapa saja untuk makmurnya kaligrafi meneruskan estafet perjuangan para pahlawan kaligrafi tersebut.
Semoga ayahanda terus diberikan kesehatan yang berlimpah agar terus menjadi teladan bagi kami anak -anakmu yang masih belajar berjalan, Amiiin.

Merekalah para pejuang kaligrafi yang saya sebut sebagai "Pahlawan kaligrafi indonesia". Tanpa jasa-jasa mereka, tidak mungkin hingga bisa semakmur ini perkembangan kaligrafi di Indonesia. Meskipun saya yakin mereka tidak menginginkan "kado" atau "tanda jasa" dari Pemerintah RI. Mereka berprinsip sepi ing pamrih rame ing gawe. Karena perjuangan mengembangkan kaligrafi di tanah air ini adalah bagian dari cinta yang tak butuh balasan. Mereka "bertapa dalam keramaian" terus "bergerak di jalan kesunyian" tanpa pamrih dan embel-embel atau gelar lencana apapun.

Kini mereka para sesepuh kaligrafi tersebut sudah tiada, hanya tinggal satu yakni KH.Didin Sorojuddin Ar.

Indonesia sungguh berhutang budi atas jasa- jasa para Pahlawan kaligrafi Indonesia yang telah tiada ini diantaranya: KH.Abdul Razaq Muhili alm, Prof. Salim Fahri alm, KH.C.Israr, H.Bakhtiar alm, KH.Nur Aufa Shiddiq alm, hanya syurga tempatmu kembali berkumpul bersama Rasulullah di sana.



================================================================

÷ Semoga PSKQ Modern bisa terus menebarkan virus-virus Kaligrafi dan Seni Rupa Islami dengan metode pembelajaran yang lebih inovatif, modern dan praktis.

÷ Untuk Info pendaftaran dan lainnya silahkan menghubungi kontak Admin PSKQ Modern yang sudah tertera di website.

Jangan lupa kunjungi akun Kami di:

Facebook : pesantren seni rupa dan kaligrafi pskq

Ig : pskqmodern

Youtube : pskq tv

Web : www.pesantrenkaligrafi.com




About Assiry Art

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top