PSKQ Modern,07 Agustus 2018
MENJADI KALIGRAFER
PROFESIONAL
& ENTERPRENEUR
SUKSES
Oleh: Didin
Sirojuddin AR
Dan
PSKQ MODERN
Profesi
adalah “bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejuruan, dsb) tertentu. Kaligrafer profesional adalah orang hebat yang telah
memilih kaligrafi sebagai bidang profesinya. Kaligrafi baginya adalah way of life
atau jalan hidup yang menjadi alat da’wah bil qolam, aktivitas harian,
hiburan, hingga sumber usaha yang menghasilkan uang.
Dengan profesinya yang bernuansa rekreatif ini, sesungguhnya seorang kaligrafer
bisa menjadi seorang enterpreneur atau pengusaha sukses dengan mengolah
kaligrafi atau pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengannya menjadi “pabrik uang”
atau “pundi-pundi” yang bernilai ekonomis tinggi.
Konsekuensi dari “penyulapan kaligrafi jadi profesi”, bukan semata kesenangan
atau pengisi waktu senggang, adalah berpadu dan berkumpulnya segala unsur dan
komunitas dalam satu “tong kaligrafi”, yaitu khattat/kaligrafer atau pelukis
yang memproduksi karya kaligrafi, penikmat seperti penonton atau kolektor,
pelaku kegiatan seperti event organizer dan peserta lomba, dan pengusaha. Lebih dahsyat lagi bila kaligrafer sendiri terjun menjadi pengusaha
kaligrafi.
Hal ini sangat sejalan dengan prinsip
pembelajaran di PSKQ Modern Kudus JawaTengah. Jika ada Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) yang merupakan salah satu jenjang pendidikan menengah yang
bertujuan mempersiapkan lulusannya bisa langsung bekerja. Maka PSKQ Modern
adalah Pesantren Kejuruan yang memberikan bekal keahlian peserta didiknya/Santri
memilki keahlian dan keterampilan dibidang Seni Kaligrafi dan Seni Rupa Islam
Modern. Santri-Santri PSKQ Modern diberikan wawasan dan pengetahuan yang luas
dengan mempelajari banyak buku dan referensi secara rutin juga didorong dan
dilatih agar bisa berwirausaha (memiliki jiwa enterpreneurship) atau
kewirausahaan seperti usaha mandiri dengan berkarya Seni dan lainnya. Santri
PSKQ Modern juga senantiasa dibekali landasan (basic) berupa pelatihan kerja
atau biasa disebut dengan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) atau PPL (Pesantren
Paktek Lapangan) misalnya dengan mengerjakan berbagai pekerjaan Kaligrafi atau
Seni Rupa dimanapun lokasinya berada melalui CV. Assiry Art.
Sehingga lulusan Santri PSKQ Modern bukan
menjadi pengangguran atau mencari pekerjaan tetapi justru Santri-Santri PSKQ
Modern itu mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sehingga bisa memberi
manfaat untuk lingkungan di sekitarnya.
Ini selaras dan sejalan dengan dakwah yang dilakukan oleh Sunan Kudus yang populer disebut "GUSJIGANG". GUS (itu bagus akhlaqnya atau berperilaku baik), JI (pintar mengaji) artinya memiliki dasar ilmu dan pengetahuan dan intelektual yang memadahi, dan GANG (pinter dagang) yang mengandung arti memiliki daya kreatifitas yang tinggi dan inovatif dalam menciptakan lapangan pekerjaan atau menghidupkan dunia usaha/ bisnis.
Banyak lulusan atau peserta didik PSKQ
Modern yang memenangkan kejuaran kaligrafi baik tingkat propinsi, nasional,
bahkan tingkat ASEAN dan juga Internasional, serta menjadi pengusaha sukses
kaligrafi. Sebut saja Muhammad Rifqi Nasrullah dari Ponorogo Jawa Timur (Tahun
2008-2012), juara I kaligrafi tingkat Nasional di Ambon dan Juara
Internasional di Malaysia tahun 2012 saat masih belajar di PSKQ Modern.
Juga santri dari Aceh yang bernama Nukman Al
Farisy (Tahun 2009-sekarang) yang menjuarai kaligrafi tingkat Internasional 3
tahun berturut-turut mulai Tahun 2012, 2013, 2014, alumni santri PSKQ Modern
banyak yang menjadi enterpreneur atau pengusaha dan mendirikan perusahaan jasa
kaligrafi masjid, seperti Ghaza Art yang didirikan oleh Muhammad Hamzah, santri
PSKQ Modern angkatan 2007-2009. An Nasr Art yang didirikan oleh Rifa'i Al
Madany, dan lain sebagainya. Hal ini menjadi bukti bahwa PSKQ telah berhasil menjadi
pesantren pencetak generasi berprestasi juga sukses dalam berwirausaha secara
mandiri.
Ibnu Al-Muqaffa
mengatakan:
اخلط
لألمـريمجـال، وللغـىن كمـال، وللفقـريمال
“Kaligrafi bagi Sang Pangeran adalah keindahan, bagi
hartawan adalah kesempurnaan, dan bagi si fakir adalah uang.”
Menurut bapak
Kaligrafi Indonesia Ustadz KH. Didin Sirojuddin Ar, ada beberapa hal yang bisa
dilakukan untuk bisa menjadi kaligrafer profesional dan enterpreneur sukses.
Kiat-kiat tersebut meliputi :
Memulai dari Latihan
Langkah pertama menuju professional adalah
dengan memantapkan tulisan, tidak hanya menguasai gaya-gaya huruf (seperti
Naskhi, Tsulus, Farisi, Diwani, Diwani Jali, Riq’ah, dan Kufi ditambah
gaya-gaya kaligrafi kontemporer), tetapi sanggup menatanya jadi karya yang
indah melalui belajar, latihan, dan eksperimen yang terus-menerus seperti
dikatakan penyair ini:
داوم على الدرس التفارقه، العلم ابلدرس قام
وارتفع
“Teruuuuuuslah belajar, jangan tinggalkan
pelajaran. Sebab dengan belajar, ilmu meningkat dan berkembang.”
Kontinuitas latihan ini merupakan syarat
fundamental untuk memperindah tulisan , ( إن ادلداومة على التمارين اليومية شرط أساسى ىف اإلجاد ة ) sedangkan menyusunnya dalam lukisan
menuntut usaha yang berkali-kali dengan memilih tata letak yang pas untuk
mencapai keseimbangan ( اإلنسجام ) yang logis. Ini, tentu saja,
memerlukan waktu panjang, kesabaran luarbiasa, dan ketekunan mencontoh
karya-karya master supaya sampai kepada rahasiarahasia kehebatan mereka. Dalam
hal ini, seperti disebut-sebut oleh Prof. Arseven, “menciptakan seorang
kaligrafer ternyata jauh lebih sulit daripada
.)إن تكوين اخلطاط أصعب من تكوين الرسام ) “pelukis seorang menciptakan
Muhammad ibn Said Syarifi mengukuhkan klaim tersebut dalam tulisannya:
إن فن اخلط اليـدوى احلر، الذى اليعـتمدعلى
ادلسـطرة والدوار، حيتاج إىل
جتارب مضـنية، ومتارين عديدة، لرسم احلرف على
أحسن أوضاعها، والكلمات على أوفق
سطورها، فتـتمكن منهااألانمل، ويرضى عنهااخلطاط،
ويقدرها الشاهد، ويراتح
إليهاالراؤون.
Sesungguhnya, seni tulis tangan bebas yang
tidak tergantung kepada penggaris dan jangka, butuh eksperimen yang kontinyu
dan banyak training untuk melukis huruf-huruf yang indah tataletaknya dan
kalimat yang akurat garis-garisnya. Dengan demikian jemari menjadi kukuh,
kaligrafernya ikut puas, para impressario dapat mengapresiasi, dan seluruh
penonton bisa relaksasi.”
Demi mengejar “level professional” dengan
seberapa lama waktu yang diperlukan untuk berlatih dan uji coba, bisa dilihat
dari kebiasaan yang diamalkan seorang kaligrafer professional Tunisia Naja
Al-Mahdawi ini:
قدأصـل ىف اليوم الواحدأكثرمن ساعة. أعمل بصورة
مستمرة. مكدة ورلدة. أانأحبث
دائما: قدأصل إىل نقطة خاطئة، أوإىل كشف موفق.
قدأتقدم أوأتراجع. ً صورة عملى الفىن
الأعرفهامسبقا، بل أتوصـل إليها.
“Adakalanya sehari saya bekerja lebih 13
jam. Saya bekerja secara kontinyu, gigih, dan sungguh-sungguh. Saya menggali
terus: kadang-kadang sampai ke titik yang salah atau ke penemuan yang cocok.
Terkadang saya maju atau adakalanya surut lagi ke belakang. Gambaran kerja seni
saya tidak kuketahui sebelumnya, tapi saya berusaha sampai ke sana.”
Pengamat seni Charbal Dagir mengomentari
kegigihan Naja AlMahdawi dengan kata-kata “gila” yang maksudnya gila latihan:
جناادلهداوى الينتظر"احلالة" مثلماننتظر
"اإلذلام".... عبثا. بل يبادرها، يناوشها، ينازذلا.
اللعبة اجملنونة. جناادلهداوى حياوذلايوميا. دون
ملل. دون تردد. مثل الصـياد.
“Naja Al-Mahdawi tidak menunggu kasus,
seperti halnya kita menunggu ilham, karena hal itu sia-sia. Justeru dia
mengejarnya, mengeruknya, menuruninya. Permainan gila! Naja Al-Mahdawi
mengolahnya saban hari, tanpa jemu, tanpa ragu, persis pemburu.”
Setiap hari santri-santri PSKQ Modern
selalu digembleng dalam pembelajaran dikelas juga try out karya-karya.
Ibaratnya, tiada waktu tanpa menggores. Handam dan tinta sudah menjadi gadget
sehari-hari. Tanpa jemu mereka berkonsultasi kepada para Ustadz pengajar di
PSKQ Modern agar tercipta karya yang sempurna.
Kegiatan KBM di PSKQ Modern
Usaha-usaha ke arah kerja profesional
ditempuh pula oleh para kaligrafer besar dengan bentuk yang variatif. Seperti
Sami Afandi yang menghabiskan waktu enam bulan untuk menulis dua kata dengan
khat Tsulus Jali di kanvas sebesar jendela terbuka. Sami juga pernah beberapa
tahun hanya untuk mengoreksi lukisan-lukisannya sebelum dipamerkan. Muhammad
Rasim yang karyanya dibeli dengan batu-batu mulia mengurung diri selama 10
tahun di padepokannya untuk menulis siang malam hingga kaligrafinya mencapai
puncak place of assembly.
Semua i ni
menunjukkan pada perhatian serius terhadap huruf dan kegigihan untuk
mempercantiknya secara profesional. Bahkan dengan tekad “tidak berhenti sebelum
merasa capek” demi untuk mengejar “puncak keelokan kaligrafi” ( اخلط مجال ذروة.( Hasil dari belajar, latihan, dan uji coba terus-menerus
tersebut harus dipelihara dengan disalurkan ke dalam kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
1. Mengajar
kaligrafi di sekolah, sanggar, keluarga atau komunitas lain seperti remaja
mesjid dan lingkungan tetangga terdekat. (Kegiatan mengajar menuntut guru
membuat persiapan-persiapan yang memaksanya untuk belajar dan berlatih lagi).
Seorang santri senior PSKQ Modern sedang mengajar
di PASARAN
2. Aktif mengikuti
lomba-lomba kaligrafi dalam berbagai kesempatan, baik di dalam maupun luar
negeri. (Setiap perhelatan lomba seperti MKQ biasanya diikuti kegiatan
pelatihan atau training centre (TC) sehingga mendorongnya berlatih dalam jadwal
waktu yang terstruktur).
Ustadz Mu’allimin Juara
Kaligrafi Nasional Perkazi 2017
3. Terlibat
kegiatan pameran sebagai latihan apresiasi dan untuk memperbandingkan karyanya
dengan karya khattat/pelukis lain. Pameran adalah tempat ujian dan ajang
evaluasi.
Karya-karya Santri PSKQ Modern saat mengikuti
Pameran nasional
4. Memasarkan
karyanya langsung kepada peminat/pembeli atau melalui toko dan badan-badan
pemasaran seperti Dekranas (Dewan Kerajinan Nasional) dan Dekranasda.
Santri PSKQ Modern yang sedang melayani Kolektor
kaligrafi
5. Mengikuti diskusi-diskusi seni untuk
menambah wawasan. Pengetahuan yang bertambah akan menambah profesionalismenya
semakin meningkat. Serangkaian kegiatan tersebut memungkinkan seorang
kaligrafer profesional menerapkan dan mengolah kaligrafi sesuai dengan seluruh
tujuan dan fungsinya, yaitu tujuan dan fungsi pengajaran ( التعليمية األهداف ), tujuan dan fungsi pendidikan ( التربوية األهداف ),tujuan dan fungsi estetis ( الفنية األهداف
), tujuan dan fungsi praktis ( العملية األهداف
), dan tujuan dan fungsi ekonomis .(األهداف النفعية)
Workshop kaligrafi PSKQ Modern di UIN Walisongo
semarang
Membuka Ladang Usaha Kaligrafi
Kaligrafi dengan tujuan dan fungsi
ekonomis sangat menarik dan menggoda. Semakin banyak saja kalangan yang
mengangkat kaligrafi sebagai sarana dan sumber usaha untuk mencari uang.
Seperti para kaligrafer umum dan terlebih para peserta Musabaqah Khat Al-Qur’an
(MKQ) yang membuat lukisan kaligrafi, dekorasi dan arsitektur masjid, iklan,
teks buku dan mushaf, atau bisnis bingkai, kanvas, tinta, cat, dan pena
kaligrafi hingga pedagang kaligrafi dari kalangan pengusaha yang bukan kaligrafer.
Karena itu, kaligrafi dipelajari juga oleh pihak-pihak non-kaligrafer yang
memahami adanya keuntungan ekonomis di dalamnya untuk mendapatkan trik-trik
yang membawa sukses dalam bisnis produk dan industri kaligrafi.
Ali bin Abi Thalib yang dianggap sebagai
guru kaligrafi dan banyak berkomentar tentang huruf meyakinkan bahwa kaligrafi
memiliki nilai ekonomi yang tinggi dengan statusnya sebagai miftah ar-rizq
(kunci rezeki) setelah diolah menjadi karya seni yang indah menarik. Ia
mendorong agar tulisan dibuat indah untuk meraih tujuan tersebut:
عليكم حبسن اخلط فإنه من مفاتيح الرزق
“Hendaknya engkau memperelok kaligrafimu,
karena dia termasuk kunci-kunci rezeki.”
Usaha tersebut harus dimulai dari
pelajaran paling mendasar menyangkut pelajaran kaidah huruf, menyusunnya jadi
komposisi dan lukisan yang indah, dan trik-trik lain termasuk organisasi
pemasarannya sehingga kaligrafi benar-benar menjadi sumber usaha yang
menguntungkan secara ekonomis:
تعلم قوام اخلط ايذاالتأدب * فمااخلط إالزينة
ادلتأدب
وإن كنت ذامال فخطك زينة * وإن كنت زلتاجافأفضل
مكسب
“Pelajarilah trik-trik kaligrafi Wahai
orang yang berpendidikan, Karena kaligrafi itu tiada lain daripada hiasan bagi
orang yang terdidik.
Apabila engkau punya uang, maka
kaligrafimu aalah aksesoris. Namun, bila engkau butuh uang, Maka kaligrafi
adalah sebaik-baik sumber usaha.”
Selain sumber uang yang mengalir dari
usaha-usaha kegiatan kaligrafi, kaligrafi sendiri sebagai sebuah materia bisnis
harus jadi industri yang dikembangkan sehingga menjadi lebih produktif dan
menghasilkan uang lebih banyak lagi. Di sini kegiatan ekonomi kaligrafi harus
mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi dengan
uraian sebagai berikut:
PRODUKSI ialah setiap tindakan yang
menambah faedah atau kegunaan ( اخلري اخلريعلى زايدة ) suatu benda agar lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
Tujuan akhir dari semua proses produksi adalah menciptakan barang-barang dan
jasa-jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen seperti lukisan kaligrafi 2 dan 3
dimensi, souvenir, dekorasi mesjid, dan penulisan mushaf raksasa atau perabotan
yang berhubungan dengan kaligrafi seperti pena, kanvas, kertas, dan cat. Proses
produksi karya-karya ini, bila ingin profesional, harus disokong secara tertib
oleh faktor-faktor produksi yang terdiri dari:
a) Modal produksi berupa peralatan tulis
dan lukis yaitu pena, kuas, cat, spidol, pensil, penggaris, jangka, alat cetak
desain ornamen atau mal, dan media (kertas, tripleks, kanvas) hingga peralatan
tukang dan bahan-bahan bangunan seperti pasir, batu, batu pualam, semen,
gypsum, dan GRC bila diperlukan.
b) Tenaga kerja yaitu para kaligrafer
(atau dengan bantuan tukang dan pekerja kasar) yang menggunakan modal produksi
untuk membuat karya.
c) Keahlian (skill) menulis dan melukis
dalam mengelola dan memadukan faktor-faktor produksi peralatan, tenaga kerja,
dan modal untuk menghasilkan karya bagus sesuai dengan pesanan.
DISTRIBUSI yaitu pekerjaan atau kegiatan
menyalurkan barang ( تفويض
األمتعة ) dari produsen sampai kepada pengguna atau konsumen (untuk
dijadikan pemuas kebutuhan mereka) apabila karya tulis atau lukis kaligrafi
sudah jadi dibuat dalam arti barang sudah diproduksi. Tugas distribusi umumnya
dilakukan oleh pedagang yang membeli dagangannya dari sentra produksi kemudian
menjualnya kepada pabrik atau konsumen. Distribusi bisa dilakukan secara
langsung atau tidak langsung, namun perlu adanya kerjasama dengan biro-biro
pengiriman barang seperti Kantor Pos, JNE, Tiki, dan lain-lain.
KONSUMSI berarti “pemakaian barang hasil
produksi atau barang barang yang langsung memenuhi keperluan hidup kita” ( ابدلنتجات اإلستفادة ). Dalam kegiatan sehari-hari, konsumsi sering dikaitkan dengan
makanan dan minuman. Sedangkan dalam pengertian ekonomi, konsumsi adalah suatu
“kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan guna atau manfaat suatu
benda”. Karya kaligrafi tentulah tidak ternilai dengan benda-benda dimaksud,
namun dapat dihubungkan dengan kegiatan ekonomi karena diterima oleh konsumen
yang dapat menggunakan atau mengkonsumsinya sebagai pemuas kebutuhan apresiasi
mereka. Mengapresiasi (dengan segala tingkatannya) adalah cara pemuas dari
dahaga batiniah yang sama dengan makan dan minum sebagai cara pemuas dari
dahaga lahiriah, yaitu lapar dan haus.
Beberapa ladang usaha kaligrafi yang
dimiliki oleh PSKQ Modern yaitu :
CV. Assiry Art
CV. Assiry Art telah berhasil menjadi
wadah bagi para kaligrafer profesional yang berasal dari lulusan PSKQ Modern
maupun dari luar, juga warga sekitar CV. Assiry Art itu sendiri untuk
mengembangkan skill yang mereka miliki dibidang kaligrafi dan pengembangannya
yang akhirnya bisa tercapai taraf hidup yang lebih baik. Banyak juga yang
dulunya ikut menjadi teamwork Assiry Art yang sekarang berdikari menjadi
entrepreneur sukses.
Hal ini menjadi kepuasan tersendiri bagi
seorang Muhammad Assiry, karena tidak hanya berguna bagi diri sendiri tetapi
juga masyarakat luas. Alhamdulillah...
CV. Assiry Art mengerjakan berbagai proyek
masjid dengan jangkauan kerja diseluruh Indonesia. CV. Assiry Art bergerak
dibidang seni rupa dan dekorasi. Spesifikasi jasa yang ditawarkan meliputi
pembuatan Kaligrafi Masjid, GRC Kubah dan Menara, GRC Krawangan, GRC Kaligrafi
dan produk kerajinan lainnya yang merupakan bagian dari dekorasi eksterior dan
interior.
Berikut adalah beberapa contoh produk dari
CV.Assiry Art:
- Produk Perusahaan
1.
GRC
Kerawangan
2.
GRC
Menara dan Kubah
3.
GRC
Kaligrafi
4.
GRC
Motif Masif
5.
GRC
Motif Klasik
6.
GRC
Mahkota Kubah
7.
GRC
Makara Tiang
8.
GRC
Listplang
9.
Kaligrafi
Dinding Masjid
10.
Kaligrafi
dan dekorasi Kubah Masjid
11.
Replika
Pintu Kuningan Nabawi
12.
Kaligrafi
Lukis Kanvas
13.
Kaligrafi
Ukir Kayu
14.
Kaligrafi
Timbul Bahan Kuningan
15.
Kaligrafi
Timbul Bahan Stainless
16.
Kaligrafi
Timbul MDF
17.
Kubah
Enamel
18.
Kaligrafi
Fiber
19. Kaligrafi 3D
PSKQ OLSHOP
PSKQ OLSHOP adalah toko alat kaligrafi
berbasis online maupun offline yang dimiliki oleh PSKQ Modern. Menjual berbagai
macam alat kaligrafi dengan harga yang amat terjangkau. PSKQ Olshop menyediakan
handam,tinta, buku kaidah kaligrafi, poscha, meja kaligrafi, dan masih banyak
lagi yang lainnya.
Meja lipat kaligrafi
Buku Kaidah kaligrafi
Bagi kaligrafer
profesional, suatu karya kaligrafi didisain dan diciptakan untuk memenuhi
dahaga batiniah tersebut. Kaligrafer profesional dan pengusaha kaligrafi yang
sukses, agaknya, harus menempuh tangga-tangga yang tidak mudah dan menyusuri
waktu yang tidak bisa diburu-buru. Namun, semuanya bisa diraih dengan tekad
bulat dan kesungguhan belajar, berlatih, bereksperimen, dan selalu berusaha.
*Artikel ini merupakan kolaborasi artikel Ustadz Didin Sirojuddin Ar dan
PSKQ MODERN
No comments: