Assiry gombal mukiyo, 04 September 2016
Pendidikan di negara-negara maju memang lebih menekankan pada 
pembangunan karakter dan proses, bukan seperti di negara-negara yang 
tertinggal seperti di Indonesia.
Dimana pendidikan yang berkembang 
selalu beroreintasi pada kemampuan menghafal, mengingat dan tujuan 
pendidikanya sendiri selalu tentang berapa tinggi nilai seseorang siswa 
atau siswinya, bukan bagaimana proses untuk mendapatkan nilai tersebut.
Itu sebabnya di negara maju orang-orang lebih memperhatikan proses 
ketimbang hasil sedangkan di negara terkebelakang orang lebih suka 
melihat hasil ketimbang prosesnya. Jadi jangan heran di negara 
terkebelakang orang berlomba- lomba terlihat kaya dan sukses walaupun 
dengan cara-cara yang kotor seperti korup, menjilat,  memeras, dan 
kongkalingkong, yg penting terlihat berhasil.
Berbeda dengan di 
negara maju, tidak peduli sesukses apa anda, tetapi kalau cara yang anda
 tempuh adalah cara kotor maka anda harus mundur kalau tidak mau di 
permalukan.
Pendidikan, dalam istilah Bahasa Arab kata 
“tarbiyyah”, “ta’lim”, dan “ta’dib”.  istilah “ta’dib” (pendidikan adab)
 lebih tepat untuk menggambarkan proses dan tujuan dari pendidikan dalam
 konsepsi Islam, yaitu untuk membentuk manusia yang baik, yaitu manusia 
yang beradab.
Saya sendiri tidak hanya meneladankan dan memberi 
bekal keterampilan dan keahlian untuk Santri -Santri PSKQ Modern tetapi 
juga mengajarkan bahwa hidup itu perlu proses belajar. Anak -anak saya 
berikan praktek langsung bagaimana belajar menulis kaligrafi dan 
mewarnai. Didalam proses itu terdapat banyak hikmah dan pengajaran yang 
terkandung didalamnya. Rasulullah Muhammad SAW menegaskan soal ini 
dengan menasehatkan untuk kita semua untuk mengajarkan anak -anak kita 
belajar menulis "Akrimuu auladakum bi alkitabah fainna al kitabata min 
ahammil umur wa a'dhami asssurur". 
Sahabat sekaligus keponakan 
dari Rasulullah SAW yakni Ali Bin Abi Thalib  r. a mengatakan ,” Ikatlah
 ilmu dengan menuliskannya.” Pesan dari  sahabat Rasulullah SAW ini 
bermakna sangat dalam karena kemampuan menulis  ternyata sangat berperan
 dalam meningkatkan kecerdasan dan memiliki pengaruh yang baik bagi 
proses berfikir.
Tentunya kemampuan untuk dapat menulis pada anak 
ini perlu adanya arahan, bimbingan serta perhatian dari orang tua dan 
pengajar selaku pendidik. Sebab, untuk dapat menulis ini banyak faktor 
yang terlebih dahulu harus dipenuhi. Jika anak berhasil menulis sesuatu 
setelah berhasil melewati beragam faktor tersebut berarti ia telah 
menangkap begitu banyak ilmu.
Pada dasarnya belajar menulis itu 
berawal dari belajar membaca yang baik. Sehingga orang yang tidak mampu 
membaca yang baik, maka  tidak akan mampu menulis dengan baik. Aktifitas
 menulis disini bukan berarti keterampilan menulis indah, tetapi 
menuliskan atau merangkaikan kalimat-kalimat menjadi sebuah karangan.
Hal yang mesti diketahui pula bahwa untuk dapat menulis, seseorang 
harus mempergunakan kedua belahan otak kanan dan kirinya. Seperti 
diketahui bahwa otak sebelah kiri berkaitan dengan kemampuan matematis 
logis, sementara otak belahan kanan berkaitan dengan penggambaran, irama
 dan musik atau lebih kepada daya kreatifitas.
Menulis adalah sebuah
 kegiatan yang melahirkan pikiran ( ide ) dan perasaan tulisan, sehingga
 diperlukan kemampuan untuk mengungkapkan gagasannya secara tertib dan 
teratur  untuk dapat melaksanakannya. Keahlian keteraturan ini adalah 
spesifikasi bidang sisi otak kiri. Namun, untuk menulispun dibutuhkan 
kreatifitas dan imajinasi tinggi yang merupakan bidang kerja sisi otak 
kanan. Oleh karenanya, keterampilan dan keahlian menulis yang 
dikembangkan oleh Pesantren Kaligrafi Pskq Modern Kudus Jateng akan melatih dan mengembangkan kedua belahan otak secara bersamaan.
KH.Hasyim Asyari pendiri NU membuka kitabnya dengan mengutip hadits 
Rasulullah Saw.: “Haqqul waladi ‘alaa waalidihi an-yuhsina ismahu, wa 
yuhsina murdhi’ahu, wa yuhsina adabahu.” (Hak seorang anak atas orang 
tuanya adalah mendapatkan nama yang baik, pengasuhan yang baik, dan adab
 yang baik).
Illustrasi:
-Bersama anak-anak belajar Kaligrafi dan mewarnai sejak usia dini.
-Bersama anak-anak belajar Kaligrafi dan mewarnai sejak usia dini.
 
 
 
 
 
 



 



 
 
No comments: