Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9

Posted on
SEPUTARKUDUS.COM, GONDANGMANIS – Ratusan orang tempak berdesakan di depan panggung menyaksikan musik Sendhon (Apresiasi Antologi Puisi) dan Tajug Band sebagai pembuka acara Tajug Syahadat edisi ke-5, Selasa (9/5/2017) malam. Acara yang diselenggarakan di Arjuna Resto Kedai Kopi Ndeso, Jalan Lingkar Utara, Desa Gondangmanis, Bae, Kudus, itu menghadirkan seniman sekaligus budayawan kenamaan, Sujiwo Tejo.
Sujiwo Tejo (bertopi) saat tampil dalam Tajug Syahadat di Arjuna Resto 2017_5
Sujiwo Tejo (bertopi) saat tampil dalam Tajug Syahadat di Arjuna Resto. Foto: Ahmad Rosyidi
Selain Sujiwo Tejo, acara yang mengangkat tema “Ngaji Kitab Tuhan Maha Asyik” itu juga menghadirkan sejumlah seniman lainnya. Di antaranya budayawan dari Pati Anis Sholeh Ba’asyin, dan seniman kaligrafi Muhammad Assiry, yang juga pemilik Arjuna Resto.

Suara gemuruh tepuk tangan disertai tawa terdengan saat Sujiwo Tejo diberi kesempatan berbicara kepada para pengunjung. “Kita itu tidak perlu menipu diri, kalau marah ya marah saja. Kadang kita marah tapi memohon dengan cara berpura-pura kepada Tuhan,” kata Sujiwo Tejo dengan ekspresi yang mengundang tawa.

Menurutnya, Tuhan itu Maha Asyik. Semua atas kehendak Tuhan, sehingga tidak boleh melakukan sesuatu dengan kebencian. “Ada kejahatan, kita wajib melawannya, tetapi tidak dengan kebencian. Karena semua itu kehendak Tuhan, jadi semua hanya menjalankan peran dari Tuhan,” tuturnya.

Dia mencontohkan, dirinya memiliki teman polisi yang tugasnya menangkap bandar narkoba. Kemudian dia bertanya kepada temannya tentang perasaannya saat menangkap bandar narkoba.

“Teman saya itu menjawab, saya tidak tahu, pokoknya saya basmi saja. Kemudian saya bertanya lagi, apa anakmu pemakai? Kemudian dia diam dengan mata berkaca-kaca, tidak, tetapi keponakan saya, hingga over dosis. Itu karma, karma itu ada. Jadi jangan melawan kejahatan dengan kebencian,” Jelas Presiden Jancukers, julukan Sujiwo Tejo.

Sementara itu, menurut Anis Sholeh Ba’asyin, sesama manusia kita tidak boleh saling menghakimi. Baik maupun buruk yang terjadi saat ini, tidak bisa disimpulkan akan terjadi hal yang sama di waktu mendatang.

“Semua ini bukan milik kita, harta, tubuh, bahkan jantung ini juga bukan milik kita. Yang kita miliki hanya kesadaran, dan semua didasari cinta. Kita marah, mencubit, memukul, semua karena cinta. Jadi seperti orang tua yang mendidik anaknya,” terangnya.

Zakiya Fitriani (25) moderator acara tersebut, menjelaskan, Tajug Syahadat sudah menjadi acara rutin Arjuna Resto Kedai Kopi Ndeso setiap bulan. Dan acara tersebut diselenggarakan setiap pekan pertama di awal bulan.

“Ini sudah menjadi acara rutin setiap bulan. Tetapi berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya, kali ini terasa istimewa karena ada Sujiwo Tejo. Saya juga baru pertama kali ini menjadi moderator dengan narasumber tingkat nasional, jadi gerogi,” tambahnya.

About Assiry Art

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top