Assiry gombal mukiyo, 28 Februari 2015
A.Langkah-langkah yang harus dipersiapkan diantaranya yaitu:
1. Ilmu Penunjang
Beberapa hal yang mempengaruhi dalam proses belajar dan bentuk kreativitas terkait dengan kaligrafi Arab antara lain kajian seputar al-Qur’an dan bahasa Arab serta cabang-cabang yang terkait dengannya. Seorang kaligrafer setidaknya menguasai Bahasa Arab atau unsur lainnya seperti ilmu Nahwu dan shorof.
Di PSKQ Modern beberapa tahun terakhir mulai Tahun 2012 hingga sekarang Santri -santri PSKQ dilatih dan melakukan pembiasaan setiap dengan komunikasi dua bahasa yakni Bahasa Arab dan Inggris.Tujuannya biar tidak hanya bisa menulis kaligrafi tapi juga tahu apa arti tulisan yang digoreskan itu.
2. Bakat
Banyak orang yang menganggap bahwa bakat merupakan satu-satunya jalan mulus untuk memperoleh sesuatu. Itu adalah anggapan yang "keliru". Dalam kaligrafi, bakat hanya mempunyai peranan kecil dalam mempercepat belajar dan mendapatkan hasil, atau anggap saja bakat tidak perlu ada. Sesungguhnya yang menentukan cepat atau lambannya belajar kaligrafi adalah latian yang kontinyu disertai kesabaran dan ketekunan dan sekali lagi bukan bakat. Menurut hemat saya Bakat itu muncul setelah proses latihan. Hal ini sudah dibuktikan oleh beberapa Santri PSKQ Modern yang belajar rata -rata masih nol dalam pengetahuan kaligrafi baik secara teknik maupun non teknik setelah melalui proses belajar kaligrafi dengan metode taqlidy terbukti Santri -Santri PSKQ memiliki kualitas kaidah huruf yang terbilang "Qawiyy".
3. Guru atau Buku Panduan
Guru yang memandu jalannya proses belajar berperan sangat penting dalam memberi motivasi, memberi teori dalam cara latihan yang benar, dan lainnya yang berhubungan dengan pengajaran sehinga rahasia ilmu kaligrafi "sirriyatu Al Khath" bisa dikuasai oleh peserta didik. Guru menjadi tolok ukur sebagai pembuka rahasia ilmu kaligrafi seperti yang diungkapkan oleh Yaqut Al Musta'shimi " Al Khatthu Makhfiyyun fi ta'liimi al Ustaz". Jadi Guru yang profesional akan lebih bisa membantu dalam belajar dan mempercepat hasil yang baik.
dan Murid yang cerdas akan selalu mengikuti setiap arahan Guru akan setiap rahasia ilmu kaligrafi dan terus -menerus mempraktekkannya bukan hanya mendengarkan apalagi cuma sepintas lalu.
4. Meja Kaca dan Peralatan Tulis
Meja kaca berfungsi sebagai media untuk membantu menjiplak setiap karya Master Dunia dengan tambahan lampu dibawah meja, agar tulisan yang dijiplak lebih jelas.
Peralatan yang harus dipersiapkan sebelum memulai penulisan kaligrafi terdiri dari dua jenis, yaitu perakatan pokok dan peralatan pendukung. Peralatan pokok ada empat sebagaimana Yaqut Al Musta'simi melukiskan putaran perempat dalam senandungnya :
Seperempat tulisan ada pada hitam tintanya , Seperempat: indahnya kreasi sang penulis, Seperempat ada pada kalam/pena:Engkau serasikan potongannya. Dan pada kertas-kertas pada faktor keempat.
Jadi ada empat faktor sekaligus penentu kualitas suatu karya yaitu: Pertama tinta yang jelas atau sejenisnya termasuk cat. Kedua kelihaian sang penulis yang dalam hal ini tangannya mahir menggerakkan pena. Ketiga adalah kalam atau pena yang terpotong rapi atau sejenisnya seperti kuas, bambu. Keempat adalah kertas yang bagus atau sejenisnya seprti kain kanvas, tripleks, tembok dll.
Kertas yang merembes sangat menyulitkan goresan. Tingkat kemiringan pelatuk pulpen juga harus disesuaikan, karena setiap gaya khat idealnya ditulis oleh pulpen dengan tingkat kemiringan pelatuk yang berbeda-beda. Posisi umum pelatuk ketika berada dipermukaan kertas berkisar antara 60° s/d 90°. Adapun rinciannya : Khat Naskhi berkisar 75° s/d 85°, Khat Tsuluts berkisar antara 75°s/d 90°, Khat Riq’ah berkisar antara 60° s/d 65°, Khat Diwani berkisar antara 85° s/d 90°, Khat Diwani Jali berkisar antara 80° s/d 90°, dan Khat Farisi berkisar antara 75° s/d 85°. Khat Kufi tidak memakai sistem ini. Tidak hanya kertas dan pena, tinta juga harus dipilih yang bermutu, namun semuanya tetap berpulang kepada kecerdikan dan kepiawaian sang khattat.
5. Kondisi Psikologis
Kondisi psikologis juga mempengaruhi dalam proses belajar guna memperoleh hasil. Namun kondisi ini lebih banyak diketahui oleh penulis sendiri.
Para pemula yang belajar Kaligrafi harus sering mengkonsultasikan apapun yang menjadikan kendala dalam proses belajar. Sehingga tidak menimbulkan stres yang cenderung mengganggu fokus dalam belajar Kaligrafi. Tentu seorang Guru dituntut dekat dan mengetahui hal -hal atau kondisi psikologis dari setiap muridnya, ini yang memang tidak mudah.
B.Teknik Dasar Penulisan Kaligrafi
Setelah langkah awal sudah dipersiapkan dengan maksimal, seseorang yang ingin berlatih menulis kaligrafi harus mengetahui terlebih dahulu teknik dasar atau kiat-kiatnya. Walaupun kelihatannya berlatih kaligrafi adalah kegiatan menjiplak, plagiat atau meniru tulisan yang sudah ada sebelumnya, namun dengan tanpa mengetahui teknik dasarnya maka keberhasilan akan sulit diperoleh atau kemungkinan suksesnya 20 %. Sedangkan dengan mengetahui teknik akan membuat kemungkinan sukses 80 %. Teknik dasar yang dimaksud disini adalah dimulai dari bagaimana cara memegang pena dan lainnya. Memegang pena adalah syarat utama dalam mencapai kesuksesan menulis kaligrafi. Yang dimaksud memegang pena adalah meletakkan posisi mata pena diatas kertas. Hampir 100 % kegagalan dalam berlatih kaligrafi disebabkan kesalahan dalam meletakkan posisi mata pena diatas kertas dengan kemiringan yang hampir berbeda-beda dari tiap jenis khat.
Adapun kiat pendukung yang harus dilakukan untuk menunjang teknik dasar adalah :
i. Konsisten, artinya dalam memegang pena, posisi mata pena harus sesuai dengan jenisnya dan posisi tersebut harus tetap konsisten (tidak berubah) kecuali pada kondisi atau pada huruf-huruf tertentu.
ii. Kontinue, artinya kegiatan tulis-menulis ini harus dilakukan terus-menerus secara rutin agar tangannya tidak kaku. Hal ini harus dijaga terus, apalagi pada masa-masa awal yang masih labil, sebab hampir 50 % kegagalan seseorang meraih kesuksesan dalam berlatih kaligrafi dikarenakan inkontinue.
iii. Evaluasi, hal ini bisa dilakukan dengan menyetorkan hasil tulisan kepada guru atau teman yang dipandang mampu mengoreksi.Hal ini menjadi kebiasaan rutin yang dilakukan oleh Santri -Santri PSKQ dengan menyetorkan karya kepada Guru yang sudah berijazah atau minimal sudah juara baik nasional, ASEAN, maupun internasional
Illustrasi:
Karya beberapa santri PSKQ Modern angkatan 2013/2014
Tampak goresan Tsulust oleh Sdr. Muallimin Santri PSKQ senior angkatan 2012.
di Masjid PT.INDONESIA CHEMICON, Cikarang. Sdr.Muallimin belajar Kaligrafi di PSKQ Modern dari nol.
No comments: