Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9

Assiry gombal mukiyo, 22 Februari 2015


Secara terminologi agnostik adalah orang yang memiliki pandangan bahwa ada atau tidaknya Tuhan tidak dapat diketahui. Agnostik lawan kata dari gnostik yang artinya berpendapat bahwa Tuhan dapat diketahui sebagai ada atau tidak.

Ateis dan teis lebih berimplikasi pada sikap dan tindakan.
Sampean seorang theis jika percaya Tuhan ada dan segala tindakan anda dilakukan dengan berpedoman atas perintahnya.Sedangkan ateis jika Anda tidak menganggap Tuhan ada dan tidak mendasarkan tingkah laku atas perintahnya.

Maka dari itu dapat muncul empat jenis kombinasi:
Pertama Theis agnostik, mereka yang menyembah Tuhan namun mengakui Tuhan tidak dapat diketahui.
Kedua Theis gnostik, mereka yang menyembah Tuhan yang percaya keberadaan Tuhan bisa diketahui.
Ateis agnostik, mereka yang tidak percaya Tuhan dan berpendapat ada/tidaknya Tuhan tidak diketahui.
dan yang terakhir, Atheis gnostik, yakni mereka yang tidak menyembah Tuhan dan berpendapat bahwa Tuhan memang jelas-jelas tidak ada.

Sebenarnya di Indonesia sendiri banyak didominasi oleh teis agnostik, yakni mereka yang tidak yakin bahwa Tuhan ada atau tidak namun melakukan peribadatan untuk sekedar jaga-jaga atau mungkin karena tertanam dalam keyakinan mereka bahwa jika ternyata Tuhan memang benar -benar ada ini menjadi kerugian sehingga peribadatan itu bukan karna Tuhan yang "maujud" tapi karena ketakutan tertentu. (ini bisa juga merupakan residu ketakutan yang tertanam sejak kecil akan neraka dan dosa akibat tidak menyembah Tuhan yang benar) atau juga alasan lainnya.

Ada dua Aktris Indonesia yang berani bilang dirinya tidak beragama di depan umum, mereka adalah Sherina Munaf dan Dian Sastrowardoyo.
Di masyarakat yang mabuk agama, keberanian mereka patut diacungi jempol.
Tidak beragama tapi mengakui keberadaan TUHAN.
Kita tidak boleh menghakimi siapapun itu mau beragama apa tidak.
Toh sebenarnya agama menjadikan manusia lebih baik dan bijak bukan
untuk saling unjuk "gigi" merasa paling putih giginya.
Dian Sastro fokus dan mengambil ilmu filsafat.
Sepertinya ada pengaruh dari buku-buku kuliah yang dia baca sehingga mengambil keputusan seperti ini.
Bagiku agamaku bagimu agamamu.

About Elsya Vera Indraswari

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top