Assiry gombal mukiyo, 14 Februari 2016
Hanya bisa
ngelus dada sambil geleng-geleng kepala kekanan dan kiri dan juga keatas
dan kebawah... Satu sisi saya setuju bahwa kesejahteraan guru honorer
memprihatinkan seolah kurang terperhatikan. Namun lain sisi demo
memaksakan kehendak pribadi /gol tertentu. Mbuk ya jadilah guru yang
elegan memiliki wibawa,. Jangan hanya hanya karena ingin sejahtera tapi
memaksa pemerintah untuk mengangkat PNS tanpa test..
Tolong Bapak
dan Ibu Guru.... untuk menentukan kelulusan anak TK, SD dan SMP kelas
6,9,12 harus dengan test, masuk univrsitas negeri juga dengan tes,
bahkan please dehh.... Untuk masuk ke akhirat saja ada tesnya
buuuuuu,,,tanya noh munkar nakir,,,bisa tidak masuk tanpa tes,,,kecuali
ada orang dalam di akherat sana yang anda kenal.
Saya pastikan jika
anda yang ingin masuk PNS tanpa test, jangan -jangan anak didik anda
minta lulus tes atau lulus sekolah tanpa ujian kemungkinan juga anda
luluskan.Nanti adalagi yang ikut ujian SIM, ujian masuk kampus, pokoknya harus lulus..tanpa test. Muda dan mudi juga tidak perlu nikah sebagai syarat untuk saling menghalalkan. Pokoknya apa saja ndak perlu pakai test.
Jadilah anda guru yang terhormat. Kenapa Pemerintah mengadakan tes
supaya menghasilkan guru yang berkualitas dan profesional karena guru
merupakan ujung tombak moral dan generasi yang memilki kapabilitas,
kapasitas, profesionalitas untuk menghadapi pasar yang semakin bebas. Kalau guru abal-abal yang tidak berkompeten menjadi PNS tanpa tes sama
saja menurunkan kualitas pendidikan, menjatuhkan kualitas pendidikan.
Gatungkan cita citamu lebih tinggi dari PNS, saya kasihan saja jutaan
orang yang "nyidam" jadi PNS sampai alokasinya meluber dan tidak
tertampung lagi. Lagian juga kenapa harus percaya sama janji
pemerintah. Pemerintah itu jangan dipercaya , jika anda percaya dengan
pemerintah ini bisa jadi "syirik"....
Tanpa harus jadi PNS anda
bisa usaha sampingan, bisa dagang, bisa jualan kutang, jualan khusus
celana kolor misalnya, jualan krupuk, atau apa sajalah yang dibutuhkan
orang dan masih jarang yang membuka usaha itu.
Atau yang punya talenta dan skill juga bisa buka usaha dengan skill dan keahliannya itu. Pesan Bapakku dulu " Nak kalau kamu memilih jadi guru maka harus
memiliki usaha sampingan, guru itu urusan pengabdian jadi gajinya tidak
cukup buat mencukupi kebutuhan hidup".
Alhamdulillah meskipun saya mengajar di PSKQ Modern dengan menggratiskan SPP bulanan dan gratis bimbingan belajar hingga lulus untuk santri -santri yang tersebar diseluruh pelosok negeri tapi Allah memberikan limpahan rejeki lewat jalan lain dengan saya membuka usaha kecil -kecilan untuk menopang kebutuhan keluarga.
Terlalu menyandarkan hidup dengan menjadi PNS
sih, jadi terkesan seolah menuhankan gaji dan jabatan PNS. FPI mana FPI
ayo bakar dan juga bubarkan juga jabatan PNS yang menjadi berhala dan
patung karena ini adalah perbuatan syirik.
Saya hanya bisa
mendoakan semoga perjuangan para Guru Honorer untuk mendapatkan haknya
segera terealisasi. Betapapun mereka adalah pejuang pendidikan yang
harus diperhatikan pemerintah. Meskipun memang dari dahulu pemerintah
bisanya cuma membuat "janji".
No comments: