Pesan saya untuk para Kader dan alumni PSKQ Modern yang menjuarai lomba
kaligrafi Nasional di Bayt Quran yang diselenggarakan Kemenag adalah
bahwa Juara itu bukan soal utama, tapi bagaimana atmosfernya seseorang
itu bisa menjadi juara, itu yang utama.
Hebat itu boleh tapi
jangan menghebati orang lain, pintar itu boleh tapi jangan "minteri"
orang lain. Tanggup jawab yang sesugguhnya bagi para juara bukan kepada
bagaimana puas atau syukurnya tapi terletak kepada apa yang harus
dibagikan untuk kemanfaatan orang banyak itu yang paling penting. Karena
itulah essensi syukur yang sesungguhnya "Sukr bi al arkan".
Alhamdulillah saya sangat bersyukur kepada Allah bahkan nikmat mana lagi
yang bisa saya dustakan. Karena tanpa saya duga sebelumnya setelah
diumumkan Santri -santri PSKQ Modern telah menoreh sejarah dengan
memenangi perlombaan Kaligrafi tingkat Nasional. Yang mana juara 1
diraih oleh Huda purnawadi Santri PSKQ Modern angkatan 2013 meskipun
tidak sampai lulus. Kemudian juara 2 diraih oleh Muhammad Hamzah Santri
PSKQ Modern angkatan 2007 -2008 dan juara harapan 1 diraih oleh
Rahmawati Abdul Qadir Santri PSKQ Modern angkatan 2011.
Sementara
Nukman santri PSKQ angkatan 2010, Muallimin santri angkatan 2011-2015,
Hasan Basri santri PSKQ angkatan 2014, Aziz Kurniawan santri PSKQ
angkatan 2009-2012 dan Rifqi Nasrullah Santri PSKQ angkatan 2008-2012
meraih juara favorit (20 besar).
Guru terbaik itu adalah
pengalaman, sedangkan harta yang paling berharga yaitu ilmu. Tidak ada
apapun yang lebih berharga didunia ini selain ilmu. Pengalaman itu
tidak berarti harus selalu yang bersifat susah/sulit tetapi hal-hal
sederhana yang kita temukan sehari-hari bisa jadi belum sungguh-sungguh
kita fahami kalau benar-benar kita teliti dan cermati.
Jangan terjebak perbedaan antara “pengetahuan” dan “ilmu”. Pengetahuan adalah hal-hal yang kita peroleh karena kita diberi tahu, sedangkan ilmu merupakan pencapaian seseorang sebagai akibat dari telah bekerjanya akal. “Kita tahu ini satu (1) dan ini dua (2) setelah — misalnya — bapak atau ibu kita memberi tahu. Itu namanya pengetahuan. Tapi kalau sesudah kita tahu 1 dan 2 lantas kita bisa menemukan cara berpikir tertentu yang akhirnya kita bisa mengerti 9 itu seberapa, 12 itu seberapa, itulah ilmu.
Banyak hal yang saya dapatkan ketika berguru kepada
DR.KH.Sirojuddin AR M.Ag di LEMKA Sukabumi. Beliau tidak hanya
memberikan ilmu dan pengetahuan melainkan meneladankan kepada saya
tentang bagaimana menanam. Menanam apa saja yang baik. Karena hanya
orang yang menanam yang kelak akan mengunduh atas apapun yang
ditanamnya. Alhamdulillah sekarang saya sudah mulai bisa mengunduh atas
apa yang saya tanam selama ini. Meskipun banyak yang harus saya
korbankan bahkan kebahagiaan saya sendiri. Dengan memiliki kader -kader
PSKQ Modern yang membanggakan dan berprestasi nasional dan Internasional
tentu itu adalah sesuatu yang sangat berharga bahkan lebih dari dunia
dan seisinya.
Hari ini, Selasa 8 Desember 2015 sekitar pukul
14.00 WIB sampai 16.00 bisa relax, ngobrol dan humor budaya bersama
DR.KH.Didin Sirojuddin AR M.Ag dengan Santri -Santri PSKQ Modern dan
Santri -Santri LEMKA didepan anjungan Jogyakarta TMII Jakarta. Tampak
keseruan dan harmoni keakraban yang semoga terus berkembang dan terjaga
untuk bersama-sama membumikan kaligrafi di bumi pertiwi. Amiiin.
beneran nih? ntar bohoong?
ReplyDelete