Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9


PENGANTAR

Saya melihat di media ini, banyak sekali terjadi perdebatan mengenai aliran dalam seni rupa. Namun kalau dicermati, rata-rata argumentasinya lemah, dan hanya didasari atas pengalaman dan perasaan pribadi saja, tanpa didasari data maupun landasan yang kuat mengenai dasar-dasar teori dan sejarahnya. Melihat hal tersebut, dan melalui masukan dari beberapa teman di media sosial ini, saya bermaksud untuk berbagi, yaitu menuliskan ulang mengenai sejarah seni rupa modern secara serial, yang diawali dengan kemunculan Neo Klasikisme dan diakhiri dengan Abstrak Ekspresionisme. Supaya apa yang banyak diperdebatkan menjadi jelas duduk persoalannya. Bukan karena sentimen pribadi, atau atas dasar kesukaan atau ketidak sukaan pada suatu aliran seni tertentu sehingga berakhir dengan debat kusir. 

Tulisan-tulisan ini saya sarikan dari beberapa buku dan modul kuliah selama saya menempuh kuliah di Minat Utama Seni Lukis, FSR ISI Jogja. Maka sebelumnya menjadi kewajiban saya untuk berterima kasih kepada para guru saya yang telah memberikan ilmu, terutama dalam hal ini adalah Prof. Soedarso SP, dan pak Wardoyo Sugianto yang telah membuka cakrawala saya mengenai sejarah seni rupa dunia. Semoga amal baik beliau-beliau diberikan ganjaran yang berlipat ganda, Aaamiiin…, dan semoga saya pun diberikan tenaga, waktu dan kekuatan untuk menyelesaikan proyek ini, dan mudah mudahan ada manfaatnya.
Bagi teman teman yang jauh lebih faham soal ini, juga dimohon masukannya. supaya tulisan ini menjadi lebih kaya. Terima kasih...

DEFINISI MODERNISME

Berbicara masalah seni rupa modern bisa sangat panjang dan nyaris tanpa batas, terlebih lagi dalam ruangan yang serba terbatas ini. untuk mempersingkat tulisan ini langsung masuk dengan definisi modern itu sendiri.
Banyak tokoh seni rupa dunia yang membuat definisi modern. Dari sekian banyak pendapat tokoh-tokoh tersebut saya mengambil dari apa yang sudah disarikan oleh Prof. Soedarso SP (1990) sebagai berikut,
“…seni modern tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, bahkan di sana sini juga tidak terikat oleh tatabahasa maupun kaidah-kaidah seni yang sudah mapan. Mereka sanggup menerima segala macam bentuk seni hampir dengan tiada bersyarat. Batasan-batasan yang dulu ada seperti ikatan tradisi (spirit of the race) atau ikatan jaman (spirit of the age), demikian juga ketentuan-ketentuan tentang isi ataupun tema telah disisihkan semuanya.”

Lebih lanjut Soedarso SP menulis, “Satu syarat yang masih dituntut oleh seni modern yang bahkan merupakan ciri khasnya, ialah “kreativitas”.

Ditambah lagi dengan pernyataan demikian, “Sikap batin yang membedakan seniman modern dari golongan tradisional ataupun akademik… Sikap batin yang tidak stereotip, yang selalu ingin yang baru dan yang lain dari pada yang lain. Kreativitas sangat penting dalam seni modern, dan dari kreativitas ini berkembanglah sifat sifat orijinalitas, kepribadian, kesegaran, dan sebagainya…”

REVOLUSI PRANCIS SEBAGAI TITIK TOLAK MUNCULNYA SENI RUPA MODERN

Pecahnya revolusi Prancis (1789) merupakan titik tolak dari munculnya seni rupa modern. Di mana pengaruh raja dan para bangsawan yang menjadi sponsor utama para seniman dan perkembangan seni berakhir. Seniman menjadi tokoh yang bebas, melayang-layang tanpa tambatan. Sedikit-sedikit mereka mulai mencipta semata-mata memperturutkan panggilan hati masing-masing, melukis bukan karena ada yang meminta atau memberi tugas, melainkan semata-mata karena ingin melukisa saja. Atau dengan kata lain sejarah seni lukis modern ditandai dengan individualisasi dan isolasi diri.

NEO KLASIKISME

Pada tahun 1784 Jacques Louis David melukiskan “Sumpah Horatii” sebuah lukisan yang tidak seperti biasanya pada jamannya. Lukisan ini menggambarkan Horatius, yaitu seorang bapak yang berdiri di tengah ruangan sedang mengangkat sumpah tiga anak lelakinya yang bergerombol di kiri; sementara itu anggota keluarga yang wanita bersedih dan menangis di sebelah kanan.

Sepintas lalu lukisan ini tidak berbeda jauh dengan karya sebelumnya, tetapi sikap si pelukisnya jauh berbeda. David tidak sekedar mengikuti tradisi yang ada, yaitu melukiskan objek-objek sensual yang digemari raja dan para bangsawan, melainkan mengangkat sebuah tema yang dianggap berat yang diangkatnya dari masa klasik dan menggunakannya untuk tujuan tertentu. Di mana lukisan ini digunakan untuk mendidik, menanamkan kesadaran anggota masyarakat (terutama orang –orang besarnya) atas tanggung jawabnya terhadap Negara.

Lukisan tersebut dibuat David setelah terinspirasi dari Novel klasik “Horatius” karangan Cornelle yang menceritakan adanya dua kelompok keluarga (yang berasal dari dua negara yang berbeda namun kemudian negara ini saling bermusuhan) yang berhubungan erat karena tali perkawinan tetapi terpaksa dipisahkan oleh keharusan peperangan. Objeknya dramatis, berat, tidak menggairahkan, komposisi dan lighting-nya teatrikal dan matematis yang kaku, iramanya tidak lemah gemulai, tokoh-tokohnya tidak pink-skinned, tegasnya berlainan dengan tema tema Rokoko ataupun lukisannya yang terdahulu.

Dalam lukisan tersebut terlihat dengan jelas bahwa David belajar betul betul mengenai seni klasik yang terlihat dari ketepatan detail detailnya (pada sandal, pedang, dsb.). Hal ini dimungkinkan karena adanya tokoh ahli sejarah seni rupa seperti seorang Jerman yang bernama Johann Winckelmann, dan lebih lebih lagi karena penggalian kota kuno Pompeii dan Herculaneum yang menyimpan hampir semua kebudayaan fisik Romawi, dari pisau dapur sampai tata kotanya. Dalam perjalanannya ke Italia David juga sempat menengok reruntuhan Pompeii tersebut. Sejak saat itu pengetahuan tentang seni klasik menjadi populer lagi untuk kedua kalinya (setelah jaman Renesans).

Dengan tema-temanya yang diambil dari masa klasik, begitu pun dengan sifat-sifat lukisannya yang rasional, objektif, dan penuh dengan disiplin dan keteraturan itu, maka Jacques Louis David merupakan pelopor aliran baru dalam seni lukis, yaitu Neoklasikisme. (bersambung)

About Elsya Vera Indraswari

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top