Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9

google-site-verification: google87c4cb794a335fe9.html

Nabi Muhammad SAW adalah penutup para nabi dan rasul. Beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak dan tidak diutus Allah SWT kecuali menjadi rahmat bagi alam semesta. Atas kemulian-kemuliaan inilah, tepat kiranya jika kita memeringati hari kelahiran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam setiap bulan Rabi’ul awwal tepatnya pada tanggal 12 rabi’ul Awwal setiap tahunnya.
Menurut Imam al-Suyuthi, tercatat Raja Al-Mudhaffar Abu Sa`id Kukburi ibn Zainuddin Ali bin Baktakin (l. 549 H – w. 630 H) sebagai raja pertama yang memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW dengan perayaan yang meriah luar biasa. Tidak kurang dari 300.000 dinar beliau keluarkan dengan ikhlas untuk bersedekah pada hari peringatan Maulid ini. Intinya menghimpun semangat juang dengan membacakan syi’ir dan karya sastra yang menceritakan kisah kelahiran Rasulullah SAW. Di antaranya yang paling terkenal adalah karya Syeikh Al-Barzanji yang menampilkan riwayat kelahiran Nabi SAW dalam bentuk natsar (prosa) dan nazham (puisi). Saking populernya, karya seni Barzanji ini hingga hari ini masih sering kita dengar dibacakan dalam seremoni peringatan Maulid Nabi SAW.

Maka sejak itu ada tradisi memperingati hari kelahiran Nabi SAW di banyak negeri Islam. Inti acaranya lebih kepada pembacaan sajak dan syi`ir peristiwa kelahiran Rasulullah SAW. Namun untuk menghidupkan semangat juang dan persatuan umat Islam, maka ditambah dengan adanya ceramah ( Mau’izhatul hasanah ).
Di Indonesia, terutama di pesantren, momentum tradisi Maulid Nabi SAW yang sudah melekat di masyarakat ini sebagai media dakwah dan pengajaran Islam. Sebagian organisasi Islam telah mencoba memanfaatkan momentum Maulid Nabi Muhammad SAW ini tidak sebatas seremoni dan haflah belaka, tetapi juga untuk melakukan amal-amal kebajikan seperti bakti sosial, santunan kepada fakir miskin, pameran produk Islam, pentas seni dan kegiatan lain yang lebih menyentuh persoalan masyarakat.
Berikut ini ada beberapa hikmah dari Maulid Nabi Muhammad SAW yang bisa kita teladani.
Pertama , meneladani akhlak dan sifat Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 21, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Ibnu Katsir menafsirkan bahwa ayat tersebut merupakan dalil pokok yang paling besar, yang menganjurkan kepada kita agar mencontoh Rasulullah SAW dalam semua ucapan, perbuatan, dan sepak terjangnya. Oleh karena itu, Allah SWT memerintahkan kepada kaum mukmin agar mencontoh sikap Rasulullah SAW Ketika Perang Ahzab, yaitu dalam hal kesabaran, keteguhan hati, kesiagaan, dan perjuangannya, serta tetap menanti jalan keluar dari Allah SWT. Semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam sampai hari kiamat.
Selain itu, akhlak Rasulullah SAW adalah cerminan Al-Qur’an. Bahkan beliau sendiri adalah sosok sempurna yang hadir di tengah-tengah umat manusia, membawa kabar gembira, menerangi kegelapan dengan membawa cahaya Islam. Hisyam bin Amir pernah bertanya kepada Aisyah RA tentang akhlak Rasulullah SAW, Aisyah menjawab,  “Akhlak Rasulullah SAW adalah Al-Qur’an”  (HR Muslim). Sungguh, jawaban Aisyah ini singkat, namun sarat makna yang luar biasa. Ia menyifati beliau dengan satu sifat yang dapat mewakili seluruh sifat yang ada.

Rasulullah SAW juga memiliki sifat yang layak diteladani, yakni shiddiq , amanah, tabligh , dan fathonah . Shiddiq adalah integritas, kejujuran, selalu menjunjung tinggi kebenaran. Amanah adalah memegang teguh kepercayaan, bisa dipercaya. Tabligh adalah menyampaikan dengan benar dan baik atas apa yang menjadi perintah Allah. Fathanah adalah kecerdasan, kepintaran, ketangkasan.
Kedua , ungkapan kecintaan dan kegembiraan kepada Rasulullah SAW. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu bukti cinta kita kepada Rasulullah SAW. Di berbagai tempat biasanya diadakan pembacaan sirah nabawiyyah dengan iringan hadhrah , mengagungkan Rasulullah SAW dalam Dalam suasana khidmat dan penuh kegembiraan

Peringatan Maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam ini diharapkan bisa memperdalam cinta kita kepada Rasulullah SAW sehingga umat bisa terus meneladani akhlak beliau oleh karena rasa cinta yang mendalam. Rasa gembira juga bisa menyebabkan bertambahnya rasa iman kepada Rasulullah SAW dan semakin senang menjalankan ajaran agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW, yakni agama Islam.
Bahkan selain orang islampun saja mendapatkan manfaat dengan kegembiraan itu. Diriwayatkan ketika Tsuwaibah, budak perempuan Abu Lahab, paman Nabi, menyampaikan berita gembira tentang kelahiran sang Cahaya Alam Semesta itu, Abu Lahab pun memerdekakannya sebagai tanda suka cita. Ternyata sejak dilahirkan, Rasulullah SAW sudah memberi kemanfaatan dan menyebabkan kegembiraan.
Demikianlah rahmat Allah SWT terhadap siapa pun yang bergembira atas kelahiran Nabi, termasuk juga terhadap orang kafir sekalipun. Maka jika kepada seorang yang kafir pun Allah SWT merahmati karena kegembiraan atas kelahiran Rasulullah SAW, apalagi anugerah Allah bagi umatnya yang beriman dan bertakwa.
Ketiga , meneguhkan kecintaan kepada Rasulullah SAW. Cinta Rasulullah SAW bisa saja pudar seiring berjalannya waktu. Iman itu bisa bertambah dan bisa berkurang. Oleh sebab itu, peneguhan kecintaan kepada Rasulullah SAW merupakan sebuah keniscayaan, sebagai konsekuensi dari keimanan. Kecintaan pada utusan Allah SWT ini harus berada di atas segalanya, melebihi kecintaan pada anak dan istri, kecintaan terhadap harta, kedudukannya, bahkan kecintaannya terhadap dirinya sendiri.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah sempurna iman salah seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orangtua dan anaknya (HR. Bukhari).” Hadits ini menegaskan bahwa ketika cinta kita kepada Rasulullah SAW tidak lebih besar dari cinta kita kepada makhluk, maka kita tidak masuk dalam kategori orang beriman yang sempurna.
Hikmah ini bisa dijadikan pedoman bahwa di tengah semua kesibukan kerja dan aktivitas di dunia modern, kita tetap memegang teguh hal-hal yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan membuang jauh godaan untuk melakukan hal yang dilarang oleh Rasulullah SAW.
Keempat , mengingatkan kembali bahwa Rasulullah SAW sudah wafat dan diteruskan oleh pewaris para nabi, yakni ulama. Rasulullah SAW bersabda, “ Ulama adalah pewaris para nabi ” (HR At-Tirmidzi dari Abu Ad-Darda ra). Setelah menegaskan kecintaan kepada Rasulullah SAW, berikutnya adalah kecintaan terhadap pewaris Rasulullah SAW yakni Ulama.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bisa menjadikan sarana kepada umatnya untuk terus meneladani ulama kontemporer (masa kini) yang memenuhi kriteria sebagai Ulil Amri , oleh karena itu Allah SWT memerintahkan agar taat kepada Ulil Amri . Salah satu bagian dari Ulil Amri adalah para ulama.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bisa menjadikan sarana kepada umatnya untuk terus meneladani ulama kontemporer (masa kini) yang memenuhi kriteria sebagai Ulil Amri , oleh karena itu Allah SWT memerintahkan agar taat kepada Ulil Amri . Salah satu bagian dari Ulil Amri adalah para ulama. 

Kegembiraan telah datang dengan hari kelahiran sang penunjuk jalan yang lurus. Mari teladani Akhlak Rasulullah dalam kehidupan sehari - hari. Keluarga Besar Assiry Art dan Pesantren kaligrafi PSKQ Kudus Mengucapkan Selamat Maulid Nabi 1441 H.

About Assiry Art

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top