Sayembara Kaligrafi Jadi Inspirasi
HADIRI PAMERAN : Bupati Kudus Musthofa menghadiri Sayembara dan Pameran Kaligrafi Mushaf Alquran Tingkat Nasional yang digelar di Kudus.(30) |
KUDUS
– Generasi muda di Kudus didorong untuk menjadi semakin kreatif di
berbagai bidang. Termasuk, dalam bidang seni kaligrafi melalui
”Sayembara dan Pameran Kaligrafi Mushaf Alquran Tingkat Nasional” yang
digelar di Kudus, 16-20 Januari 2017.
Filosofi Gusjigang, yaitu Bagus-Ngaji- Dagang, direalisasikan secara
nyata. Demikian disampaikan Bupati Kudus Musthofa saat hadir pada
sayembara dan pameran tersebut, Selasa (17/1). Bupati yang hadir bersama
Forkompinda mengatakan, kaligrafi bukan sekadar seni, melainkan ajang
menggali kreativitas para santri.
”Santri tidak sekadar mengaji, melainkan bisa menjadi ikon membangun
ekonomi kreatif,” kata Bupati yang juga pembina UMKM Jawa Tengah pada
acara yang digelar berkat kerja sama dengan Pondok Pesantren Seni dan
Kaligrafi Alquran (PSKQ) Modern ini.
Sangat pas rasanya terjemahan gusjigang seperti ini. Penampilan dan
perilaku yang bagus harus tetap ditunjukkan para santri. Meski demikian,
mereka tak boleh lelah untuk belajar (ngaji), untuk bisa mengikuti
semua perubahan dan perkembangan zaman.
Dagang yang merupakan jiwa wirausaha adalah ruh warga Kudus yang
diwariskan oleh Kanjeng Sunan Kudus. Tak salah apabila kemandirian mulai
ditunjukkan para santri melalui seni kaligrafi ini untuk menciptakan
lapangan kerja, bukan hanya mencari kerja.
Role Model
”Ada sesuatu yang luar biasa. Sumber segala sumber ilmu dari
Alquran. Ternyata dengan kemampuan dan inovasi ini sebagai bentuk role
model membangun ekonomi kreatif,” lanjut Bupati. Religiositas Kudus yang
sudah tersohor ini tidak bisa dipungkiri. Masyarakat dari berbagai
daerah datang ke Kudus untuk mengikuti berbagai kegiatan bernuansa
religi tersebut, seperti sayembara yang digelar di Colo ini, sebuah desa
di dekat makam Sunan Muria.
Musthofa berharap, hal ini tidak berhenti pada level ini saja,
tetapi harus bisa berbicara di level internasional bahkan internasional.
”Sebagaimana sering saya katakan, dari Kudus menuju Indonesia kuasai
dunia,” imbuh Bupati yang kini menyelesaikan Program Doktoral Undip ini.
Pada sayembara yang diikuti 35 peserta ini, juga dipamerkan 40
kaligrafi karya maestro kaligrafi nasional.
Juara pertama sayembara kaligrafi mushaf Alquran berhak menerima
hadiah umrah ke Tanah Suci. Sementara itu, Pimpinan dan Pengasuh PSKQ
Muhammad Assiry mengatakan, sayembara semacam ini merupakan penegasan
religiusitas Kudus.
Kegiatan juga sebagai salah satu sunah Rasulullah SAW sebagai agenda
dalam Harlah Ke-10 PSKQ yang dikerjasamakan dengan Pemkab Kudus.
Menurutnya, pameran kaligrafi dan sayembara kaligrafi tingkat nasional
ini memberikan dampak positif untuk mengintegrasikan antara ajaran Islam
dan sains juga entrepreneur.
Sebab pesantren modern ini sebagai garda terdepan yang memiliki
konsep pesantren kejuruan dan mendapat dukungan Bupati. ”Meskipun para
santri menekuni kaligrafi/ seni rupa dan teknologi, namun pembelajaran
ilmu-ilmu agama yang kami terapkan tetap bersumber dari ajaran-ajaran
Alquran,” kata Muhammad Assiry.
Tujuan akhirnya adalah menjadikan Kudus sebagai kota yang religius
dan ikon pusat studi kaligrafi terbesar di dunia, ”Islamic Art Center”.
Dengan raihan prestasi di dunia internasional setiap tahun, mulai 2012
hingga 2017. prestasi itu sebagai juara I sayembara kaligrafi yang
digelar Malaysia, Turki, dan Irak. (rg-61)
No comments: