PSKQ Modern, 23 Oktober 2016
Kang Thoriq begitu orang memanggilnya. Santri Kursus setiap jumat di
PSKQ Modern yang berasal dari Kudus ini terus saja menorehkan
karya-karya indahnya. Tangannya nenari -nari gemulai meliuk-liuk
diberbagai media seperti kanvas, kayu, kertas, aluminium, tembaga,
tembok, bak truk, bahkan piring dapur milik emaknya juga tidak luput
dari sentuhan tangannya yang penuh kreatifitas itu. Saya bahkan tidak
bisa menangkap gerangan apa lagi yang
akan dibuatnya sebagai media karya lukisnya selain piring. Sepertinya
hanya Tuhan dan Kang Thoriq yang tahu.
Ia tidak malu -malu untuk mempromosikan lukisan potret dengan media
piring itu di medsos yang tentu lebih praktis, murah dan meriah tetapi
tidak kalah indah bila dibandingkan dengan media printing. Justru lebih
artistik ketika dihasilkan bukan dari mesin cetak tapi dari goresan
tangannya. Semangatnya seperti Affandi salah seorang maestro lukis
Indonesia yang mendunia. Affandi pun pernah memikul sendiri hasil
lukisannya dan menjual keliling dari rumah kerumah menyusuri setiap
kampung dan kota.
Begitu indahnya jalan berkesenian yang dilalui oleh Kang Thoriq ini, Bahkan ketika saya bertanya kepadanya saat mengajar kaligrafi, "Kenapa suka dan ingin mendalami kaligrafi mas?" dia dengan singkat menjawab "saya ingin melihat keindahan Allah melalui kaligrafi sehingga menjadi pribadi yang mengindahkan". Jawaban yang singkat namun sarat makna dan filosofis.
Saya bangga melihat potensinya yang terus berkembang. Ia tidak pernah berhenti berimajinasi dan berkhayal. Khayalan dan imajinasinya itu berterbangan dan hinggap menjadi karya -karya yang menarik dan menggelitik. Kadang ia membuat lukisan kartun, bahkan semua jenis dan gaya lukisan mulai dari dekoratif, realis, impresionis, naturalis digelutinya, juga bergelut dengan lukisan kaligrafi abstrak khas gayanya yang pernah laku terjual 20 jt membuatnya semakin yakin dan mantap menekuni kaligrafi.
Ia tidak pernah minder, sesekali waktu ia ke sawah membantu Bapaknya atau kadang "ngarit" membantu Bapaknya mengambil rumput untuk dijadikan pakan ternak dan lainnya. Baginya hidup berkesenian adalah pilihan yang sangat indah, tanpa beban dan terus dinikmatinya. Di sawah ia bisa melukis hamparan sawah dengan imajinasinya yang luas dengan caranya sendiri, dan sepulang dari sawah ia menumpahkan setiap lekuk, kujur dan detail dari imajinasinya itu diatas kanvas dan media apa saja yang ditemuinya.
Di sanggar miliknya yang diberi nama Potlot Bujel Art ia terus bermimpi kelak menjadi Maestro Kaligrafi dan Seniman yang mendunia.
Semoga terus berkarya dan sukses menginspirasi Indonesia khususnya untuk kader dan Santri PSKQ Modern lainnya. Amiiin
Muhammad Assiry
Presdir PSKQ Modern
===============================================================
Illustrasi:
Bersama karya -karyanya yang membumi di kudus dan sekitarnya, karya Thoriq El-Huda bertebaran seperti rumput yang nenghampar di sawah.
Begitu indahnya jalan berkesenian yang dilalui oleh Kang Thoriq ini, Bahkan ketika saya bertanya kepadanya saat mengajar kaligrafi, "Kenapa suka dan ingin mendalami kaligrafi mas?" dia dengan singkat menjawab "saya ingin melihat keindahan Allah melalui kaligrafi sehingga menjadi pribadi yang mengindahkan". Jawaban yang singkat namun sarat makna dan filosofis.
Saya bangga melihat potensinya yang terus berkembang. Ia tidak pernah berhenti berimajinasi dan berkhayal. Khayalan dan imajinasinya itu berterbangan dan hinggap menjadi karya -karya yang menarik dan menggelitik. Kadang ia membuat lukisan kartun, bahkan semua jenis dan gaya lukisan mulai dari dekoratif, realis, impresionis, naturalis digelutinya, juga bergelut dengan lukisan kaligrafi abstrak khas gayanya yang pernah laku terjual 20 jt membuatnya semakin yakin dan mantap menekuni kaligrafi.
Ia tidak pernah minder, sesekali waktu ia ke sawah membantu Bapaknya atau kadang "ngarit" membantu Bapaknya mengambil rumput untuk dijadikan pakan ternak dan lainnya. Baginya hidup berkesenian adalah pilihan yang sangat indah, tanpa beban dan terus dinikmatinya. Di sawah ia bisa melukis hamparan sawah dengan imajinasinya yang luas dengan caranya sendiri, dan sepulang dari sawah ia menumpahkan setiap lekuk, kujur dan detail dari imajinasinya itu diatas kanvas dan media apa saja yang ditemuinya.
Di sanggar miliknya yang diberi nama Potlot Bujel Art ia terus bermimpi kelak menjadi Maestro Kaligrafi dan Seniman yang mendunia.
Semoga terus berkarya dan sukses menginspirasi Indonesia khususnya untuk kader dan Santri PSKQ Modern lainnya. Amiiin
Muhammad Assiry
Presdir PSKQ Modern
===============================================================
Illustrasi:
Bersama karya -karyanya yang membumi di kudus dan sekitarnya, karya Thoriq El-Huda bertebaran seperti rumput yang nenghampar di sawah.
No comments: