Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9

PSKQ Modern, 13 November 2015




          Memang benar, untuk membicarakan hal ini, saya
untuk saat ini menyaksikan dan saya mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan dua generasi master seni tradisional dan guru Seni, seperti saat mengajar diri sendiri, ketika saya masih seorang mahasiswa di Beaux Arts di iluminasi, dan masih menjabat sebagai profesor di fakultas Urban Planning. Terdapat Dua budaya yang berbeda di fakultas sekolah Baghdad (Hukum), dan ketika belajar dengan seorang master, yang memberi saya amanat (Ijazé) hingga membuat saya menjadi salah satu  anggota disilsilah master di Sekolah Baghdad. Belajar  dua Budaya / mengajar dua budaya yang berbeda ini telah dipondasi dengan ajaran/ dua budaya Barat –Timur (Doctor of Law) dan serta pendidikan di universitas yang transmisi dari guru kepada siswa, seperti yang saya terima sendiri .

          Cerita saya tentang seni dan puisi sudah mulai saat saya masih muda, di Baghdad, di mana saya dilahirkan, pewaris lama tentang tradisi menulis dan kaligrafi dan kata-kata yang indah yang terpajang di sebuah rumah. Kami tidak pernah pergi ke sebuah rumah yang memiliki kata-kata indah di dalamnya, namun sederhana, tanpa sebuah gambar  tetapi kaligrafi dapat berisi makna  tentang hal-hal yang baik.  

          Tapi
real contact dengan puisi menjadi satu hal yang mendunia di umum dan di pasaran, "souk" pendongeng dan penyair yang menulis ayat-ayat yang indah secara spontan. Saya sangat ingat seorang mengatakan tentang perjalanan Nabi ke langit ke tujuh  (yang Mir'aj), saat mencapai langit keempat, mendengar  dan meminta malaikat Jibril yang menemaninya saat itu. Malaikat itu mengatakan kepada Nabi Muhammad  bahwa  malaikat Calames bertanggung jawab tentang kaligrafi di bumi ini.

          Saya juga ingat kisah seorang penyair yang mengembara mabuk yang mengatakan ke pasaran (umum), membuat sindiran untuk surat-surat tertentu dari tulisan alfabet, tiba di rumah hari saat ia mabuk, ia menulis kaligrafi kaki Lamalif, yang mengacu dengan aliran  Charlot (nama seorang tokoh).
Tapi Saya pikir hal itu menyeberang dengan aturan  Rabelais (nama seorang tokoh).

          Penyair
besar seperti Abu Nawas menjelaskan dalam mimpi tercintanya, mengacu pada surat Lamalif: "Saya lihat  Allah memelukku dalam mimpi seperti Alif Lam pelukan ..."

          Pertemuan yang paling signifikan dalam hidup saya sebagai seniman, ini adalah
seperti rutinitas mingguan seorang penyair, pelukis dan musisi, kata tuan Hashem al-khattat El Bagdadi (1917-1973), ketika saya mengambil kursus saya . Setelah guruku melihat dan meneliti tulisan saya, pandangannya jatuh langsung pada Dal (setara dengan D) yang tidak proporsional, bahwa kesalahan tidak luput seorang penyair yang membuat kritik puitis. Beliau mengatakan "Dal Anda bisa menjadi indah, tetapi kosong seperti drum." Kata-kata ini masih bergema di telinga saya!

          Komplementaritas dari dua seni ini memberikan kesan bahwa ada kaligrafi yang bisa menembus jantung puisi tanpa
menentang pikiran penyair. Istilah dalam seni kaligrafi, dalam bahasa prancis  terdapat bahasa/ istilah kuno yaitu "Traduttore, traditore".
Terjemahan dari canalblog.com

About Assiry Art

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top