Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9

Assiry gombal mukiyo, 19 November 2015


Saya tidak berani menyebut Surat Undangan dari Bayt Al Quran TMII ini sebagai anugerah tetapi saya juga takut kepada Allah ketika menyebutnya sebagai musibah. Lha wong saya ini orang kampung, gendheng, bahlul, bahkan tidak memiliki kapasitas apapun dalam hidup ini. 

Tiba -tiba hari ini saya mendapatkan mandat dalam surat undangan resmi tersebut untuk menjadi salah satu Narasumber pengisi acara Dialog Kaligrafi dengan tema "Seni Kaligrafi Masjid". Lebih kaget lagi saya juga dipilih sebagai salah satu Dewan Juri Lomba Kaligrafi Tingkat Nasional Kementerian Agama RI di Bayt Quran TMII.

Sebuah tanggung jawab yang begitu berat di dunia bahkan akhirat. Bagaimana tidak berat, pada event lomba kaligrafi tingkat kecamatan, tingkat kabupaten Kudus bahkan lomba tingkat propinsi Jawa Tengah yang sekarang sedang berlangsung saja saya tidak pernah terlibat dan dilibatkan dalam penjurian lomba kaligrafi itu.

Yang pasti alasan pertama karena saya tidak pernah lulus persaratan sebagai apa saja lebih -lebih dalam penjurian kaligrafi. Alasan kedua, saya juga tidak pernah ditunjuk menjadi Juri dalam perhelatan akbar lomba -lomba semacam itu karena saya yakin dan tahu diri bahwa saya bukan termasuk orang yang memiliki kompetensi dan kapasitas untuk menjadi juri, saya masih awwam. Apalagi ko sampai "nekat" dan ke-PEDE-an dengan menyodorkan atau menawarkan diri sebagai juri dalam event-event lomba tersebut, jujur saya merasa belum mampu dan tidak layak karena jauh dari kualitas.

Bagaimana mungkin orang percaya dengan saya, wong saya sendiri saja terkadang tidak percaya dengan diri saya sendiri. Selama ini saya berjalan diluar jalur " nggembel " kemana -mana menebar virus kaligrafi, menikmati hidup saya sendiri, entah tidur diemperan, ditrotoar berteman dan akrab dengan nyamuk dan kecoa, "klesodan" di pinggir -pinggir teras musholla dan " ndlosor" di lantai masjid. Meskipun langkah itu saya menyebutnya sebagai idiom kaligrafi untuk menemukan "jati diri" kaligrafi yang entah kemana.

Semoga Allah selalu menuntun langkah saya yang " kerdil" ini untuk bisa "ndereake", tabarukan dan terus -menerus belajar kepada para Guru saya para Master Kaligrafi Indonesia dan dunia yang sudah masyhur seperti : KH.Dr.Didin Sirajuddin M.Ag, Ustaz H. Syahryansyah Sirajuddn LC, Ustaz H.Isep Misbah M.Ag, Ustaz H.Athoillah M.Ag. Amiiiin.......

About Assiry Art

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top