Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9



Bandar Lampung –- Sebagian besar orang menganggap abu rokok seperti sampah dan tidak berguna, namun berbeda bagi Eko Santoso. Mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya ini mampu memanfaatkan abu rokok menjadi media untuk berkreasi. Dirinya dapat membuat lukisan yang menawan hanya dengan menggunakan abu rokok.

Lukisan dari abu rokok karya Eko Santoso yang membentuk gedung IBI Darmajaya menjadi salah satu lukisan yang menarik perhatian para pengunjung Pameran Seni Rupa Fun Art yang digelar Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni Komunitas Biroe (UKMBS Kombir).

Sebanyak 20 karya lukisan dan foto yang berasal dari UKM Kombir, UKM DCFC, UKMBS perguruan tinggi lain, dan perupa Lampung juga ikut meramaikan pameran yang berlangsung di Lapangan Parkir Anggur IBI Darmajaya, 18-22 Mei 2015.

Mahasiswa semester 2 jurusan Akuntansi ini mengatakan dirinya baru sebulan mempelajari cara melukis menggunakan abu rokok dan lukisan gedung IBI Darmajaya dibuatnya hanya dalam waktu 2 hari.

“Awalnya tidak disengaja, pada saat ingin menggambar saya tidak memiliki pensil. Kemudian saya melihat ada asbak rokok, lalu saya mencoba melukis dengan abu rokok. Ternyata hasilnya bagus, sehingga saya terus mempelajarinya,” cerita Eko.

Pria kelahiran 14 Mei 1995 ini menuturkan membuat lukisan dengan abu rokok baginya lebih mudah dibandingkan menggunakan pensil. Eko menambahkan, lukisan abu rokok dibuatnya hanya dengan menggunakan jari tangan tanpa bantuan alat lain.

“Menggunakan abu rokok pada saat melukis lebih cepat untuk membuat arsiran dibandingkan pensil. Tetapi lebih sulit menggunakan abu rokok untuk membuat detail kecil pada lukisan seperti sudut dan lainnya,” ungkap pria berzodiak Taurus ini dalam rilisnya kepada Lampost.co, Sabtu (23/5/2015).

Putra pasangan Supaiman dan Sukinah ini mengaku memiliki hoby menggambar sejak dirinya duduk dibangku sekolah dasar (SD).

“Berawal dari coretan dibelakang buku, hingga membuat kaligrafi dan melukis menggunakan cat pernah saya pelajari. Namun saya lebih suka membuat sketsa gambar menggunakan abu rokok, pensil atau pena tanpa kombinasi warna,” terangnya.

Anak pertama dari empat bersaudara ini mengatakan melalui lukisan, ia dapat bebas menuangkan pemikiran, pendapat tentang kondisi pemerintahan, budaya, ekonomi, dan konflik social.

“Dengan melukis saya dapat mengekresikan diri, berinovasi dan berkreasi dengan menghasilkan sebuah karya” ujar anggota UKMBS Kombir divisi seni rupa ini.

Sementara itu, Rektor IBI Darmajaya Dr. Andi Desfiandi, SE. MA menuturkan pengembangan minat dan bakat mahasiswa dapat disalurkan melalui organisasi kemahasiswaan.

“Saya mengapresiasi upaya UKM Kombir dalam melestarikan kesenian dan budaya. Tidak hanya sekedar berorganisasi, mahasiswa juga dituntut untuk kreatif mengadakan acara serta mampu menghasilkan sebuah karya dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

Acara ini merupakan bentuk apresiasi IBI Darmajaya terhadap karya seni yang telah dihasilkan para peserta sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat umum. “Diharapkan acara ini dapat menumbuh minat dan memotivasi remaja dan pemuda Lampung lainnya untuk ikut berkarya, dan memajukan seni rupa di Provinsi Lampung,” harapnya.

Sumber : lampost.co

About Elsya Vera Indraswari

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top