Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9

 

PSKQ Modern, 09 September 2015
 
Salah satu karya seni rupa tiga dimensi yang dipamerkan Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki. Patung The Second God karya Yana WS ini dibuat sebagai wujud keprihatinannya kepada masyarakat di zaman ini, Jumat (18/7).


Suasana malam di ruang Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki (TIM) seolah dimanjakan dengan suara lantunan dzikir yang bergema dengan halus. Lantunan dzikir tersebut berasal dari salah satu karya seni rupa karya Hardiman Rajab, seniman lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ), yang berjudul Number Five.

Number Five merupakan salah satu seni rupa berbentuk kubus dengan tutup terbuka. Di dalamnya, terdapat gramophone –alat pemutar musik- yang dilengkapi dengan kakbah tiga dimensi di tengah piring phonoghraph. Gramophone tersebut menggambarkan keadaan Masjidil Haram yang dipenuhi orang berthawaf.

Berbeda dengan pameran kaligrafi tahun lalu yang hanya menyajikan kaligrafi dua dimensi saja, penyelenggara pameran tahun ini menyajikan karya seni rupa tiga dimensi. Alasannya, praktisi seni rupa ingin menggali dan memahami arti kesenian kaligrafi. Pameran seni rupa kaligrafi dua dan tiga dimensi tahun ini bertema Hikmah Ramadhan. Penyelenggara memamerkan 60 karya seni rupa, 6 di antaranya karya seni tiga dimensi.

Menurut Dick,ketua pelaksana Pameran Seni Rupa Kaligrafi, respon positif banyak yang datang dari pengunjung membuat ia bekerja sama dengan para seniman dari beberapa perguruan tinggi untuk menyelenggarakan pameran kaligrafi. Ia menghadirkan 36 peserta dari IKJ, ITB, UIN, UNJ, dan rekannya yang otodidak menghasilkan karya.

Karya seni rupa tiga dimensi lain terletak di tengah ruangan terlihat mencolok. Patung tersebut berbentuk sapi yang badannya dipenuhi handphone-handphone bekas. Karya seni rupa ini diberi nama The Second God karya Yana WS.

Pembuatan patung ini, kata Dick, menjadi bentuk kritik sosial Yana terhadap masyarakat zaman sekarang. Sapi tersebut dikonotasikan sebagai tuhan karena handphone dan peralatan elektronik lainnya telah didewakan dan menjadi candu bagi masyarakat saat ini.

Selain itu, di sudut lainnya terpampang lukisan berjudul Kupu-kupu yang Berdzikir karya Dick Syahrir. Lukisan ini dibuat untuk menyampaikan rasa kekecewaan terhadap pembangunan gedung besar di tempat tinggalnya. Ia menceritakan, dahulu di Cengkareng, banyak sekali kupu-kupu dan kunang-kunang. Tetapi, karena adanya pembangunan gedung real estate, serangga tersebut menghilang.

Salah satu pengunjung, Leon Agusta, berpendapat, pameran kaligrafi ini telah menghadirkan ragam seni rupa yang tidak sekedar lukisan saja. Menurutnya, pada tahun 1970, kaligrafi masih bersifat tradisional dan terikat pada tulisan arab dari ayat Al-Quran, sedangkan sekarang kaligrafi menghadirkan bentuk-bentuk lain dalam karya seni.

About Elsya Vera Indraswari

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top