Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9

Assiry gombal mukiyo, 27 Agustus 2015


Kanjeng Nabi yang aku maksudkan adalah , Nabi terakhir yang diturunkan Allah di dunia. Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Sejak kecil aku sudah dikenalkan dengan beliau, buku-buku pelajaran Agama Islam yang kubaca sejak SD banyak mengupas tentang beliau. Hanya saja aku tidak pernah melihat wajahnya, apalagi sempat mencium tangannya. Beliau hidup terpisah 16 Abad yang lalu. Akupun tidak pernah menemukan gambaran wajah kanjeng Nabi, gambar-gambar kartun yang beredar di internet terlalu sangar untuk wajah beliau yang digambarkan oleh pak guru katanya sangat teduh dan bercahaya.

Tapi rasa syukurku yang berlimpah -limpah bahkan tak bisa aku bayangkan kembali ketika beberapa waktu lalu saat perjalanan menuju Bogor naik Bus Nusantara dalam misi menebar virus -virus kaligrafi di Sekolah Polisi Negara LidoBogor.

Antara tidur dan terjaga sekitar pukul 03.30 WIB tampak seraut wajah.

Wajah yang tersenyum hingga gigi yang bagai mutiara merekah kemilauan memandangku. Senyum yang mengembang itu sangat jelas terpancar dengan tubuh yang tinggi dan gagah. Alis yang tebal dan diantara alis satu dengan lainnya tumbuh bulu -bulu tipis yang hampir bertemu.

Wajah yang sumringah "gumuyu" .

Dibawah sadarku dalam tidur yang terlelap itu aku mengatakan itu lho Kanjeng Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wasallam. Aku terpana dan kebingungan dalam bisu penuh kegamangan karena tidak percaya dengan kejadian itu.

Dalam hitungan menit, mimpi itu terasa begitu berharga dan pastinya tidak pernah bisa aku lupakan sampai kapanpun.

Oohhh Kanjeng Nabi Muhammadku. Barangkali engkau hadir untuk menegur atas segala perilakuku yang kasar, cabul atau semacamnya sehingga banyak sekali orang lain yang aku rugikan.

Aku sendiri tidak pernah mempercayai diriku sendiri bahwa jangan sampai ada diantara teman -teman sekalian yang menganggap bahwa Nabi memperlihatkan keagungan wajahnya karena aku adalah salah satu makhluk yang baik, apalagi anda menganggap bahwa aku adalah orang yang sholeh itu sungguh fitnah yang tidak benar.

Aku adalah manusia yang tidak baik yang belajar menjadi baik menuju Allah Azza wajalla.Barangkali itu adalah manfaat terbesar membaca Shalawat kepada Kanjeng Nabi Saw. Sehingga dapat melihat Kanjeng Nabi saw meskipun dalam mimpi. Aku yakin dan percaya "dhawuh" Abah Luthfi pekalongan bahwa akan meningkat kualitas mimpi bertemu Rasul jika semakin banyak shalawat yang dibaca, hingga sampai bisa melihat Nabi saw dalam keadaan terjaga.

Sabda Nabi “ من رانى فى المنام فقد رأني حقا
“Siapa saja yang melihatku dalam mimpi, maka ia telah melihatku secara nyata".

Teman -teman sekalian aku hanya ingin berbagi kegembiraan dan membenarkan apa yang sudah dikatakan oleh para Guru, oleh Alim dan Ulama'. Benarlah itu semua.

Jika ada pertanyaan. Lalu apakah mimpi bertemu Rasul ini juga berlaku bagi seorang mukmin ahli maksiat, yang gemar melakukan dosa ?

Nah "ndak" usah jauh -jauh menurut ulama, tapi cukup saja aku tegaskan bahwa hal ini bisa berlaku dan terjadi secara umum baik yang bermimpi orang yang taat maupun mukmin yang tidak taat ( bejat) seperti aku sendiri.

Mukmin yang tidak taat yang bermimpi bertemu Nabi saw menjadi pertanda ia akan mendapatkan petunjuk untuk melakukan ketaatan.Semoga ini adalah awal yang baik untukku menjadi seorang hamba yang taat ketika sebelumnya aku adalah manusia yang paling laknat. Amiin.

About Elsya Vera Indraswari

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top