Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9


Assiry gombal mukiyo
Kudus, 10 agustus 2015

Setiap hari selalu ada kelahiran
Kelahiran adalah sebuah anugerah bagi ibu
Dengannya ia telah membuahkan karya kehidupan
Karya yang akan ia asuh menjadi sosok teladan


Doa-doa dilangitkan berupa syukur dan harapan
Manusia lahir dengan cara yang sama bermiripan
Tapi dengan garis tangan yang berbeda-beda
Manusia hidup untuk berkarya, sehingga saat pulang ia tak sia-sia

Di dunia mereka hidup menjadi apa saja
Yang mereka temukan saat mulai tumbuh pupus
Dan salah satunya adalah menjadi sesungguhnya manusia
Sepertimu wahai Gus Mus

Engkau lebih memahami perasaan kuda daripada kusirnya
Karena kusir hanya memaksa kuda untuk bekerja siang malam.
Meskipun engkau tidak terlalu berani menyampaikan perasaan kuda itu kepada kusir-kusirnya yang muram
Karena engkau tahu kuda dan kusir sama-sama menderitanya

Hidup dalam keadaan yang sangat religius
Dengan kebijaksanaan memandang suatu hal khusus
Dengan kedekatanmu kepada orang-orang kecil
Begitu cara puisi hidup dalam dirimu yang adil

Di negeri yang bebas ini
Yang tidak membatasi ruang gerak
Tempat aku bisa menciptakan alam lain tanpa merasa menyaingi-Nya.
Laksana memeluk degup nadimu dalam kepak

Di dalam dadamu wahai Gus Mus
Aku menemukan sebuah negeri puisi
Puisi yang hanya akan ada ketika ia dikeluarkan dengan cara dituliskan.
Dan engkau menggunakan filosofi padi untuk menuliskannya

Dihamparan semesta raya ini
Seratus abad kemudian
Baru akan dilahirkan kembali
Manudia padi yang penuh kelembutan

Putihnya pancaran auramu
Bukan hanya baju dan rambutmu
Tapi kalbumu memutih berbaur warna Tuhan
Ada Tuhan disetiap degup dan setiap langkah keputusan

Oh aku semakin beku
Tengah malam menjadi kian hanyut dalam khusu'
Membayangkan wajahmu yang selalu gumuyu
Aku selalu saja menyaksikan Tuhan dalam gerakmu

Ketika butiran kristal dimatamu bersimbah
Seiring serak dan berat suaramu menahan rinai hujan air mata
Semua orang ikut menikmati dalam tangis itu demi sebuah akhlaq karimah
Mereka tak kuasa menahan dentuman tangis bukan karena apa dan siapa

Sekali lagi karena mereka melihat Tuhan erat memeluk dan menggendongmu
==============================================================
Kado kecil dari kata -kata yang kerdil sebagai persembahan ulang tahun untukmu Gus Mus. Semoga terus mem-padi.

About Elsya Vera Indraswari

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top