Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9

Assiry gombal mukiyo, 26 Juli 2015



Ada dua kubu ekstrim yang lagi 'garap' bangsa ini. Yg satu ekstrim liberal dengan tujuan menciptakan masyarakat liberal ala barat yg mengutamakan kebebasan pribadi diatas kemaslahatan komunal, baik pakai embel-embel islam (seperti JIL) atau langsung termasuk liberalisasi pengelolaan sumber daya (mineral, air, tanah) dan pasar( ekonomi).

Yang satu lagi ekstrim salafis (boleh disebut wahabi/isis/taliban/mujahidin/ikhwanul muslimin, semua sama- sama berpaham ulama salaf yg anti tajdid) yg ingin men-SERAGAM-kan semua orang untuk bercelana cingkrang, berjanggut panjang, memakai uang dirham, mengharamkan semua yang tidak diajarkan ulama salaf, menuduh bidah karena tidak mencontoh Nabi Muhammad SAW, membawa perang kebencian kepada syiah, menganjurkan org meninggalkan sains/logika/common sense menuju tradisi salaf masa lampau dan aktif mempengaruhi generasi-generasi muda dan orang-orang awam.


Sehingga orang awam agama bisa berpandangan sekeras taliban tanpa mengerti bagaimana mentafsir hadits, merekonstruksi fiqh, dsb. Islam ala indonesia yg skrg mulai dilabeli #islamNusantara berusaha dibajak oleh mereka dari golongan liberal dan dihujat habis -habisan dari golongan ekstrimis salafis. Padahal butuh redefinisi 'golden values' islam Nusantara' yang mau diusung ini, dan itu butuh kapasitas cendekiawan muslim NU/muhammadiyah/IAIN dsb, melebihi kapasitasa seorg individu tok (mau itu Ulil/Cak Nun/Abah Lutfi Pekalongan/ whoever) untuk mendefinisikannya.


Siapa cendekia muslim kita yg sanggup mempelopori kongres cendekia muslim nusantara untuk merumuskan 'golden values' #islamNusantara? sebelum keburu diklaim pihak liberal atau difitnah pihak ekstrimis salafis.

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa tahu keadaan yang akan menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu" . [QS. Al Hujuraat (49): 6]

Untuk menguasai sebuah negara dan bangsa, kini tidak harus dilakukan secara militer, melainkan secara ekonomi dan informasi. Waspadalah, Indonesia sedang 'diserang' habis-habisan. Turbulensi informasi sedemikian kencangnya. Pembunuhan karakter dilakukan kepada siapa saja. Negarawan dan tokoh agama 'dihabisi' kredibilitasnya.
Mazhab dan aliran agama dibentur-benturkan. Ormas dan komunitas Islam diadu domba. Yang benar dituding salah, yang salah dijunjung dan dipuja. Inilah Indonesia yang telah memasuki jaman dimana musuh menjadi teman dan kawan jadi lawan dan sasaran.

Ketika 'siapa saja' bisa bicara 'apa saja', dan media sosial dibuka sebebas-bebasnya. Maka, para penggunanya pun menjadi linglung, sulit membedakan mana yang benar, mana yang salah.
Mari kita melihat dengan kedalaman inderawi kita masing -masing agar dapat merasakan situasi yang demikian parahnya. Penguasaan aset negara dan penjajahan ekonomi, intervensi asing dalam kasus pelarangan shalat idul fitri, dan lain sebagainya menjadi pintu masuk para Dajjal. Bangsa ini harus tetap waspada dan terus berbenah diri dari serangan yang membabi buta yang digerakkan oleh dajjal -dajjal yang menguasai "jaman edan".

About Assiry Art

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top