Assiry gombal mukiyo, 06 Maret 2015
Separuh anak-anakmu miskin
Dan itu ratusan juta nyawa.....
Seperempat diantaranya setiap hari harus puasa karena nasi tidak
tersedia di meja dan itu puluhan juta perut lapar tiap harinya....
Sepersepuluh anakmu tidak punya kerja demi sebungkus nasi mereka bisa jadi massa murka menghancurkan apa saja di depan mata dan itu jutaan mulut menganga.....
Sepertiga duit untuk membangun bangsa menguap di kantong anak-anakmu yang gila, berfoya-foya di atas tangis saudaranya dan itu ratusan trilyun rupiah setiap tahunnya.....
Anak-anakmu ingin cerai dari keluarga karena Indonesia lebih mirip kerajaan Jawa lengkap dengan raja dan hulubalang culasnya
Anak-anakmu suka membunuh saudaranya dianiaya dan dicabut haknya hanya karena beda warna kulit dan agama
Anak-anakmu yang pintar dan berkuasa yang seharusnya membimbing dan bijaksana rebutan duit di parlemen dan istana
Anak-anakmu yang bernama DPR mestinya menjadi tempat menampung keluh
Tapi justru mereka yang sering ribut, bikin gaduh dan membuat kami mengeluh
Anak -anakmu yang bernama kejujuran, keadilan dan penegakan hukum
Kini bagai tong sampah yang yang beracun saling menghukum
Padahal kau adalah pulau atlantis yang hilang itu
Negerimu subur makmur, tapi dikuasai asing anak-anakmu jadi kacung dinegeri seberang.
Budayamu adalah kebudayaan tertua bahkan mengalahkan mesir kuno
Indonesia....
Kapankah kiranya Anak-anakmu sejahtera dan penuh cinta
Indonesia....
Kau sudah cukup tua tapi sayang kau belum dewasa anak-anakmu tak kau didik dengan semestinya
Sepersepuluh anakmu tidak punya kerja demi sebungkus nasi mereka bisa jadi massa murka menghancurkan apa saja di depan mata dan itu jutaan mulut menganga.....
Sepertiga duit untuk membangun bangsa menguap di kantong anak-anakmu yang gila, berfoya-foya di atas tangis saudaranya dan itu ratusan trilyun rupiah setiap tahunnya.....
Anak-anakmu ingin cerai dari keluarga karena Indonesia lebih mirip kerajaan Jawa lengkap dengan raja dan hulubalang culasnya
Anak-anakmu suka membunuh saudaranya dianiaya dan dicabut haknya hanya karena beda warna kulit dan agama
Anak-anakmu yang pintar dan berkuasa yang seharusnya membimbing dan bijaksana rebutan duit di parlemen dan istana
Anak-anakmu yang bernama DPR mestinya menjadi tempat menampung keluh
Tapi justru mereka yang sering ribut, bikin gaduh dan membuat kami mengeluh
Anak -anakmu yang bernama kejujuran, keadilan dan penegakan hukum
Kini bagai tong sampah yang yang beracun saling menghukum
Padahal kau adalah pulau atlantis yang hilang itu
Negerimu subur makmur, tapi dikuasai asing anak-anakmu jadi kacung dinegeri seberang.
Budayamu adalah kebudayaan tertua bahkan mengalahkan mesir kuno
Indonesia....
Kapankah kiranya Anak-anakmu sejahtera dan penuh cinta
Indonesia....
Kau sudah cukup tua tapi sayang kau belum dewasa anak-anakmu tak kau didik dengan semestinya
No comments: