Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9

Assiry, 27 Juli 2014


Saya tidak mengkritik perayaan Idul Fithri secara seremonial, maaf-memaafkan, tapi apakah kita memang sudah saling memaafkan, antara guru – murid, orang tua – anak, atasan – bawahan, dan seterusnya. Atau apakah kita lebih senang menyimpan dendam hingga beranak -pinak menjadi kebencian 2 yang terselubung.
Kalau dalam sepak bola, tendangan Anda nggak masuk-masuk, yang perlu diperbaiki itu tendangannya atau gawangnya yang digeser? Seharusnya kan yang pertama, tapi sekarang ini yang sering kita lakukan justru malah menggeser gawangnya.

Hari raya itu ada lima, yaitu: dimaafkan oleh seluruh makhluk alam semesta dan Allah SWT, mati secara khusnul khatimah, nguwot sirathal-mustaqim dengan selamat, memasuki surganya Allah, dan dapat berjumpa dengan Allah SWT. Maka dari itu kita harus meminta maaf. Jika manusia sudah bisa meminta maaf, nah, tergantung sama yang dimintai maaf. Kita sudah meminta maaf kepada alam semesta, tapi bagaimana dengan alam semesta, apakah dia memaafkan kita?

Meskipun femikian ternyata memberi maaf itu lebih tinggi derajatnya daripada meminta maaf.Maka pantas saja jika Tuhan menggolongkan orang yang selalu memaafkn atas kesalahn orang lain (al a'afina 'ani Annasi) sebagai orang yang Muttaqin dan dirindukan surga.

About Elsya Vera Indraswari

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top