Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9



Assiry gombal mukiyo, 26 September 2014

Saya dituduh sebagai kaligrafer ini kesalahan serius dari temen 2 sekalian. Kaligrafer itu bukan hanya bisa menulis kaligrafi tapi juga menjalani dan meneladankan apa yang dituliskan itu, sedangkn yang ditulis adalah Al Quran dan hadist.

Hanya karena saya banyak menelurkan ratusan karya dipenjuru nusantara dan beberapa di luar negeri, lantas saya disebut kaligrafer, itu adalah cara berfikir yang keliru.

Hanya karena seseorang sudah menuarai lomba kaligrafi atau mungkin sudah mndaptkan syahadah dari IRCICA atau semacam pengesahan sanad misalnya kemudian anda buru 2 menyematkan gelar kepada seorang tersebut sebagai kaligrafer, tidak semudah itu.
Saya menjadi manusia saja belum bisa. 

Saya jauh dari itu semua.

Malah beberapa temen 2 ini ada yang manggil saya Ustaz.
Goblok bin gendheng alias ngawur dan fitnah.
Ustaz itu dari bahasa arab yang berati guru atau pendidik.
Kalau dikaji secara mendalam guru terdiri dari dua kata (Gu) yang berati di gugu atau bisa dipercaya omongan dan kata 2nya. Setiap kata 2 yang keluar adalah mutiara ilmu dan kebajikan.
Sedangkan (Ru) itu mengandung makna bahwa seorang Ustaz itu bisa ditiru dan dan ikuti perilaku, perbuatan dan mnjadi uswah atau teladan bagi siapapun.

Saya jauh dari itu semua. 

Saya tidak memiliki identitas apa 2. Ketika ada yang bertanya "kamu agamanya apa ?"Saya ngga bisa ngomong apa -apa, seperti bisu, kalau aku jawab " Ya aku Islam" apa saya tidak terlalu berlebihan ?
Jangan 2 ketika saya mengaku islam malah mengotori islam dan merugikan Islam, soalnya Islam itu suci, lha wong saya kotor dan belum bisa menjadi seseorang yang menyamankan dan menciptakan rasa tentram dan membuka peluang untuk berbagi kesejahteraan bagi orang lain.
Orang yang memiliki sifat itu disebut Muslim.

Saya pun jauh dari itu semua.

Apa yang terjadi jika masyarakat begitu mempermasalahkan identitas. Ada yang kecelakaan, sebelum ditolong ditanya dulu, Islam atau bukan? Kalau Islam, NU (Nahdlatul Ulama) apa Muhammadiyah? Lalu NU PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) apa PPP (Partai Persatuan Pembangunan)?
Kalau ternyata yang kecelakaan tersebut mnjawab bukan Islam kemudian kompak untuk diperlambat saja pertolongannya.

Ya Allah ya Kariim....sampai kapan kita selalu melihat identitasnya dahulu sebelum melakukan kebaikan -kebaikan.
 
Akhirnya .....Sampai mati ditengah jalan berdarah 2, itu orang malah nggak ditolong.
Saya tidak keberatan disebut Gigolo, maling, Tuyul, Kirik, kroco, gombal mukiyo, misalnya malah Alhamdulillah, biar saya bisa terus belajar agar bisa lebih baik . Sama seperti sekolah nggak lulus-lulus, jadi saya belajar terus.

Saya belum berani menyebut diri muslim, apalagi bilang saya "ngganteng"......ini bisa menimbulkan demontrasi dan penolakan dimana-mana.

About Elsya Vera Indraswari

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top