Assiry gombal mukiyo, 11 Oktober 2014
Agama itu bukan institusi, karena itu orang masuk ke dalam agama atau keluar dari agama itu bukan sebuah persoalan. Kalau anda mengaku beragama tapi suka kekerasan itu bukan beragama (atheis) namanya.
Islam itu bukan sekadar shalat, puasa, zakat, haji, atau syariah, tapi Islam adalah jujur kepada manusia, Islam adalah cinta kepada manusia, Islam adalah keindahan, jadi kalau anda mengaku Islam tapi tidak indah atau suka kekerasan, maka anda belum tentu Islam.
Bahkan, rukun Islam (shalat, puasa, zakat, haji, dan syariah lainnya) itu hanya 3,5 persen dari ajaran, sedangkan 96,5 persen dari ajaran Islam yang sesungguhnya adalah keindahan, penghormatan kepada sesama, jujur, adil, bersih, bersatu, dan seterusnya.
Bukankah Muhammad Saw.diutus Allah untuk menyempurnakan Akhlak manusia. Karena essensi agama adalah akhlak. Tidak salah jika Sang primadona yang bernama Kanjeng Nabi Muhammad.Saw dipuji Allah dan bahkan menjadi ikon manusia paling sempurna bukan karena harta dan kedudukannya, bukan karena apapun tapi karena budi pekertinya yang mulia. Kata Allah ''wainnaka la'ala khuluqin 'Adzim" sesungguhnya engkau wahai ( muhammad) sungguh memiliki akhlaq yang sangat luhur.
Sudah sedemikian
gamblang dan jelasnya bahwa agama diciptakan Tuhan sebagai sarana untuk
menyerap, meneladani dan mengamalkan setiap perintahnya dan menjahui segala
rambu 2 laranganNya. Bukankah semua kitab suci yang diturunkan baik zabur,
taurat, injil dan Al Quran semua mengajarkan tentang darma, dan kebaikan.
Begitu bodoh dan dungunya kita jika masih terus menerus menebarkan kerusakan,
permusuhan apalagi kekerasan.
No comments: