Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9


Assiry gombal mukiyo, 11 Oktober 2014

Orang beragama kok hobbynya tawuran dan kekerasan. Mending tidak perlu ada agama jika budaya kekerasan semakin merajalela. Rasanya tidak salah jika ada tetangga saya rada -rada error dan nekat ingin keluar dari agama, karena agama sudah tidak lagi membuat orang menjadi sejuk, banyak orang beragama yang suka konflik, banyak orang dengan pakaian agama justru melakukan kekerasan, bahkan membunuh saudara sendiri. Jadi buat apa beragama" keluh tetangga saya.


Agama itu bukan institusi, karena itu orang masuk ke dalam agama atau keluar dari agama itu bukan sebuah persoalan. Kalau anda mengaku beragama tapi suka kekerasan itu bukan beragama (atheis) namanya.
Islam itu bukan sekadar shalat, puasa, zakat, haji, atau syariah, tapi Islam adalah jujur kepada manusia, Islam adalah cinta kepada manusia, Islam adalah keindahan, jadi kalau anda mengaku Islam tapi tidak indah atau suka kekerasan, maka anda belum tentu Islam.

Bahkan, rukun Islam (shalat, puasa, zakat, haji, dan syariah lainnya) itu hanya 3,5 persen dari ajaran, sedangkan 96,5 persen dari ajaran Islam yang sesungguhnya adalah keindahan, penghormatan kepada sesama, jujur, adil, bersih, bersatu, dan seterusnya.

Bukankah Muhammad Saw.diutus Allah untuk menyempurnakan Akhlak manusia. Karena essensi agama adalah akhlak. Tidak salah jika Sang primadona yang bernama Kanjeng Nabi Muhammad.Saw dipuji Allah dan bahkan menjadi ikon manusia paling sempurna bukan karena harta dan kedudukannya, bukan karena apapun tapi karena budi pekertinya yang mulia. Kata Allah ''wainnaka la'ala khuluqin 'Adzim" sesungguhnya engkau wahai ( muhammad) sungguh memiliki akhlaq yang sangat luhur.
Sudah sedemikian gamblang dan jelasnya bahwa agama diciptakan Tuhan sebagai sarana untuk menyerap, meneladani dan mengamalkan setiap perintahnya dan menjahui segala rambu 2 laranganNya. Bukankah semua kitab suci yang diturunkan baik zabur, taurat, injil dan Al Quran semua mengajarkan tentang darma, dan kebaikan. Begitu bodoh dan dungunya kita jika masih terus menerus menebarkan kerusakan, permusuhan apalagi kekerasan.
 

About Elsya Vera Indraswari

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top